PEDULI, BUKAN SEKADAR BASA-BASI

Oleh: Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyah Bogor).

IMAM IBNU SIRIN rahimahulLaah, seorang ulama besar dari kalangan Tabi’in, suatu saat bertanya kepada seseorang, “Bagaimana kabarmu?”

Orang itu balik bertanya, “Bagaimana jika ada orang yang memiliki hutang 500 dirham, sedangkan ia juga harus menanggung nafkah keluarganya?”

Imam Ibnu Sirin pun paham. Orang itu sedang menceritakan dirinya sendiri yang sedang mengalami kesulitan dan butuh uang. Karena itu Imam Ibnu Sirin segera masuk ke rumah dan keluar kembali dengan membawa uang 1000 dirham (sekitar Rp 70.000.000,-) hingga tidak ada sisa uang di rumahnya. Lalu ia berkata kepada orang tersebut, “Ini untuk melunasi hutangmu 500 dirham dan untuk menafkahi keluargamu 500 dirham.” (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Uluum ad-Diin, 6/1052).

Begitulah akhlak mulia Imam Ibnu Sirin. Ia bertanya kabar kepada orang lain tidak sekadar untuk berbasa-basi. Namun, betul-betul karena peduli.

Semoga kita bisa meneladani akhlaknya yang mulia.

Wa ma tawfiqi illa bilLah, ‘alayhi tawakkaltu ‘alayhi wa ilayhi unib. []

220422

—*—

Hikmah Ramadhan:

قال سفيان بن عيينة رحمه الله تعالى: ليس العاقل الذي يعرف الخير والشر ولكن العاقل الذي يعرف الخير فيتبعه، ويعرف الشر فيتجنبه. (إبن أبي الدنيا كتاب العقل وفضله، صـ ٥١)

Sufyan bin ‘Uyainah rahimahulLaah berkata: “Bukanlah orang berakal itu yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Namun, orang berakal itu adalah orang yang tahu mana yang baik, lalu dia ikuti (amalkan), dan tahu mana yang buruk, lalu dia tinggalkan (Ibnu Abi ad-Dunya’, Kitaab al-‘Aql wa Fadhlihi, hlm. 51). []

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi