Penutupan KA Argo Parahyangan, Demi Apa?

Meivita Ummu Ammar
Aktivis dakwah Ideologis

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa kereta api (KA) Argo Parahyangan akan ditutup saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023. Selama ini, KA Argo Parahyangan menjadi andalan warga Jabodetabek untuk ke Bandung, begitu pun sebaliknya, lantaran harga tiket yang terjangkau. KCJB akan dioperasikan dengan 68 rangkaian kereta per hari, jam operasional mulai pukul 05.30 hingga pukul 22.00 WIB. Diperkirakan akan melayani 31.125 penumpang per hari.

Direktur Utama, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi memaparkan penentuan tarif KCJB. Pada tiga tahun pertama, harga tiketnya dibanderol mulai dari Rp125.000,00 untuk rute terdekat dan Rp250.000,00 pada rute terjauh. Pada tahun berikutnya, tarif akan berubah yaitu Rp350.000,00 untuk rute terjauh dan Rp150.000,00 rute terdekat (09/12).

Rencana penutupan KA Argo Parahyangan menimbulkan respon dari masyarakat. Pengamat Transportasi dan Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menganggap ada motif bisnis yang berperan di balik isu penutupan KA Argo Parahyangan. Tujuan utamanya adalah menghindari kontestasi. Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai bahwa target jumlah penumpang per hari sulit dicapai. Dia juga mengatakan bukan tak mungkin pemerintah akan memberikan subsidi tiket kereta cepat. Konsekuensinya, APBN akan terbebani lagi.

Di satu sisi, KCIC dikabarkan meminta perpanjangan konsesi untuk pengelolaan KCJB yang awalnya 50 tahun menjadi 80 tahun. Hal ini disebabkan banyaknya kendala pada proyek seperti cost overrun atau pembengkakan dana. Nilai investasi yang dibiayai oleh KCIC adalah US$ 5,99 miliar. Berdasarkan perhitungan Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) cost overrun yang terjadi pada proyek KCJB senilai US$1,449 miliar atau setara Rp 22,6 triliun (Rp15.632/US$). Terjadi diskusi alot terkait hal ini. Nampak bahwa pemerintah serius untuk berusaha terus melanjutkan proyek kerjasama dengan China tersebut meski harus hutang dana tambahan.

Rencana penutupan KA Argo Parahyangan semakin menguatkan dugaan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah mengutamakan kepentingan China. Jika hal ini terjadi, maka rakyat akan menjadi korban untuk kesekian kalinya. Hadirnya pemerintah dalam sistem kapitalisme menambah beban rakyat.

Hal ini sungguh berbeda dengan sistem Islam. Islam memandang bahwa rakyat adalah amanah yang harus diurusi kebutuhannya. Pemimpin hadir untuk mengayomi dan melindungi rakyatnya. Dia rela mencurahkan pikiran, tenaga, waktu, bahkan nyawa untuk rakyat sebagai wujud tanggung jawab atas amanah yang diembannya.

Wallahu a’lam bishshawab

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi