PERHATIKAN PETA INI
Negeri-negeri kaum muslimin, ditunjukkan oleh warna merah. Sedangkan Israel, ditunjukkan oleh warna kuning. Kecil, mungil, dan terkepung.
Miris memang. Kaum muslimin yang sebanyak ini, ternyata tak mampu menjadi pelindung bagi tanah sucinya yang berada di jantung dunia.
Israel, jelas memahami fakta ini. Demikianlah yang dapat kita temukan di ruang kerja Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Di ruang kerja Netanyahu, terdapat sebuah peta, menggambarkan Timur Tengah dan wilayah sekitarnya.
Peta tersebut, nampaknya wajar dan tak istimewa, sebagaimana lembaran peta Indonesia yang sering kita lihat di dinding sekolah kita. Namun, bagaimana jika, peta ini menggambarkan visi geopolitik dan daya literasi pimpinan dari negara yang mencoba bertahan dari “kepungan” negara-negara di sekitarnya?
Nyatanya, itulah yang terjadi.
Tahun 2011 yang lalu, Benjamin Netanyahu didatangi oleh Piers Morgan, jurnalis kondang dari Inggris yang saat itu menjadi wartawan CNN. Sebagai pengantar, Piers Morgan adalah sosok yang juga mewawancarai Cristiano Ronaldo pada 2022 yang lalu sebelum Ronaldo akhirnya pindah dari Manchester United.
Meski sudah terjadi 12 tahun yang lalu, namun ada fakta menarik dari percakapan tersebut.
PM (Piers Morgan): “So, Prime Minister, I mean this is the famous Netanyahu map that everyone talks about in your office. And, i guess what is fascinating to me is when you look at this in scale, is how small Israel seems by comparison to the Middle East.”
BN (Benjamin Netanyahu): “How small it is. I mean, the Middle East starts here, sort of there on the edge of the wall. That’s Morocco, this is Tunisia, this is Libya which is about 100 times the size of Israel. Egypt, about 40 times the size of Israel. This is the Sinai desert. Saudi Arabia, God knows how many times. Iraq, Syria, Iran…”
BN: “…You want to see Israel? Here’s Israel. My finger covers it. With the West Bank, everything. So, it’s a tiny country, tiny, surrounded.. Uh, well, shall we say living in a very though neighborhood.
Now, you know if you’re small it’s not necessarily a problem. I mean, Luxembourg doesn’t have a security problem.”
PM: “Do you ever wish Israel wasn’t there, you wish it had just been stuck near Luxembourg. Would that make life a lot easier for everybody?”
BN: “Well, you know.. it might make our life easier. But it wouldn’t materially make the difference. You could stick Belgium here (menunjuk ke peta Israel), and the same thing would happen.
Because the people who want us out, they don’t want any Western precense here (kembali menunjuk ke peta Israel) – and guess what? Increasingly they don’t want any Western presence here either (menunjuk ke peta Eropa). They have dreams of reestablishing the caliphate…” (Mereka punya impian untuk mendirikan kembali Khilafah)…
Sebagaimana Amerika Serikat yang telah lama mewaspadai kebangkitan khilafah, Israel juga demikian
Sesuatu yang justru di kalangan umat islam sendiri, banyak yang tak menginginkannya dan menyangsikan kebangkitannya. Padahal, Ssrael demikian serius mencegah persatuan umat Islam yang berusaha membangkitkannya.
Jika Israel saja demikian serius, lantas mengapa kita tidak?
Sumber dan Rekomendasi Bacaan
https://www.facebook.com/reel/837270481475153
video fullnya https://www.facebook.com/watch/?v=648181520719652
https://www.facebook.com/cnninternational/photos/a.10150136945509641/10150136945979641/?type=3
Sumber:https://literasiislam.com/kesadaran-geopolitik-netanyahu-dan-kewaspadaan-israel-terhadap-khilafah/
