Darurat Tawuran, Harus Tingkatkan Ketakwaan

Oleh. Faizah- Surabaya

Aksi gerombolan remaja semakin membuat Surabaya tak lagi nyaman. Mereka bahkan tak segan membacok siapa saja yang ditemui di jalan. Seperti yang terjadi di pos jaga Pakuwon City sisi Kenjeran, Sabtu malam (27/11).

Aksi ini membuat dua orang terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya pada dini hari, di hari yang sama, juga terjadi tawuran di Jalan Rajawali, Krembangan yang berhasil dibubarkan para petugas damkar yang konvoi usai pemadaman api.

Meski Walikota Surabaya, Bapak Eri Cahyadi sudah menangani ini, dengan mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan mengawasi anak-anaknya agar sudah di rumah maksimal jam 21.00 WIB.

Beliau juga akan memperkuat karakter remaja melalui pendidikan kebangsaan. Karena menurutnya, karakter remaja saat ini, sudah mulai kendor, maka harus diperkuat kembali dengan pendidikan kebangsaan agar tawuran tidak terjadi lagi.

Apakah dengan ini tawuran benar-benar berhasil dihentikan?
Sejatinya, ini belumlah cukup dan menyentuh akar persoalan, karena negeri ini menerapkan sistem kapitalisme. Sementara akidahnya adalah sekularisme, yakni memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sehingga, lahirlah individu-individu yang liberal, bebas melakukan apa saja tanpa terikat oleh aturan agamanya.

Maka, perlu ketakwaan, sebab ketakwaan adalah faktor utama agar remaja tidak melakukan dan terhindar dari perilaku tawuran. Tidak hanya remaja yang harus bertakwa, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan negara. Ketakwaan ini tidak akan bisa terbentuk dengan sendirinya, harus ada upaya memahami Islam secara intensif agar setiap orang bisa menjadi pribadi yang bertakwa. Karena ketakwaan inilah yang menjadi alarm setiap orang untuk berhati-hati ketika melangkah di setiap kehidupannya, yakni memikirkan apakah sudah sesuai tuntunan Islam dan membawa kemaslahatan ataukah melanggar aturan Allah serta berakibat kemudaratan bagi sesama.

Dalam sistem pergaulan, interaksi antaranggota masyarakat harus dijaga agar tidak ada perbuatan yang membahayakan. Sistem ekonomi harus dapat menjamin terpenuhinya seluruh kebutuhan orang per orang dengan cara yang mudah agar menutup celah orang berbuat kekerasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikutnya adalah sistem sanksi yang tegas yang benar-benar membuat jera pelakunya. Jika ini semua ada, maka tawuran akan bisa terselesaikan secara tuntas bahkan tidak akan terulang lagi.

Ini semua hanya ada jika Islam diterapkan di seluruh sistem kehidupan dalam sebuah negara.

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi