Oleh. Ummu Shofiyah
Seremonial tahunan
Ibu kita Kartini mengangkat derajat perempuan
Di masa lalu telah ditetapkan menjadi pahlawan
“Habis gelap terbitlah terang” menjadi slogan
Hari Kartini identik dengan emansipasi
Ide kesetaraan merajai negeri
Pakaian kebaya menjadi ikon saat perayaan terjadi
Kaum hawa berlomba berpenampilan seperti Ibu Kartini tanpa esensi
Kaum perempuan yang diperjuangkan
Agar mendapat layaknya pendidikan
Bukan kaum yang dinomorduakan
Tetapi dimuliakan sesuai ketetapan syariat Sang Pencipta kehidupan
Kini Hari Kartini berubah arti
Perayaannya sebatas emansipasi
Kesetaraan gender menjadi harga mati
Kaum hawa menuntut sama dengan laki-laki
Ibu Kartini sosok pejuang perempuan
Hal itu memang tak bisa dinafikkan
Pikiran kritisnya membuahkan surat pengaduan dan pernyataan
Perempuan akan terbelakang tanpa adanya tuntunan
Hari Kartini bukan sekadar emansipasi
Mimpi sang pahlawan terus terpatri
Agar para perempuan memahami syariat yang murni
Sehingga bisa hidup mulia mendampingi laki-laki
Bukan tentang ide kesetaraan
Ibu Kartini harapkan sebuah perubahan
Tak ada pendeskreditan
Para perempuan menjadi hamba yang beriman dan berpendidikan