May Day Bukti Kegagalan Sistem Kapitalisme

 

Oleh: Nur Itsnaini Maulidia (Aktivis Dakwah)

May Day bertepatan dengan tanggal 1 Mei. Setiap tahunnya diperingati sebagai hari buruh sedunia. Seremoni May Day biasanya diperingati dengan aksi turun ke jalan, untuk menyerukan keadilan dan tuntutan kenaikan upah bagi para buruh. Namun sayangnya, hingga hari ini nasib mereka masih jauh dari sejahtera.

Sementara, cikal bakal lahirnya hari buruh ditandai oleh peristiwa unjuk rasa yang terjadi pada 4 Mei 1886 di Chicago AS. Aksi yang menuntut kenaikan kesejahteraan bagi para buruh awalnya berjalan damai. Namun, ketika sudah hampir selesai, tiba-tiba terjadi aksi kekerasan yang dilakukan polisi mengakibatkan tewasnya 8 orang buruh dan ratusan lainnya luka-luka. Peristiwa ini dikenal sebagai The Haymarket Marty.

Sejarah Hari Buruh berlanjut dengan sebuah konferensi internasional di Paris, Prancis pada 1889, konferensi diadakan untuk memperingati perjuangan para pekerja dan memperjuangkan hak-hak mereka. Kemudian ditetapkan sebagai Hari Buruh Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Mei. (cnbcindonesia.com, 01/05/2023).

Pada Senin (01/05) lalu sebanyak puluhan ribu pekerja Indonesia berpartisipasi melakukan demonstrasi di sejumlah kota dalam aksi peringatan Hari Buruh Sedunia. Presiden Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan, ada tujuh tuntutan para buruh dalam aksi tahun ini. Dalam aksinya, mereka meminta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh. (bbc.com, 01/05/2023)

Kedzaliman Sistem Kapitalisme

Peringatan May Day ini, pada hakikatnya mengajak kita agar mencari sumber pemicunya, penyebab penderitaan yang mendatangkan ketidakadilan dan penindasan terhadap kaum buruh, yang kemudian mendorong mereka untuk memprotes dan menyuarakan dengan lantang atas semua yang menimpa mereka bertahun-tahun, meskipun dalam melakukannya mereka harus menghadapi kekerasan, penjara bahkan pembunuhan,

Ternyata sumber dari semua kezaliman dan penderitaan yang dialami kaum buruh adalah prinsip kebebasan (ekonomi) dalam kepemilikan, pengembangan harta, dan penggunaannya. Sementara prinsip kebebasan (ekonomi) yang membawa kehancuran akibat dari tindakan para kapitalis yang tidak terkontrol, yakni sekularisme.

Sekularisme merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan (fashluddīn ‘anil hayāh), telah memberi manusia kebebasan membuat hukum. Sehingga para pengusungnya yang didominasi para kapitalis tidak membuat ketentuan dan aturan selain kebebasan meraih materi sebanyak-banyaknya.

Dalam sistem kapitalisme, materi adalah sumber kebahagiaan. Sehingga, mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya sebanyak mungkin. Kapitalisme memang berhasil melahirkan para kapitalis yang menginginkan keuntungan besar dengan pengeluaran rendah. Para kapitalis menekan biaya produksi sekecil mungkin.

Di antara yang mereka lakukan adalah, dengan memberi gaji rendah dan memperlama waktu kerja buruh, hal ini untuk mendapat keuntungan yang besar. Walhasil, para kapitalis semakin berjaya, sebaliknya para buruh semakin menderita. Semua itu membuktikan bahwa sistem kapitalisme terbukti gagal menyejahterakan kaum buruh.

Berbagai aturanpun telah dirancang dan disahkan untuk mengimbangi nasib buruh, UU Cipta Kerja, misalnya. Sayangnya, UU tersebut sama sekali tidak berhasil menyejahterakan para pekerja, ternyata negara hanya berperan sebagai regulator. Negara hanya membuat regulasi untuk memuluskan kepentingan para kapitalis.

DR. Jalal Amin, Guru Besar Ekonomi di Universitas Amerika – Kairo mengatakan: “Sungguh, sistem kapitalisme telah memberi para kapitalis kekuatan berlipat untuk mengeksploitasi kekuasaannya, sehingga para kapitalis mampu dengan tingkat yang tidak dimiliki sebelumnya, yaitu dengan meningkatkan komoditas yang diproduksinya, para kapitalis menjadi berkuasa mengatur konsumen. Kemudian perlahan-lahan, konsumen masuk dalam kelompok yang dieksploitasinya, bersama dengan para buruh, yang dieksploitasinya sebagaimana para konsumen.” (alraiah.net, 02/05/2018).

Sampai sekarang kezaliman sistem kapitalisme terjadi dalam segala hal, masih terus menghantui dengan berbagai bentuk krisis, baik yang berkaitan dengan buruh atau warga negara dalam semua segmennya. Masyarakat ditimpa krisis demi krisis: mulai dari berbagai bentuk pemerasan baru, fluktuasi harga, dan lainnya. Inilah di antara fakta-fakta yang menyakitkan.

Islam Menyejahterakan Rakyat

Dalam Islam hak pekerja (buruh) betul-betul diperhatikan dan dijamin, antara pekerjaan dan upah yang diberikan begitu seimbang. Dengan demikian akan saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi Saw. bersabda,

“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih).

Hadits ini menjelaskan agar seorang majikan (orang yang memperkerjakan seseorang) bersegera menunaikan hak si pekerja setelah pekerjaannya telas usai, begitu juga bisa dimaksud jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan.

Imam Al Munawi berkata, “Diharamkan menunda pemberian gaji padahal mampu menunaikannya tepat waktu. Yang dimaksud memberikan gaji sebelum keringat si pekerja kering adalah ungkapan untuk menunjukkan diperintahkan nya memberikan gaji setelah pekerjaan itu selesai, ketika si pekerja meminta walau keringatnya tidak kering atau keringatnya telah kering.”

Menunda pembayaran upah pada pekerja padahal mampu termasuk perbuatan zalim. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Menunda penunaian kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezaliman” (HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564).

Islam juga tidak membolehkan adanya penentuan upah minimum karena dapat menzalimi pekerja. Karena penentuan upah minimum bisa saja tidak sesuai pekerjaannya. Kerjanya bisa jadi berat namun, upahnya tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan karena mengikuti ketentuan upah minimum.

Sesungguhnya, May Day telah mengetuk pikiran manusia setiap tahun dan mengingatkan mereka kepada dua hal penting:

Pertama, rusaknya sistem kapitalisme, dan kezalimannya di semua tingkatan, termasuk yang terkait dengan upah pekerjaan para buruh, sehingga menjadi keniscayaan untuk menyingkirkannya agar selamat dari semua kejahatannya.

Kedua, urgennya kebutuhan manusia akan sistem alternatif untuk menggantikan sistem yang zalim ini.

Pada saat yang sama, May Day ini mengetuk pikiran umat Islam pada khususnya, serta mendorong umat Islam—sebagai pemilik ideologi yang adil dan lurus—untuk memikul tanggung jawab, dengan menyeru masyarakat kepada ideologi Islam yang adil dan penuh belas kasih, dalam rangka untuk menyelamatkan umat manusia dari kezaliman sistem kapitalisme.

Sejatinya, semua fakta ini mendorong umat Islam untuk mengembalikan kejayaan Islam. Dan pilihan terbaik bagi umat Islam adalah perjuangan untuk mengembalikan harkat dan martabatnya serta kemualiannya, juga menyelamatkan diri dari semua kezaliman sistem kapitalis, yang diterapkan dalam semua aspek kehidupan.

Kemudian mengemban misi ini, sebagaimana yang sebelumnya telah diemban kepada setiap bangsa dan umat yang ada di muka bumi, dalam rangka menyelamatkan mereka dari kezaliman sistem. Wallahu a’lam bis shawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi