Miris, Perilaku Anak Makin Sadis

Dikutip dari detik.com pada (09/06/2023), tersebar sebuah video perundungan yang dilakukan oleh 4 orang pelajar yang menganiaya salah satu remaja di Bandung, Jawa Barat, viral di media sosial. Dalam video tersebut di narasikan bahwa terdapat sejumlah pelajar SMP di wilayah Cicendo, Kota Bandung, dan pelajar SD yang menjadi tersangka perundungan tersebut.

Anehnya, setelah korban melaporkannya kepada pihak berwajib, para pelaku perundungan ternyata tidak terima dan malah mendatangi korban ke sekolahnya yang disinyalir kembali mengintimidasi korban. Saat ini Kasus telah ditangani secara serius oleh pihak kepolisian. Sebanyak 10 anak sudah diperiksa untuk dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung. pada Kamis (8/6) malam. Pemeriksaan dilakukan dengan didampingi orang tua masing-masing pelaku.

Tidak hanya itu, menurut Komisioner KPAI Aries Adi Leksono mengatakan kasus perundungan pelajar di Bandung ini menambah deretan panjang kasus kekerasan anak di skala pendidikan. Dimana pada tahun 2022 saja secara Nasional tercatat sebanyak lebih dari 442 anak yang menjadi korban yang kecenderungan pelakunya berada pada rentang usia SD akhir sampai SMP dan menyebabkan cedera ringan hingga kematian pada anak. Melihat fakta tersebut kemungkinan masih ada banyak kasus serupa yang tidak tercatat bahkan terabaikan begitu saja karena dianggap hal biasa.

Faktor Penyebab Darurat Bullying

Melihat fakta yang terjadi di atas, ada banyak factor yang menjadi pemicu terjadinya perundungan hingga tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja saat ini. Dari pola asuh yang dilakukan oleh keluarga, kemudian lingkungan masyarakat yang membentuk tumbuh kembang anak, dan kurikulum yang diterapkan selama mengenyam pendidikan hingga segala media yang disuguhkan dan menjadi tontonan bebas oleh banyak anak.

Pola asuh kelurga yang salah dapat membentuk anak menjadi seseorang yang tidak memiliki prinsip yang benar dalam hidup. Sehingga ketika terjun ke masyarakat dengan lingkungan yang tidak baik, maka anak akan tumbuh dengan bentukan pola asuh yang di ciptakan oleh masyarakat tersebut. Hal ini di perparah dengan kurikulum pendidikan saat ini yang berorientasi pada nilai akademik, dimana yang dikatakan anak yang cerdas adalah anak yang ketika ujian mendapatkan nilai yang memuaskan.

Alhasil, banyak anak yang sebenarnya malas untuk belajar malah mendapatkan nilai yang baik dengan melakukan kecurangan. ereka bangga akan itu, sedangkan nilai agama yang harusnya di tanamkan kepada anak justru sangat sedikit di lakukan. Hal ini menjadikan anak tidak memiliki rasa takut dan khawatir ketika melakukan kejahatan.

Semua hal yang dilakukan atas dasar nafsu belaka, bukan standar benar salah maupun baik buruk menurut agama. Sedangkan peran Negara juga mandul dalam menghadapi fenomena generasi muda yang semakin memprihatinkan, membiarkan masyarakat menciptakan maupun mengakses segala tontonan yang tidak mendidik, yang menjadi sumber inspirasi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anak tanpa pengawasan dan beredar secara luas.

Ketidakseimbangan pengaturan kehidupan inilah yang akhirnya menjadi pemicu maraknya tindakan tak senonoh yang semakin merebak di kalangan generasi muda saat ini. Pengaturan kehidupan yang rusak tentunya hanya di lahirkan oleh sistem negara yang rusak pula. Iya, negeri ini darurat perundungan akibat penerapan sistem buatan manusia, yakni sistem sekuler kapitalis. Sistem yang memisahkan antara kehidupan dengan agama nyatanya tak mampu memperbaiki segala kerusakan yang ada dan cenderung menjadi pemicu segala kerusakan yang selama ini terjadi.

Agama hanya memiliki porsi sangat sedikit dalam mengatur kehidupan. Agama hanya boleh diterapkan dalam ranah privasi masing-masing individu saja. Sedangkan dalam ruang publik, peran agama sangat minim dan dibatasi.

Demikianlah potret buruk para generasi muda peradaban saat ini, yang makin hari makin mengalami krisis moral dan sakit mental. Setiap individu dibebaskan untuk berperilaku dalam kehidupan. Sehingga kini generasi hidup secara bebas tanpa terikat dengan Sang Pencipta dalam bentuk aturan yang di lahirkan oleh agama.

Pendidikan Islam Solusi Bullying
Pada akhirnya, hanya Islam satu-satunya pengatur yang mampu memberikan solusi mendasar untuk menyelesaikan segala problematika sebab Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam yang akan menjadi penyempurna dalam mengatur segala aspek kehidupan dalam bentuk kenegaraan. Bagaimana Allah Swt. telah mengatur secara sempurna hubungan manusia dengan Allah, hubungan dengan dirinya sendiri, termasuk mengatur bagaimana hubungannya dengan sesama manusia dengan menumbuhkan naluri kasih sayang serta menghapuskan naluri liar dan kejahatan pada diri manusia.

Islam menuangkan aturannya dalam bentuk perintah yang berbuah pahala bagi yang melakukannya serta larangan yang berbuah dosa bagi yang melanggarnya. Segala aturan telah mencangkup segala aspek kehidupan, baik dari lini kecil yaitu keluarga hingga lini terbesar yaitu negara.

Keluarga memiliki andil besar dalam proses penanaman akidah yang benar kepada anak sehingga ia tidak akan kehilangan arah dalam mengarungi kehidupan. Orang tua dan keluarga wajib menanamkan anak dengan tsaqafah Islam sehingga ketika tumbuh dewasa, dia akan mampu membedakan mana yang hak dan batil sesuai aturan rabb-Nya. Orang tua tidak boleh hanya sibuk mencari materi kedunawian saja tanpa membentuk fondasi akidah Islam yang kokoh pada putra putrinya. Sebab, akan dicetak seperti apa sang anak merupakan tanggung jawab penuh dari ibu bapaknya.

Selain itu, lingkungan yang baik serta masyarakat yang terkondisikan dengan Islam akan sangat membantu dalam menjaga kepribadian dan memperbaiki segala kekacauan yang dilakukan oleh para remaja. Sedangkan kurikulum yang sesuai dengan aturan Islam akan mampu meningkatkan taraf pemikiran dari para generasi yang tentunya akan dididik sesuai dengan minat dan kemampuan dari sang anak sebagai bentuk dukungan penuh dan hak umat oleh negara sehingga generasi emas perdaban dapat dicetak sebagai agen of change yang sedang dinanti-nanti.

Terakhir, negara tak hanya membuat kurikulum dan memfasilitasi pendidikan saja, akan tetapi juga harus mampu menyaring dengan ketat apa pun yang masuk ke dalam negara. Sanksi akan diwujudkan dengan tegas, termasuk terhadap media apa pun yang berpotensi dapat merusak generasi peradaban.

Setiap perbuatan akan diilandasi oleh keimanan sebagaimana aturan Islam, sebagai bentuk pembentengan dari segala perilaku tercela dan dosa. Salah satunya yaitu tindak perundungan yan saat ini ramai dibicarakan termasuk dari tindakan haram yang sudah jelas bernilai dosa.

Perundungan merupakan bentuk merendahkan, perilaku jahat dan tindakan sadis kepada orang. Seluruh kaum muslim baik itu anak-anak, pemuda, ataupun orang tua akan menjauhinya karena dorongan keimanan. Sebab Allah Swt. telah jelas melarang untuk saling mengolok-olok dengan sebutan yang buruk. Sebaliknya, Islam memerintahkan kepada setiap kaum muslim untuk saling mengasihi, mencintai, dan menjaga persatuan sebagaimana Rasululullah SAW mengibaratkan bahwa seorang muslim bagaikan satu tubuh, dimana salah satu anggota tubuh merasakan sakit maka semua nya akan terasa sakit. Penanaman nilai-niilai keislaman inilah yang nantinya akan menjadi metode pengajaran yang mempu membentuk para pemuda menjadi sosok yang berakhlak mulia.

Dengan demikian, perbaikan yang mendasar dan menyeluruh dibutuhkan untuk menyelesaikan secara tuntas berbaga masalah dan kedaruratan yang di timbulkan oleh para remaja saat ini dengan mewujudkan sistem pendidikan Islam dengan mengubah segala paradigma pendidikan yang bebau sekuler menjadi paradigma Islam. Dimulai dari lini terkecil kehidupan yaitu keluarga, hingga negara dengan menata media agar berkontribusi untuk peningkatan potensi pelajar, serta menciptakan suasana kondusif di tengah masyarakat yang sesuai dengan arahan Islam.

Dari sini, dapat kita pahami bahwa sungguh Islam mengatur segala apa yang diperlukan oleh umat manusia. Oleh sebab itu, saat ini, kita hanya membutuhkan sistem yang dapat dijadikan sebagai alternatif penyempurnaan dan kesempurnaan, menjadikan generasi manusia ini menjadi luar biasa seperti zaman para sahabat terdahulu yaitu sistem Islam yang berada di bawah naungan negara dapat mensejahterakan dan mencerdaskan generasi umat Islam hari ini.

Wallahu a’lam bishawwab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi