Bullying Merebak Identitas Remaja Muslim Kian Rusak

Oleh: Inas Fauziah Idris (Aktivis Musllimah)

Kanal media berita akhir-akhir ini membuat hati kian teriris. Bagaimana tidak, kasus bullying antarsiswa semakin memenuhi deretan berita trending topic melalui video perundungan yang viral di jagat media sosial.

Seperti berita perundungan yang baru-baru ini viral, yakni terjadi pada siswa SD di Jaksel (Jakarta Selatan). Kejadian perundungan tersebut berujung maut. Korban melompat dari lantai empat gedung sekolahnya sebab tidak tahan dibully. Merespon hal itu, Hery Budi Hartono (Pejabat Gubernur DKI Jakarta) menyampaikan dengan tegas akan mensanksi kepala sekolah jika ditemukan kasus perundungan di sekolah yang dipimpinnya. (Tribun News, 29/9/2023).

Jika ditelisik kembali kasus perundungan ini tak hanya terjadi di daerah Jakarta, namun juga terjadi di daerah Cilacap hingga Bengkulu dan Balikpapan. Berdasarkan data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus bullying atau perundungan di lembaga pendidikan tercatat sebanyak 23 kali selama periode Januari-September 2023. (Kompas.com, 04/10/2023)

FSGI mencatat kasus perundungan terjadi di tingkat SMP sebesar 50%, SD mencapai 23%, SMA sejumlah 13.5%, dan SMK 13,5%. (Tirto.id, 03/10/2023)

Penyebab Maraknya Perundungan

Terjadinya perundungan verbal maupun fisik
di tengah-tengah generasi saat ini, yang berujung pada tindak kriminal tentu harus dikritisi dengan tepat, setidaknya pada 4 aspek :

Aspek yang pertama, keluarga. Jika hubungan keluarga tak harmonis, retak, orangtua sering cekcok dan minim terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan pada anak, hal ini dapat menjadi pemicu anak mencari perhatian di luar rumah dengan merundung temannya.

Aspek yang kedua, sekolah. Kurikulum sekolah hari ini masih mengedepankan pelajaran akademik dibanding ilmu agama, sehingga menjadikan generasi minim pemahaman tentang akhlak dan juga minim pemahaman terkait identitas mereka, yakni menjadi muslim yang standar perbuatannya harus sesuai dengan syari’at. Selain itu, longgarnya pengawasan dan pengaturan di sekolah menjadikan siswa bebas, dan kasus perundungan kian marak tak terkendali.

Aspek yang ketiga, masyarakat. Kondisi masyarakat yang masih acuh dan tidak peduli dengan apapun yang terjadi juga menjadikan perundungan kian subur. Belum lagi dengan kondisi tingginya kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga dan tempat umum, juga menambah data buruknya lingkungan masyarakat.

Aspek yang keempat, media. Kuatnya pengaruh media di dunia remaja menjadi pemicu terbesar terjadinya perundungan. Seperti tontonan kartun atau anime yang mempertontonkan adegan-adegan kekerasan. Begitu juga game online yang menyodorkan banyak permainan yang memperlihatkan adu fisik. Meski hanya sekedar tontonan atau game, tapi hal yang seperti ini sangat membekas di benak remaja maupun anak-anak.

Akar persoalan

Dari keempat aspek tersebut dapat kita simpulkan bahwa, yang menjadi akar persoalannya adalah karena masih bercokolnya pemahaman sekuler dan liberal di segala sisi kehidupan kaum muslimin.

Pemahaman sekuler akan menjadikan individu-individunya semakin jauh dari pemahaman Islam bahkan, akhirnya menjadi sangat awam dengan agamanya sendiri. Individu yang memiliki pemahaman sekuler tidak menjadikan agama sebagai tuntunan dalam menjalani hidup, sehingga yang mengendalikan dirinya adalah hawa nafsunya sendiri. Begitu pula pemahaman liberal menjadikan penganutnya berbuat bebas semaunya dan tidak mengindahkan aturan agama.

Banyak potret keluarga yang tak dilandasi dengan pemahaman agama, akhirnya berujung broken home karena tak paham akan hak dan kewajiban yang diatur oleh syariat.

Di sisi lain, sistem pendidikan yang sekuler liberal hari ini tidak menganggap pelajaran agama sebagai hal yang urgen, padahal dengan siswa paham agamanya, ia mampu menjalani kehidupan dengan terarah sesuai tuntunan syariat. Kemudian, kondisi masyarakat yang tak paham agama juga akhirnya menghilangkan fungsinya sebagai social control yakni amar ma’ruf nahi mungkar ditengah-tengah masyarakat.

Lalu yang terakhir, beredarnya tontonan dan game online hari ini, banyak mengandung adegan kekerasan belum juga ditindaklanjuti secara tegas oleh negara. Hal itu disebabkan mindset negara sekuler liberal yang justru malah mendukung.Tak heran, karena tujuannya adalah keuntungan materi.

Walhasil, apabila pandangan hidup seseorang sudah menjadi sekuler dan liberal maka ia akan menjadi pribadi yang kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim, tak punya pegangan dan tujuan hidup, dan tak memahami hakikatnya diciptakan sebagai manusia. Dengan begitu hidupnya hanya dipenuhi dengan ambisi kesenangan dunia dan nafsu sesaat.

Islam Solusi Tuntas Perundungan

Selama kehidupan sekuler dan liberal masih diterapkan, maka perundungan akan terus tumbuh subur dan menjamur. Dengan begitu hanya dengan sistem Islamlah perundungan akan hilang dan terminimalisir.

Dengan hukum yang bersifat preventif dan kuratif, Islam mampu memnyelesaikan setiap permasalahan manusia. Khusus perundungan ini, Islam memberi solusi;

Pertama, dalam Islam terdapat ajaran bersikap dan berperilaku baik kepada sesama. Rasulullah Saw. sebagai suri teladan bagi umatnya telah mencontohkan untuk menjadi sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain.

Kedua, kekuatan akidah Islam dalam keluarga juga menjadi landasan terkuat agar keluarga menjadi sakinah, mawaddah, wa rahmah. Ayah, ibu dan anak-anak paham akan hak dan kewajibannya sehingga suasana yang terwujud ialah suasana rumah yang akrab penuh kasih sayang.

Ketiga, landasan akidah Islam dalam sistem pendidikan, juga menjadi pondasi penting pembentukan syakhsyiah (kepribadian). Membentuk generasi yang berkepribadian unik dan khas. Maka akan tercipta interaksi dengan akhlak yang baik antar siswa. Bahkan berfastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan), saling bantu dan tolong menolong menjadi ciri khasnya.

Keempat, peran negara. Dalam Islam, negara turut mendukung dan mengontrol kondisi keimanan dan ketakwaan masyarakat, sehingga negara akan menyaring apa saja yang boleh atau tidak boleh di media. Bahkan negara akan menghilangkan apapun sarana yang menyokong terbentuknya fenomena perundungan, bahkan negara Islam memberi sanksi tegas terhadap siapapun yang dengan sengaja menyebarkan konten yang mengandung kekerasan.

Begitu indah dan teraturnya pengaturan Islam. Perundungan akan selesai dengan tuntas, jika setiap sisi kehidupan diatur dengan sistem Islam. Maka, sudah saatnya kita lakukan perubahan dan perjuangan menegakkan Islam kembali, agar kesejahteraan dan keamanan yang adil segera terwujud, dalam naungan cahaya Islam. Dan di bawah kepemipinan institusi negara Islam (Khilafah).

Wallahu a’lam bis shawaab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi