#8 Terobosan Kedua: Analisis SWOT !

Seri Transformasional Leadership:
Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving the Impossible

Benteng Konstantinopel ini memang bukan sembarang benteng. Terbilang istimewa. Betapa tidak, perlu waktu 850 tahun untuk membebaskannya sejak Nabi Muhammad saw. menyampaikan bisarah nabawiyahnya. Apa rahasia ketangguhan kota ini sehingga sebegitu sulitnya ditaklukkan? Ya, apa rahasianya ?

Kota ini perlu dibedah dari dalam. Sebuah survey harus dilakukan untuk mempelajarinya. Maka, inilah terobosan kedua. Al Fatih langsung melakukannya, menyelinap masuk ke dalamnya lewat Selat Tanduk Emas. Tercatat dari tanggal 29 Agustus sampai dengan 1 September 1452, sembilan bulan sebelum serangan umum dilakukan, Al Fatih melakukannya. Menganalisis langsung di TKP! Bahasa sekarang, Al Fatih melakukan analisis SWOT !

SWOT ? Ya! Dalam pendekatan ilmiah, Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi (perusahaan, lembaga, daerah dll.) yang telah dikenal luas.

Analisis ini bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5. Maksudnya, data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan organisasi pada tiga tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun dilakukannya analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun ke depan pasca analisis. Hal ini dimaksudkan agar strategi yang akan diambil memiliki dasar dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

SWOT berintikan pada faktor internal organisasi berupa unsur Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), serta faktor eksternal organisasi berupa unsur Peluang (Opportunity) dan Tantangan/Ancaman (Threat). Disingkat SWOT.

Faktor internal berasal dari tiga jenis sumberdaya, yakni sumberdaya manusia (SDM), sumberdaya organisasi (SDO) dan sumberdaya fisik (SDF). Sementara faktor eksternal berasal dari situasi dan kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, iptek, geografis dan konstelasi industri. Begitu singkatnya. Dari sini, bisa diolah secara kuantitatif, bisa juga secara kualitatif.

Hasil analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi organisasi -dengan sejumlah kemampuan inti, bila resultansi kekuatan dan kelemahannya positif- yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap strategi organisasi serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.

Lantas apa yang dilakukan Al Fatih. Meski tentu tidak persis seperti pendekatan ilmiah hari ini, namun dengan kapasitas keilmuannya yang mumpuni, Al Fatih mendapatkan semua itu dan fokus pada kelemahannya serta apa rekomendasi terobosan yang harus dilakukannya untuk dapat menaklukkan sang apel merah ini! Istilah bisa berbeda, namun hakikat yang dilakukan Al Fatih adalah analisis SWOT pada masa itu. Masyaallah tabarakallah.

Kekuatan signifikan yang dimiliki Konstantinopel adalah (1) SDO_Posisi Byzantium sebagai pewaris imperium Romawi dan masih menjadi simbol utama dunia Kristen Yunani; (2) SDF_Satu-satunya kota di dunia saat itu yang memiliki benteng pertahanan terbaik, tebal dan berlapis yang mengelilingi kota. Benteng ini telah berhasil mengatasi persenjataan paling mutakhir era itu yang berbentuk catapult dan trebuchet/manjanik. Telah berhasil menahan gempuran 23 serangan, bertahan lebih dari 1000 tahun! (3) SDF_Dibentangkannya rantai besi raksasa sepanjang 275 meter untuk menutup akses masuk bagi kapal ke Teluk Tanduk Emas; (4) SDM_Penduduk dan Pasukan Konstantinopel merasa sangat percaya diri dengan kekuatan benteng!

Kelemahan signifikan yang dimiliki Konstantinopel adalah (1) SDF_Tembok benteng di sebelah timur, yakni sepanjang Selat Tanduk Emas adalah tembok yang paling lemah, karena hanya dibuat dalam 1 lapis saja, berbeda dengan tembok di sebelah barat (bagian dataran) yang dibuat dalam 3 lapis. Tembok inilah yang pernah ditembus pasukan salib di tahun 1204, meski kemudian dapat diperbaiki dan diperkuat kembali ! (2) SDO_SDM_Konflik internal di antara penduduk Konstantinopel antara yang menerima dan menolak unifikasi Gereja Roma Latin dengan Gereja Ortodoks Yunani (Konstantinopel) sebagai syarat datangnya bala bantuan dari Eropa; (3) SDO_SDF_SDM_Krisis keuangan yang parah tengah melanda Byzantium!

Peluang signifikan yang dimiliki Konstantinopel adalah (1) Sikon Politik_Bala bantuan Pasukan Eropa (Venesia, Catalan, dan Toledo).

Tantangan/Ancaman signifikan yang dihadapi Konstantinopel adalah (1) Sikon Budaya_Politik_Persatuan yang rapuh antara Konstantinopel dengan para sekutunya dari Eropa (ada Hungaria, Genoa, Venesia juga Roma), (2) Sikon Politik_Ekonomi_ Sekutu Eropa yang berusaha mengambil keuntungan perang dan dagang dalam situasi konflik Usmani dan Byzantium.

Begitulah kurang lebih peta analisis SWOT Konstantinopel saat itu secara kualitatif. Jika diteruskan dengan rumusnya, maka posisi ini menunjukkan Konstantinopel saat itu berada pada pertemuan isu strategis Kekuatan (S) dan Ancaman (T) yang memberikan rekomendasi strategis Mobilisasi. Maksudnya jika ingin tetap bertahan, maka Konstantinopel harus melakukan mobilisasi terhadap semua sumber daya yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki. Namun sebaliknya, bagi Al Fatih, posisi ini justru sangat memberi keuntungan karena Al Fatih sangat tahu dengan detail kelemahan dan persoalan yang sedang dihadapi Konstantinopel. Meski berada pada posisi Kekuatan (S), namun jika dilihat dari unsurnya, sesungguhnya posisinya internalnya berimbang. Jika kuat, maka hanya bertumpu pada sumberdaya fisik (SDF) yakni benteng yang kuat. Sementara unsur SDO dan SDM sesungguhnya tidak menjadi persoalan bagi Al Fatih, apalagi jika melihat relasinya terhadap Peluang dan Ancamannya.

Hasil ini memberi Al Fatih rekomendasi terobosan baru berikutnya, yakni (1) dibuatnya super gun, senjata baru yang sanggup merontokkan tembok benteng yang dampaknya harus lebih dahsyat dari Catapult dan Manjanik, (2) tembok benteng sebelah timur yang disiapkan menjadi pintu masuk penaklukkan, dan (3) kebijakan diplomasi yang bisa menghalangi atau mengurangi signifikan hadirnya bala bantuan, melengkapi benteng rumeli hisari yang telah dibuat.

MasyaAllah tabarakallah, kurang lebih begitulah jalan pikiran terobosan Al Fatih jika dipetakan dalam analisis SWOT kekinian. Ketiga rekomendasi inilah (terutama nomor 1 dan 2) yang benar-benar memberi efek kejutan yang luar biasa. Betul-betul di luar dugaan Konstantinopel, apalagi terobosan itu dibuat oleh sosok yang baru berusia 21 tahun!

Inilah terobosan kedua.

Hikmah Bakal Aksi:

Kemampuan Analisis Kondisi Lingkungan Menjadi Bagian Penting Dari Kemampuan/Keahlian Kepemimpinan Sebagai Salah Satu Syarat Model Kepemimpinan Transformasional!

Tujuh syarat Model Kepemimpinan Transformasional yang mutlak harus dikuasai: (1) Worldview, (2) Nilai-nilai Pribadi, (3) Motivasi, (4) Dimilikinya pengetahuan mengenai industri dan organisasi, (5) Dimilikinya relasi yang kuat dalam industri dan organisasi, (6) Dimilikinya kemampuan/keahlian kepemimpinan, seperti manajemen, keorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, analisis kondisi lingkungan, dan kemampuan penunjang lainnya, (7) Dimilikinya reputasi dan catatan rekor.

Pak Kar. 16.3.2023
Untuk Sahzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi