Sudah empat pekan aku tak halqoh, pekan pertama kutinggalkan halqoh karena kesibukan mengurus berkas berkas kelulusanku menjadi ASN. Saat itu sepertinya Allah mengabulkan semua doa doaku. Allah mudahkan jalan menggapai impianku. Aku yakin bahwa semua karena usaha dan kerja kerasku lalu Allah ridho dengan semuanya.
Pekan kedua aku mulai sibuk dengan kegiatan pelatihan dan penempatan, wajar dan perlu dimaklumi kondisinya memang demikian. Sebenarnya aku bisa saja datang halqoh namun karena capek dan lelah menguatkan alasanku untuk tak datang memenuhi panggilan Muarif untuk merapat di lingkar halqoh.
Pekan ketiga, aku merasakan rasa malas yang menyelimuti dari seluruh ujung kaki hingga ubun ubunku. Aku mulai mencari cari alasan untuk tak datang dimajelis ilmu yang majelis itu juga para sahabat. entah mengapa aku mulai tak peduli lagi dengan semua, toh sekarang aku sudah ASN, aku tak perduli lagi!
Pekan keempat, aku mulai menyalahkan sahabat dan musrifku, mereka tak pernah datang mengucapkan selamat atas kelulusan ku, mereka juga tak pernah datang mengunjungi ku dalam sebulan ini. Aku mulai mengingat semua kesalahan dan perilaku mereka yang tak sesuai dengan adab pengemban dakwah. Aku mulai muak dengan semuanya. toh aku takkan bertemu mereka setelah aku ditempatkan di tempat kerja yang baru. Good by semua
“Pak…pak…! Perjanjian kreditnya bapak sudah baca, jika sudah bapak bisa tandatangani ..” kata seorang bankir bagian kredit sebuah bank plat merah
Ya Allah, aku telah engkau uji dengan istidraj, kemaksiatan terbesar yang aku lakukan saat aku tak lagi merasakan telah bermaksiat kepadaMu. Engkau telah menguji diriku dengan merasa bahwa engkau telah mengabulkan semua doa doaku, dilain sisi engkau mengujiku dengan perasaan paling benar, paling baik dan ketinggian derajat ku karena status sosialku.
“Pak… bagaimana, perjanjiannya mau ditandatangani atau ada hal yang bapak perlu tanyakan kembali?” tanya bankir minta kepastian
“Mohon maaf Bu, saya batal pengajuan kreditnya” sayapun berbalik meninggalkan bank
Ya Allah, jika saja setitik nikmatmu engkau telah hapus dari diriku, niscaya aku akan meninggalkan halqoh dan bergelut dengan dosa riba yang busuk dan kemaksiatan yang lain.
Ya Allah sejak hari ini takkan kutinggalkan halqoh, dan akan kujaga Istiqomah memegang syariatmu, meski seluruh nikmat dunia lepas meninggalkanku.
Mohon maaf musrifku, mohon maaf sahabatku, pegang erat kembali tanganku, jangan lepaskan aku meski sekali saja. Kelak jika engkau menemui Allah di syurga dan engkau tak mendapati aku di syurga, sampaikan kepada Allah ada aku sahabatmu yang pernah satu majelis bersamamu.
curhat seorang sahabat yang berjuang untuk tetap Istiqomah dalam dakwah ini