Menyoal Penyelewengan Donasi Sepatu Bekas

Afiyah Rasyad
(Aktivis Peduli Ummat)

Lagi, penyelewangan donasi terjadi. Meski tak terjadi di negeri ini, tetapi penjualan barang termaksud ada di negeri ini. Perusahaan Petrokimia asal Amerika Serikat Dow Inc bekerja sama dengan Pemerintah Singapura melakukan penggalangan donasi sepatu bekas untuk didaur ulang menjadi bahan taman bermain dan lintasan lari di Singapura. Tentu saja hal ini adalah ide yang sangat bagus karena akan membangun wilayah dengan memanfaatkan bahan yang telah ada, bahkan yang sebetulnya sudah menjadi limbah.

Sayang berjuta sayang, setelah Reuters melakukan investigasi rahasia dengan memasang chip yang terhubung dengan bluetooth pada 11 sepatu yang mereka sumbangkan, pada kenyataannya sepatu-sepatu tersebut bukan didaur ulang untuk taman bermain dan lintasan trek lari di Singapura, tetapi ada beberapa sepatu yang telah ‘lari’ ke Batam dan Jakarta. Sepatu-sepatu itu ternyata dijual di pasar-pasar barang bekas. Ada juga sepasang sepatu yang terlacak ada pada sebuah perumahan di Singapura. Setelah di teliti lebih lanjut, ada peran Yok Impex Pte Ltd., perusahaan eksportir barang bekas Singapura atas penyalahgunaan donasi tersebut (6/2).

Miris sekali. Penyelewengan donasi sepatu diketahui tersebab dipasang chip pada sepatu tersebut. Lantas bagaimana dengan ratusan, ribuan, bahkan mungkin jutaan sepatu yang didonasikan, tetapi tidak terpasang chip? Ke mana larinnya. Sungguh, penyelewengan yang terjadi mencerminkan lemahnya sifat amanah, bahkan mungkin sudah lenyap.

Oknum terkait yang melakukan penyelewengan dengan menjual kembali sepatu donasi tersebut sungguhlah tercela. Namun, sesuatu yang wajar penyelewengan terjadi dalam sistem kapitalisme. Apa pun negaranya, saat asas manfaat dengan pandangan kebahagiaan adalah sebanyak-banyaknya harta, maka setiap orang dengan mudah terseret untuk silau pada dunia. Sehingga, mereka akan menumpuk harta, bagaimana pun caranya.

Oknum-oknum yang melakukan penyelewengan tak akan peduli dengan norma dan aturan agama. Sebab, kapitalisme memiliki akidah sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme ini telah mendarah-daging pada diri manusia di sistem kapitalisme ini. Kendati ia sosok pejabat atau pengusaha kaya, maka akan mudah terjerumus dalam penyelewengan harta demi menambah kekayaan atau untuk bergaya hidup mewah.

Penyelewengan donasi sepatu ataupun amanah lainnya itu merupakan sikap khianat. Padahal, khianat ini haram hukumnya dalam pandangan Islam. Khalifah Umar saja tak memanfaatkan harta baitul mal untuk urusan pribadinya. Beliau langsung mematikan lentera saat putranya datang sebagai anak, bukan sebagai rakyat. Sikap khianat ini akan menyeret pelakunya, jika ia muslim, terutama pemimpin muslim, ke neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

“Barang siapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan sorga atasnya.” (HR Muslim)

Penyelewengan ini akan merugikan siapa pun yang memiliki harta. Pemanfaatan harta tanpa keridaan donatur jelas haram dan tak boleh dilakukan. Apa pun motifnya, penyelewengan dan penipuan tetap haram dalam Islam.

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi