Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Proyek Mubazir ala Kapitalisme

Oleh: Yuliani Zamiyrun, S.E.
(Penulis dan Aktivis Muslimah)

Mubazir, demikian kata yang tepat untuk disematkan pada proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mengapa tidak? Hal ini hanya akan menimbulkan pemborosan anggaran yang tidak tepat sasaran.

Dilansir dari kompas.com, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan diperpanjang dari hingga Surabaya, dari saat ini cuma dari Halim ke Tegalluar.

Ia mengatakan dengan kereta cepat, maka rute Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu 4 jam sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara. Padahal di saat bersamaan, pemerintah bersama Jepang juga tengah berencana membangun Kereta Semi Cepat Jakarta Surabaya.

“Kereta cepat juga begitu kok, dibangun cuma Jakarta-Bandung banyak kok, tapi kalau kita yakin ini akan kita bangun Jakarta-Surabaya (Kereta Cepat Jakarta Surabaya),” kata Budi Karya dikutip pada Minggu (30/10/2022).

Konsep pembangunan kereta cepat ini dimulai dari Jakarta, Kawarang, Bandung, Kertajati, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun dan Surabaya.

Seperti yang telah dikabarkan, bahwa pemerintah kita akan memperpanjang proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Hal ini semakin menampakan betapa ambisiusnya pemerintah dalam memaksakan kondisi negara yang sedang dilanda problem ekonomi.

Bagaimana tidak, dalam kondisi negara yang ekonominya sedang seret, pemerintah malah mewacanakan proyek KCJB. Jelas hal ini hanya akan menambah beban bagi negara.

Selain itu, jika kita amati dalam beberapa tahun terakhir ini, pembangunan yang di buat oleh pemerintah kita sangat sarat pada kepentingan kapitalisme. Dimana dalam sistem kapitalisme tidak pernah memihak kepada rakyat.

Seharusnya, dalam kondisi rakyat yang sedang dilanda kesulitan ekonomi, pemerintah kita semestinya lebih memprioritaskan nasib rakyat ketimbang melanjutkan pembangunan proyek kereta cepat.

Dalam Islam, infrastruktur akan dirancang sedemikian rupa tanpa harus membebani rakyatnya. Di samping membangun infrastruktur, pemerintah juga menjamin kesejahteraan rakyat, tidak mengabaikan sedikit pun kebutuhan-kebutuhan rakyat. Apalagi sampai menggunakan anggaran dengan tidak tepat sasaran.

Maka, jelas pernedaan antara sistem Islam dan sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini sangat memberikan banyak kemudaratan bagi kelangsungan hidup rakyat dalam negaara kita.

Oleh karena itu, tidak ada cara lain jika kita ingin keluar dari proyek-proyek yang menyengsarakan rakyat, maka sistem kapitalisme terlebih dulu harus segera dicampakkan dan diganti dengan sistem yang benar-benar mampu menyejahterakan hidup rakyat dengan adil, yaitu sistem Islam. Sebab, sistem Islam adalah sistem yang dibuat langsung dari Sang Pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan, Allah Swt. Yang Maha Mengetahui segala sesuatu pada makhluk-Nya.

Wallahu a’lam bishawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi