Abdul Qahir Al Jurjani, Peletak Ilmu Balaghah

Oleh. Ummu Himmah

Dalam dunia sastra Arab, tentu tak asing dengan ilmu nahwu, shorof, dan balaghah. Semua ilmu tersebut dipelajari untuk menggali mutiara-mutiara yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadis. Tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menguasai disiplin ilmu tersebut. Apalagi ilmu balaghah yang merupakan ilmu bahasa Arab yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya karena ilmu tersebut dapat menyampaikan seseorang untuk mengetahui makna-makna kitab Allah Ta’ala, dan ditambah dengan penyesuaian atau koreksi lisan. Namun tahukah kita, seseorang yang meletakkan dasar ilmu ini?

Benar. Beliau adalah Abū Bakr, ‘Abd Al-Qāhir ibn ‘Abd Ar-Raḥmān ibn Muḥammad Al-Jurjānī yang lahir pada abad keempat hijriyah, tepatnya pada tahun 377 H di kota Gorgan, Iran. Dikisahkan, Gorgan merupakan kota yang sangat indah yang terletak di antara Tabaristan dan Khurasan seperti yang sering diutarakan oleh para penyair dalam berbagai gubahan sya’irnya yang menggambarkan keindahan kota Gorgan. Beliau dijuluki “Al-Naḥawī” (ahli tata bahasa), dia adalah seorang ahli tata bahasa Persia terkenal dari bahasa Arab, ahli teori sastra dari Muslim Syafi’i, dan pengikut al-Ash’ari . Dia menulis beberapa karya terkenal tentang tata bahasa dan retorika

Beliau lahir dari keluarga miskin. Al-Jurjānī dikatakan tidak pernah meninggalkan kota asalnya Gorgan, Iran, namun reputasinya dalam ilmu kembar ilm al balaghah (kefasihan dan seni retorika) dan ilm al bayan (cabang retorika Arab yang berhubungan dengan bahasa metaforis), menjangkau banyak sarjana Arab yang melakukan perjalanan untuk menemuinya. Dua bukunya tentang topik ini, Asrār a-Balāghah (Rahasia Retorika ), dan Dalāʾīl Al-ʿIjāz fi-Al-Qurʾān ( Arguments of the Miraculous Imitability of the Quran) menunjukkan pengaruh pendahulu al-Jurjānī, ahli tata bahasa Sibawayh, pengkritikAbi Helal Al-‘Askari Al Balaghi, dan ahli bahasa dan ahli teori sastra Abu Ali Al-Farisi, penulis Al-Idah (Penjelasan ).

Karena tidak pernah keluar dari daerahnya, Imam Al Anbari menyebutkan bahwa nama gurunya yaitu Muhamad bin Husein bin Muhammad bin Hassan Al-Abd Al-Wareth Al-Faressi Al-Nawawi, yang mengajarkan Al Jurjani perihal Al Idhah hingga ia mampu menghasilkan buku dengan judul Al Maghna Syarah Al-Idah. Akan tetapi, dikarenakan kuantitas buku Al-Maghna yang terdiri dari 30 jilid pada saat itu, maka Al Jurjani meringkasnya dengan menuliskan buku Al Muqtashar.

Sebelum mencetuskan ilmu balaghah, Imam Abdul Qahir telah dikenal sebagai pakar dalam ilmu nahwu, selain juga pakar dalam ilmu kalam, dan fiqh. Beliau diakui sebagai ulama yang besar dan berpegah teguh pada agama dan banyak pujian para ulama yang di alamatkan kepada beliau, Imam As-Subky mengatakan, “Beliau menjadi imam yang masyhur, yang menjadi tujuan dari semua arah, dengan agama yang kuat dan wara` serta sikap yang tenang.” Murid Abu Suja` Imam As-Silafi mengatakan, beliau adalah seorang yang wara` lagi qana`ah. Pernah masuk pencuri ke rumah beliau, mengambil semua barang yang ia temukan dalam rumah beliau, sedangkan beliau melihatnya dalam keadaan shalat dan tidak membatalkan shalat beliau.

Beberapa karya Al Jurjani yang monumental sepanjang masa:
1. Al Mughni, ditulis 30 jilid untuk menerangkan kitab Al Idhah karangan Abu Ali Al Farisi.
2. Al Muqtadid, syarahan dari kitab Abu Ubaidah Muhammad bin Yazid Al Wasiti yang membicarakan tentang mukjizat Al-Qur’an.
3. Al Risalah Al Syariah, tentang mukjizat Al-Qur’an.
4. Asy Syarah As Shoghiir, syarahan ringkas kitab Al Wasiti.
5. Al Iijaz, kitab ringkasan dari kitab Abu Ali Farisi yaitu Al Ishlah.
6. Al Awamil Al Mi’ah, tentang nahwu dari sudut i’rab.
7. At Takmilah, syarah kitab Al Idhah.
8. Al Jumal, disebut kitab Al Jurjaniat yang mengandung lima bab dan merupakan syarah kitab Al Awamil Al Mi’ah.
9. Al Muqtashid, ringkasan kitab Al Mughni dalam bidang nahwu ada tiga jilid.
10. Al Umdah Fi Al Tasrif, tentang tasrif dalam nahwu.
11. Kitab Fi Al Aradh, mengandung qasidah yang dikarang berdasarkan wazan-wazan syair.
12. Dalail Al I’jaz
13. Asrar Al Balaghah
14. At Tatimmah Fi An Nahwu
15. Al Miftah
16. Syarh Al Fatihah
17. Al Mukhtar Min Dawawin al Mutanabbi Wa al Buhturi Wa Abi Tammam
18. At Tazkirah

Abdul Qahir Al Jurjani meninggal pada bulan Safar tahun 366 H. Ketinggian ilmu dalam bidang nahwu, balaghah dan kritikan sastra Arab menjadi aset dalam ilmu retorika Arab. Dua buku beliau Asrar Al Balaghah dan Dalail Al I’jaz telah mengubah persepsi dan pemikiran tokoh-tokoh setelah beliau dalam bidang bahasa Arab, yang membuat orang mampu untuk menyelami dan menghayati keunikan dan ketinggian nilai sastra dan keterikatannya dalam Al-Qur’an dan hadis serta puisi dan prosa Arab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi