BELAJAR IKHLAS DARI IMAM IBNU AL-MUBARAK

#KisahRamadhan

ABDULLAH Ibnu al-Mubarak rahimahulLaah adalah salah seorang ulama besar yang lahir pada 118 H. Putra dari Al-Mubarak bin Wadhih ini tak hanya amat luas ilmunya, tetapi juga sangat mulia akhlaknya.

Salah satu akhlak beliau yang menonjol adalah keikhlasannya yang luar biasa. Beliau selalu berusaha menyembunyikan amal kebaikannya dari penglihatan manusia (Ibn ‘Asakir, Târîkh Dimasyqi,38/240).

Contohnya, sebagaimana diceritakan oleh Muhammad bin Isa, suatu hari Ibnu al-Mubarak pernah berjumpa dengan seorang pemuda. Beliau lalu menyampaikan hadis kepada pemuda tersebut. Setelah itu beliau pergi.

Setelah beberapa hari, Ibnu al-Mubarak hendak menjumpai pemuda itu untuk kedua kalinya. Namun, beliau sudah tidak melihat anak muda itu lagi. Ibnu al-Mubarak bertanya perihal anak muda tersebut kepada seseorang. Orang itu berkata kepada beliau bahwa pemuda itu terlilit utang sebesar 10 ribu dirham (kira-kira Rp 700 juta).

Lalu Ibnu al-Mubarak meminta dipertemukan dengan orang yang telah memberi pinjaman kepada pemuda tersebut. Setelah bertemu, segera Ibnu al-Mubarak membayarkan utang pemuda tersebut sebesar 10 ribu dirham kepada orang itu. Beliau berpesan agar orang itu tidak perlu bercerita kepada siapapun, termasuk kepada pemuda tersebut, tentang hal ini selama beliau masih hidup.

Setelah beberapa hari Ibnu al-Mubarak menemui anak muda itu dan bertanya kepada dia, “Anak muda, dari mana saja engkau? Beberapa hari ini aku tidak melihatmu.”

Dia menjawab, “Abu Abdurrahman, saya terlilit utang. Lalu saya diadukan oleh pemilik utang itu hingga aku dipenjara. Namun, seseorang telah datang membayarkan utangku hingga aku bebas dari penjara. Aku tidak tahu siapa orang itu.”

Al-Mubarak berkata, ”Alhamdulillah. Segenap pujian hanya milik Allah.”

Diceritakan, anak muda itu baru mengetahui orang yang telah membayar utangnya setelah Ibn al-Mubarak meninggal dunia (Ibn’ Asakir, Târikh Dimasyqi, 38/350).

Demikianlah keagungan akhlak Imam Abdullah ibnu al-Mubarak. Salah satunya adalah keikhlasannya yang luar biasa. Semoga kita bisa meneladani beliau. Aamiin.

Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib. []

070422

Hikmah Ramadhan:

‏قال النووي رحمه الله: يُسْتَحَبُّ لِلصَّائِمِ أَنْ يَدْعُوَ فِي حَالِ صَوْمِهِ بِمُهِمَّاتِ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيَا لَهُ وَلِمَنْ يُحِبُّ وَلِلْمُسْلِمِين (النووي، المجموع، ٦/ ٣٧٥).
Imam an-Nawawi rahimahulLaah berkata: “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk banyak berdoa seputar ragam perkara penting dalam urusan akhirat maupun dunianya; baik untuk dirinya, orang-orang yang dia cintai maupun kaum Muslim.” (an-Nawawi, Al-Majmuu’, 6/375). []

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi