#6 Empat Dimensi Kepemimpinan Pun Dibuktikan!

Seri Transformasional Leadership:
Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving The Impossible

Allahu Akbar! Tujuh syarat penting dan mendasar dalam model kepemimpinan transformasional telah dilampaui.

Tapi, eiiit … tahan dulu … sebelum lanjut, perlu dipahami, model kepemimpinan transformasional adalah temuan di abad 20 ini, sementara legenda yang sedang kita pelajari ini hidup lima abad sebelumnya. Karena itu, cara berpikirnya adalah model ini hanya digunakan sebagai alat bedah saja. Meski, kalau kita pelajari model ini menggunakan basis worldview Islam, maka saya haqqul yakin, model ini dibuat dengan mendapat pengaruh -langsung atau tidak langsung- dari sosok utama di muka bumi ini, yakni Rasulullah saw. Sosok yang juga menjadi panutan pertama dan utama bagi sang legenda dalam semua aspek peri kehidupannya. Keyakinan yang sama, akan dirasakan oleh siapa saja setelah membaca lengkap model ini dari definisi hingga indikator yang digunakannya. Mari kita simak.

Para ahli, seperti Sarros dan Butchatsky (1996) misalnya, menyebut model kepemimpinan ini sebagai model kepemimpinan penerobos (breakthrough leadership). Disebut penerobos, karena pemimpin dengan tipe ini memiliki kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi; memulai proses penciptaan inovasi; meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan.

Model ini juga disebut sebagai kepemimpinan ‘metanoaiac’. Disebut begitu, karena pemimpin mampu membawa perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan pengikut karena memiliki pemikiran ‘metanoiac’, pemikiran yang mendasar dan besar (meta= perubahan, nous/noos= pikiran; Yunani). Coba pikirkan, apa sesungguhnya pemikiran yang mendasar dan besar itu, jika bukan pemikiran yang menjawab esensi kehidupan ini. Menjawab pertanyaan yang sangat mendasar, dari mana asal mula kehidupan ini, untuk apa kita hidup di dunia ini dan … akan ke mana kita semua ini setelah mati nanti. Hanya akidah Islam yang menjawab semua itu dengan gamblang, dengan pembuktian yang memuaskan akal sekaligus menentramkan jiwa! Jawaban yang mendasar dan besar. Jawaban yang membangkitkan dan membawa perubahan yang mendasar dan besar. Kepemimpinan yang mentransformasi semua stakeholder-nya!

Begitulah, kepemimpinan transformasional akhirnya disebut juga sebagai kepemimpinan penerobos dan kepemimpinan metanoiac!

Definisi di atas menghantarkan dimensi kepemimpinan yang menyeluruh. Dan sekali lagi, penjelasan dimensi ini juga akan memberi keyakinan yang sama betapa model ini merujuk pada sosok pemimpin utama di dunia ini, Rasulullah saw. Mari kita lihat lebih dalam! Ada empat dimensi dalam model kepemimpinan ini:

1. Idealized Influence (pengaruh ideal). Pemimpin memiliki perilaku yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati, dan sekaligus mempercayainya. Pemimpin adalah Teladan.

2. Inspirational Motivation (motivasi inspirasi). Pemimpin mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan/pengikut, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme. Seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme. Pemimpin memotivasi, menginspirasi, menggerakkan bawahan/pengikut mencapai kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbayangkan dengan Mimpi Besar. Melakukan ACHIEVING THE IMPOSSIBLE !

3. Intellectual Stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan/pengikut, memberikan motivasi pada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Pemimpin mengajak berpikir kritis, mencari akar masalah setiap persoalan yang dihadapi, mampu menunjukkan jalan keluar dan bersama-sama mereka menjalankan solusi itu!

4. Individualized Consideration (konsiderasi individu). Pemimpin mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan/pengikut serta secara khusus mau memperhatikan kebutuhan bawahan/pengikut akan pengembangan karir. Pemimpin mampu membangun assessment bersama, memberdayakan setiap individu dan membangun Reputasi dan Catatan Rekor bersama.

Masyaallah tabarakallah, semua dimensi itu melekat erat dalam seluruh episode kepemimpinan Rasulullah saw. selama hidupnya. Tak heran jika Michael H. Hart seorang astrofisikawan Yahudi-Amerika, dalam bukunya yang sangat terkenal “The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History” (1978) dengan jujur menempatkan Nabi Muhammad saw. di peringkat pertama atas segala atribut kepribadian dan kepemimpinannya yang luar biasa dan pengaruhnya yang juga luar biasa yang terus bertahan hingga saat ini. Mewariskan kepemimpinan, acuan dan sistemnya bagi umatnya hingga akhir zaman. Begitu juga dengan Jules Masserman, seorang peneliti independen sekaligus seorang professor di Universitas Chicago Amerika, dalam penelitiannya juga berkesimpulan bahwa “Pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah Muhammad (saw.)” (Majalah Time, Who Were History’s Great Leaders, edisi 15 juli 1974). Allahumma sholli ala Muhammad.

Keteladanan dalam semua aspek kehidupan itu sesuatu yang sudah digaransi Allah Swt. ada pada diri beliau saw.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.‘’ (QS. Al-Ahzab: 21)

Karena itu, jika mendapati seorang Muhammad Al Fatih bisa menjelma menjadi pemimpin yang membuktikan diri melebihi empat dimensi kepemimpinan transformasional itu, tidak lain dan tidak bukan karena beliau dididik dengan penuh totalitas oleh coach, mentor, guru yakni dua ulama besar di zamannya yang merujuk langsung kepada teladan kepemimpinan Rasulullah saw. Begitulah, hasil memang tak pernah mengkhianati proses!

Begitulah, sekali lagi, bi idznillah wa bi nashrillah, empat dimensi kepemimpinan itu pun dibuktikannya.

Hikmah Bakal Aksi:

Pemimpin Transformasional Sejati Pasti Mengikuti Teladan Rasulullah saw.!

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini adalah dasar yang paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah saw., baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keadaannya. Allahumma sholli ala Muhammad.

Pak Kar. 13.3.2023
Untuk Sahzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi