30 JURUS MENGUBAH NASIB;UBAH AMUNISI

Oleh : Ust. Prof. Dr. -Ing. H. Fahmi Amhar
Penyunting : Jusmin Juan

(Apa Yang Bisa Kita Ubah Agar Allah Mengubah Nasib Kita)

Hari-24 : UBAH AMUNISI

Sesungguhnya tidak ada orang maupun kaum, yang mengalami perubahan nasib tanpa mereka mengubah dulu jenis dan cara mereka menggunakan “senjata” (amunisi)

Tidak ada peperangan bisa dimenangkan tanpa senjata atau amunisi. Hanya senjatanya itu berupa apa, itu tergantung jenis perangnya, dan sejauh mana pelaku peperangan menguasai berbagai jenis senjata itu.

Di dalam Al-Qur’an ada perintah seperti ini : “Dan Siapkanlah menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” (QS.[8] : 60)

Ayat ini bermakna sangat mendalam.

Zaman Nabi, kekuatan sebuah pasukan itu tergambar pada kuda-kuda perang. Kalau sekarang musuh kita menggunakan rudal nuklir, ya tentu saja kekuatan kita tidak lagi bisa bertumpu pada kuda. Kita mungkin harus menyiapkan rudal nuklir juga. India dan Pakistan dulu sering berperang. Tetapi sejak keduanya memiliki senjata nuklir, mereka saling menahan diri. Adanya amunisi canggih telah mengubah nasib kedua negara.

Dalam perang modern, “senjata non-fisik sering lebih menentukan akhir peperangan. Istilahnya adalah softpower”. Inggris mengalahkan lalu menjajah Timur dan Barat (sampai disebut “Negeri di mana matahari tak pernah terbenam”) menggunakan kekuatan intelijen. Intelijen adalah bagian dari softpower. Bagian softpower lainnya adalah diplomasi, hutang, media, hiburan, gaya hidup, bahkan olahraga (“food, fashion, fun”).

Dalam dunia demokrasi, softpower didominasi oleh senjata finansial. Uang bermain baik secara kasar di setiap pemilu atau pilkada; namun juga “elegant” di setiap bantuan luar negeri, baik yang tidak perlu dikembalikan (“grant”), maupun yang lama-lama akan menjerat kita dengan bunga-berbunga.

Namun, mereka juga menggunakan senjata intelektual. Di sinilah buku dan informasi adalah amunisi dalam meyakinkan orang orang, agar akhirnya mengikuti keinginan yang unggul dalam perdebatan.

Senjata intelektual adalah senjata softpower yang paling tinggi. Senjata intelektual yang kuat harus dilandasi dengan ideologi yang kuat. Tanpa ideologi yang kuat, maka senjata intelektual itu suatu saat pasti akan kehilangan ara atau kehabisan energi.

Dalam kehidupan sehari-hari pun, setiap orang juga pasti memiliki suatu “senjata”, bahkan “senjata andalan”. Konon senjata andalan laki-laki adalah : uang, dan senjata andalan perempuan adalah air mata.

Namun tentu saja, seorang mukmin memiliki senjatanya sendiri. Benarkah senjata seorang muslim adalah doa? Setengahnya benar. Lihatlah: Muhammad Al-Fatih sewaktu menaklukkan Constantinopel tidak cuma bersenjatakan doa. Dia bahkan merekrut seorang ahli senjata dari Hungaria agar membuatkan untuknya meriam raksasa (“supergun”) berkaliber 760 mm. Baru setelah ikhtiar maksimum seperti itu, doa memiliki haknya untuk dikabulkan.

Tetapi doa tidak akan pernah menjadi senjata manakala kita membiarkan kemungkaran terjadi.

Rasulullah Saw, bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada ditangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak, niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. Tirmidzi)

Amunisi cadangan yang paling afdhol adalah amal shaleh yang kita rahasiakan selama ini. Amal itulah yang boleh kita jadikan senjata simpanan saat kita ingin doa kita di ijabah.

Mestinya Ramadhan adalah bulan untuk mengubah jenis dan cara kita menggunakan senjata atau amunisi dalam hidup kita. Mari kita menumpuk amal shaleh, agar kita memiliki amunisi cadangan. Mudah-mudahan, pada hari ke-24 bulan Ramadhan, kita sudah memperbaiki amunisi kita, agar Allah mengubah nasib kita.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi