Horor Kemacetan Mudik

Oleh : Puji Yuli

Gema takbir mewarnai alam semesta, menyambut hari raya Idulfitri. Bagi umat muslim yang tinggal di perantauan, tentu ingin merayakan hari raya Idulfitri di kampung halaman bersama keluarga besar. Maka, setiap tahun ada agenda mudik lebaran. Namun, saat ini mudik diwarnai horor kemacetan lalu lintas. Menyebabkan adanya korban meninggal juga luka-luka akibat kecelakaan saat arus mudik.

Jumlah pemudik dari Jakarta dan sekitarnya ke Merak naik signifikan selama periode mudik lebaran 2024. Salah satu kemacetan adalah sebelum sebelum naik ke kapal, calon penumpang harus mengantri dalam tiga antrean berbeda sebelum dapat naik ke kapal. Antrean tersebut memakan waktu hingga 4 jam. “Memang mungkin puncak arus mudik karena libur, jadi kita nikmati dulu saja macetnya, ” kata Prabu salah satu pengemudi tujuan Sumatera (cnbcindonesia.com/2024/04/06).

Layanan kelancaran transportasi selalu menjadi problem, saat istimewa seperti mudik lebaran Idulfitri. Ditambah adanya jalan jalan yang rusak maupun kurangnya mitigasi terkait arus lalu lintas saat mudik lebaran. Sehingga menyebabkan kemacetan cukup parah, kelelahan pemudik maupun tragedi kecelakaan. Hal ini menunjukkan kurang maksimalnya pengaturan arus transportasi, terutama saat arus mudik maupun arus balik lebaran.

Masyarakat seolah memaklumi adanya kemacetan arus lalu lintas. Di sisi lain, negara terkesan lamban dalam perbaikan sarana transportasi dan pengaturan arus lalu lintas saat lebaran. Sehingga, para pemudik terjebak dalam kemacetan dan mengorbankan hari hari terakhir Ramadan. Hal demikian hanya terjadi dalam kehidupan hari ini (sekularisme). Yakni, cara hidup yang memisahkan agama dengan kehidupan.

Sementara, dalam Islam negara menjadi pihak utama mengurusi dengan cepat semua urusan rakyatnya, termasuk masalah trasnportasi mudik. Sehingga perjalanan mudik bisa terhindar dari kemacetan parah dan umat tetap khusyuk dalam ibadah di hari terakhir Ramadan. Adanya peran negara yang optimal ini, bisa mengatasi masalah kemacetan arus mudik maupun arus balik lebaran dan mengurangi resiko kecelakaan.

Wallahu a’lam

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi