Halal Bi Halal Keluarga Besar Kajian Muslimah Leces: Idulfitri, Bergegas Kembali Kepada Syariat

Oleh. Lilik Solekah, S.H.I.

Ahad (5 Mei 2024), keluarga besar Kajian Muslimah Leces mengadakan halal bi halal dengan tema “Idulfitri, Bergegas Kembali kepada Syariat.” Acara dihadiri puluhan muslimah dari berbagai kalangan usia dan profesi.

Acara dibuka tepat pukul 09.00 dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan dilanjut materi oleh Ustazah Safina Salimah. Pemateri menjelaskan tentang Idulfitri di Indonesia yang berbeda dengan di negara lain. Kebiasaan di negeri ini ada mudik dan halal bi halal. Ketika dicermati dalam tema kali ini ada dua poin yang ternyata saling berkaitan erat yaitu “Idulfitri” dan “bersegera kembali kepada syariat Islam.”

Ibu dengan satu putra tersebut menjelaskan hakikat Idulfitri yaitu kemenangan umat setelah berhasil mengalahkan hawa nafsu untuk taat sama Allah selama sebulan penuh. Dan yang Allah inginkan adalah umat yang takwa. Takwa di sini tidak sekadar ketakwaan individu saja, namun masyarakat, negara, serta dunia. Apakah ini sudah teraih? ternyata belum.

Pemateri bertanya apa indikasi dari belum teraihnya ketakwaan tersebut? Jawabnya adanya banyak ragam masalah kehidupan yang tidak hanya ada di dalam negeri saja, umat Islam saja, dewasa saja namun terjadi di seluruh penjuru dunia semua agama dan semua usia secara terus menerus berulang dan seolah tiada ujungnya. Seperti masalah kemiskinan, korupsi, kerusakan moral, kriminalitas tinggi, hutang negara yang menggurita, sumber daya alam yang digasak asing dan seabrek masalah lainya. Hal ini sebenarnya sudah diperingatkan Allah dalam firman-Nya surat Ar Rum: 41. Yang intinya akan terjadi kerusakan di darat dan laut disebabkan ulah tangan manusia dan kerusakan ini tidak berupa kerusakan yang tampak secara fisik saja namun yang terlihat dari segala dimensi seperti kerusakan moral.

Banyak orang bermaksiat, namun bangga dengan kemaksiatannya, seperti membuka aurat namun bahagia dengan itu. Banyak orang melakukan kebaikan namun tidak sesuai ketentuan islam, contoh dia berlomba menyumbang masjid dari hasil menjadi bandar. beribadah namun terlihat tidak bahagia dan tidak semangat dalam menjalaninya. Dan pangkal kerusakan di muka bumi adalah karena ulah perbuatan manusia yaitu lebih spesifiknya perbuatan dosa dan maksiat yaitu pelanggaran dan penyimpangan terhadap ketentuan syariat.

Dilanjut pemateri memaparkan solusi mengatasi kerusakan dimuka bumi adalah berhenti dari maksiat dan berjalan sesuai tuntunan syariat. Sehingga selama kemaksiatan terus berjalan jangan berharap kerusakan bisa berhenti. Namun juga perlu diketahui bahwa cakupan syariat itu tidak hanya bisa dijalankan individu saja. Karena individu hanya bisa menjalankan syariat di ranah aqidah, ibadah, makan pakaian, akhlaq saja. Namun, tidak bisa melaksanakan hukum Islam secara totalitas di ranah muamalah (Pemerintahan, ekonomi, pergaulan, pendidikan, politik) dan ranah uqubat ( hudud, jinayat, mukhalafat, ta’zir).

Dari sini, pemateri menyimpulkan agar terhenti kerusakan dimuka bumi maka wajib segera kembali pada syariatnya secara totalitas. Segera berislam kaffah tidak hanya individunya, namun masyarakat, negara bahkan dunia harus bertakwa yaitu dengan menerapkan hukum Islam secara kaffah.

Dilanjut dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh hadirin majlis taklim, lalu disambung acara pembagian doorprize pada hadirin yang beruntung dan ditutup dengan doa yang khidmat tepat pukul 11.00 WIB.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi