By Julie Murod
Pagi menyapa di deru debu
Bergegas kaki-kaki pemimpi
Menyeruak kejamnya dinding bisu
Hutan gedung mencakar langit
Terpanalah bola mata
Berbinar akan kilau megahnya
Bilakah sekedar menyentuh lantai ?
Berjuta harap tersusun di otak
Bintang-bintang membutakan
Menatap kaki diri kusam
Sendal jepitpun nyaris putus
Sepatu ‘tlah lama usang
Bangku sekolah lama ditinggalkan
Menggantung mimpi segala jalan
Di era materi jadi sesembahan
Cita-cita tergilas dilumat zaman
Setetes kilau menyinari ternyata
Fatamorgana menipu
Melenakan fitrah juga jatidiri
Gelombang kemaksiatan
Bak parade yang menggegap
Kapitalis berduyun berebut
Memperdaya membajak potensi
Si pencari visi buta mengikuti
Sebab dielukan dipuji
Melayanglah tinggi angan
Musnah muruah ‘tak peduli
Begitulah
Brutalnya kapitalisme
Mencetak generasi bebal
Keras hatinya
Ogah tersentuh kebenaran
Tempurung pikir tersandera
Belajar smart ‘tak lagi diingini
Begitulah
Saat materi bertengger
Mencengkeram segala sisi
Bak darah menyatu nadi
Terpenting uang dan uang
‘Tak penting jahil meraja
Hidup dalam tipudaya
Potret negeri di bawah kendali
Kuasa tiran pasti
Menafikan ruh Ilahi
Kering jiwanya tujuan imperi
Benci membasuh jiwa
Pada setiap bijak nasehat
‘Tak sekalipun tersentuh cahaya-Nya
Palembang, 26 Juli 2022.