Omicron Terdeteksi, Pemerintah Luncurkan Vaksinasi

Munculnya Omicron, varian baru ini membuat geger seluruh masyarakat dunia dalam beberapa pekan terakhir. Penemuan tersebut dilaporkan oleh para ilmuwan di Afrika selatan sebagai jenis virus corona baru dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lain.

Kini telah terungkap awal mula masuknya kasus pertama varian Omicron di Tanah Air. Kasus Omicron pertama diduga berasal Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang dari Nigeria (27/11). Lonjakan cepat dalam jumlah kasus Omicron telah menjadi sumber keprihatinan utama. Beberapa negara telah terkena dampak dan pejabat kesehatan di seluruh dunia telah mendesak orang untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan

Vaksinasi bukan satu-satunya solusi menangani virus corona baru di Indonesia. Ada dua cara lain yang dapat dilakukan, yakni disiplin protokol kesehatan dan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment. Bila ditelaah secara mendalam, faktor pemicu kemunculan varian yang lebih berbahaya berasal dari kekeliruan penanganan.

Penanganan pandemi yang berlandaskan ideologi kapitalisme berasas manfaat, satu-satunya nilai yang diakui adalah nilai materi ekonomi. Hal ini terlihat dari apa yang ingin diraih, yaitu nilai kesehatan dan keselamatan jiwa manusia sehingga harus steril dari perhitungan untung/rugi dan nilai materi pada aktivitas ekonomi. Akibatnya penanganan pandemi tidak diarahkan pada tujuan yang benar

Memang, potret penguasa yang amanah dan maksimal mengurusi rakyat akan sulit ditemui dalam sistem kapitalisme. Sebab, kapitalisme tak pernah menjadikan kemaslahatan seluruh rakyat sebagai pertimbangan. Justru kapitalisme memprioritaska kemaslahatan para pemilik modal.

Pemimpin yang amanah hanya akan terbentuk dalam sistem Islam. Oleh karena itu, mewujudkan sistem Islam adalah kebutuhan yang tidak boleh ditunda atau bahkan dihalangi, serta tidak dikriminalkan. Umat butuh berjuang bersama mewujudkan sistem Islam yang akan menjadi metode penerapan Islam Kaffah menuju Islam rahmatan lil alamin.

Hilyatil Zilfa Najmi

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi