Cacar Monyet, Mungkinkah Peluang jadi Pandemi?

Oleh: Lilik Yani (Muslimah Peduli Peradaban)

Covid-19 belum tertangani, Varian baru silih berganti. Lalu ada kasus Cacar Monyet kini. Akankah diabaikan atau perlu penanganan dini. Mungkinkah terulang pandemi?

Terjadi satu kasus pasien terdiagnosa cacar monyet pertama di Indonesia. Sementara kasus covid-19 dengan berbagai variannya belum mendapat penanganan memadai. Hingga berita ini tak bisa dianggap sepele, harus mendapat perhatian sejak dini.

Dilansir dari KOMPAS.com, Kementerian Kesehatan akan mengumumkan temuan kasus cacar monyet atau monkeypox pertama di Indonesia melalui konferensi pers, Sabtu (20/8/2022) pukul 17.00 WIB melalui zoom dan kanal YouTube Kementerian Kesehatan.

Cacar monyet berstatus darurat kesehatan global sejak Sabtu (23/7/2022) lalu oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia. Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, cacar monyet memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai keadaan darurat lantaran sudah terjadi di lebih dari 70 negara.

Mungkinkah Cacar Monyet Berpeluang Menjadi Pandemi?

Kontan.Co.Id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menyebut virus cacar monyet di Indonesia berpotensi menjadi pandemi baru.

“Namanya juga pandemi bisa habis, muncul lagi dengan pasien baru. Saya kira ini bisa, hal yang biasa seperti halnya pandemi covid. Bisa saja suatu saat pandemi covid sudah dianggap landai, maka pandeminya akan berakhir. Bisa jadi akan muncul pandemi baru yang kita tidak tahu,” kata Syahrir lewat konferensi pers daring, Sabtu (20/8)

Sekilas Tentang Cacar Monyet

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Virus cacar monyet berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab cacar.
Oleh karena itu, gejalanya juga mirip dengan cacar biasa. Penyebab cacar monyet adalah virus cacar monyet yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dan famili Poxviridae.

Saat ini, terdapat dua jenis virus cacar monyet, yaitu yang pertama ditemukan di Afrika Tengah atau Basin Kongo, dan Afrika Barat.
Virus yang berasal dari Basin Kongo disebut lebih menular dan menimbulkan gejala yang lebih parah.

Cacar monyet adalah penyakit yang ditularkan melalui binatang atau zoonosis. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada kera yang dipelihara untuk penelitian pada tahun 1958. Oleh karena itu, cacar jenis ini disebut cacar monyet.

Penularan dari binatang ke manusia diyakini terjadi akibat perjalanan internasional ke negara-negara yang terpapar virus ini, atau melalui binatang impor. Penularan ini bisa terjadi jika manusia melalukan kontak dengan cairan tubuh atau luka terbuka pada hewan yang terinfeksi. Selain kera, virus ini juga telah ditemukan pada tupai, tikus, primata, dan spesies lainnya.

Sikap Terbaik Menghadapi Kasus Cacar Monyet

Saat ini cacar monyet tengah menjadi kondisi gawat di berbagai dunia dan diyakini penularan dari manusia ke manusia memiliki dampak yang lebih cepat dibandingkan dari hewan ke manusia.

Pengalaman yang terjadi saat awal masuknya kasus covid-19 di Cina. Pemerintah menganggap hal biasa karena jaraknya jauh. Apalagi dianggap kasus ringan seperti flu pada umumnya. Hingga tak lama kemudian ada kasus pasien Covid-19 di Indonesia. Pemerintah masih santai belum ada respon untuk memberikan tindakan untuk mengatasi kasus tersebut.

Sikap abai itu berbuah penyesalan ketika kasus cepat merebak ke berbagai kota. Bahkan percepatan penularan itu akhirnya kasus penyebaran Covid-19 masuk hingga ke berbagi di desa. Jadilah ditetapkan sebagai pandemi yang menimpa seluruh negeri.

Nah, kembali pada kasus cacar monyet yang ditemukan di Indonesia, akankah kembali abai dan merasa aman-aman saja? Tak takutlah terulang kembali, kasus itu bisa besar dan menjadi pandemi?

Bukan maksud takut berlebihan dalam menyikapi tapi hendaklah meningkatkan kewaspadaan dan tetap menjaga protokol kesehatan.

Bercermin dari pengalaman sebelumnya di mana penularan cepat terjadi hingga terjadi pandemi, hendaklah jadi pelajaran agar tidak terulang kembali. Bagaimana efek pandemi meluas hingga berimbas ke berbagai lini kehidupan, maka sudah seharusnya jika kasus cacar monyet ini pun mendapat perhatian.

Bagaimana Islam Menyikapi Adanya Kasus Cacar Monyet ini?

Islam bukan sekedar agama yang berkaitan dengan ibadah ritual semata. Ibadah makhluk kepada Rabb-nya. Islam mencakup banyak aturan yang bisa menjadi solusi seluruh masalah apapun dalam hidup ini.

Ketika ada pandemi, tak menunggu parah, Islam menerapkan solusi karantina atau isolasi.

Rasulullah saw. memperingatkan umatnya untuk jangan berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR Bukhari)

Pada zaman Rasulullah saw. jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, Rasulullah memerintahkan untuk mengisolasi atau mengarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.

Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.

Jika itu yang diterapkan oleh semua pemimpin negeri maka tidak ada ceritanya pandemi hingga bertahun-tahun. Tak akan terjadi varian-varian baru yang terus bertambah setiap waktu.

Ketika paparan masih sedikit tentunya lebih mudah ditanggulangi daripada saat sudah menyebar luas ke berbagai negeri. Mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya yang berakibat fatal akibat meremehkan yang kecil. Meski tidak berarti harus ketakutan yang berlebihan. Hanya saja masyarakat tetap harus waspada. Jaga prokes seperti sebelumnya.

Bagi wilayah yang tidak atau belum terpapar tetap lakukan aktivitas seperti biasa. Pemerintah fokus pengobatan pada pasien dengan penanganan serius. Berharap segera sembuh total dan tak mengalami penyebaran.

Perlu diperhatikan juga pembatasan keluar masuknya umat. Kencangkan protokol kesehatan. Karena disinyalir bahwa virus cacar monyet dari luar negeri. Jadi besar kemungkinan keluar masuknya wisatawan dan lainnya bisa menjadi faktor penyebab penularan. Itulah penerapan karantina seperti yang dicontohkan Rasulullah dan para sahabat dahulu agar tak terjadi bahaya yang lebih besar.

Jika sudah ada aturan dari Allah dan teladan Rasulullah, masihkah sibuk mencari solusi lainnya? Tiada pilihan kecuali selalu menyandarkan segala masalah yang menimpa negeri ini untuk mengembalikan pada aturan Allah. Jika dulu saat zaman Rasulullah saw, masalah bisa selesai dengan aturan Islam, bukankah sangat layak jika aturan Islam yang diterapkan di seluruh lini kehidupan?

Adanya pemimpin Islam yang mengatur masalah negeri dengan aturan Islam, insyaAllah yang akan membawa umat Islam kembali berjaya dan umat hidup sejahtera.

Wallahu a’lam bish shawwab

Surabaya, 30 Agustus 2022

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi