#3 Tembok Itu Sebegitu Sulitnya Ditaklukkan!

Seri _Transformasional Leadership:
Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving The Impossibl

Konstantinopel identik dengan tembok benteng yang kukuh, kuat dan berlapis. Bukan sembarang tembok. Ini tembok istimewa ! Istimewa? Ya, karena upaya penaklukan itu sudah dilakukan berkali-kali dan hasilnya … tetap saja tidak bisa ditaklukkan! Mari kita simak!

Usaha pertama dilakukan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan di penghujung tahun 32 H/653 M di bawah komando Mu’awiyah Ibnu Abi Sufyan yang mampu menerobos Asia Kecil hingga Bosphorus. Tembok itu masih kokoh.

Usaha kedua oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan pada tahun 44 H/664 M. Berbekal pengalaman pertama. Usaha ini juga belum berhasil.

Usaha ketiga, tahun 48 H/669 M, Mu’awiyah mencoba kembali. Dengan pasukan besar pimpinan Sufyan bin Auf dan Yazid bin Mu’awiyah dan sejumlah sahabat terkemuka dari Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair dan Abu Ayyub al Anshari. Ditambah armada laut bergerak menerobos selat Dardanella tanpa perlawanan. Pengepungan kota dan laut terus berlanjut sampai tujuh tahun, tapi tetap tanpa hasil.

Usaha keempat, pada tahun 96 H/715 M, masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Ia juga mencoba menaklukkan Konstantinopel. Pada permulaan tahun 98 H/ 716 M pasukan di bawah komando Maslamah bergerak menerobos daratan tinggi Anatolia, menduduki kota dan benteng milik Romawi, lalu mulai mengepung kota Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99H/ 15 Agustus 717 M, Maslamah kembali mengepung Konstantinopel. Namun, tetap belum juga berhasil.

Usaha kelima, di era Abbasiyah. Pada tahun 165 H/ 783 M, Harun Al Rasid, bergerak untuk mengalahkan Dinasti Byzantium. Al Rasyid menerobos dataran tinggi Anatolia hingga mencapai tepian selat Bosphorus lalu membuat markas di atas bukit Chrysopolis (Scutari) yang menghadap langsung Konstantinopel. Al Rasyid dapat mengalahkan musuh dan memaksa penguasa Bizantium menandatangani perjanjian damai dengan membayar upeti tahunan kepada Abbasiyah. Tapi, tetap saja usaha spektakuler beliau belum bisa menaklukkan Konstantinopel.

Usaha keenam, era Usmani. Upaya pertama Utsmani dalam menaklukkan Konstantinopel dilancarkan pada 789 H/1395 M pada masa sultan Bayazid. Hampir saja berhasil. Sultan pada saat itu melakukan perjanjian dengan kaisar dan menuntutnya untuk menyerahkan kota dengan cara damai pada kaum Muslimin. Namun, kaisar mengulur-ngulur waktu dan berusaha meminta bantuan kepada negara-negara Eropa, untuk menghadang serangan tentara Islam ke Konstantinopel.

Pada saat bersamaan, tentara Mongol di bawah pimpinan Timur Leng menyerbu wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Utsmani. Pasukan Timur Leng melakukan pengrusakan-pengrusakan. Peristiwa tersebut memaksa sultan Bayazid menarik mundur pasukannya dan pengepungannya pada Konstantinopel untuk kemudian menghadapi pasukan Mongol.

Usaha ketujuh, masa pemerintahan Murad II pada tahun 824 H/ 1451 M. Beberapa kali usaha penaklukan Konstantinopel dilakukan. Namun, masih juga belum berhasil.

Walhasil, semua berakhir hanya sampai dengan pengepungan saja.
Masya Allah, tembok itu sebegitu sulitnya untuk ditaklukkan!

Semua era kekhalifahan sudah pernah mencobanya. Bahkan, sekaliber khulafaur rasyidin. Namun, Allah Swt masih belum memberikan izin dan pertolongan-Nya. Pasti ada sesuatu. Merujuk pada prasyarat penaklukan dalam hadits bisyarah nabawiyah. Dua hal yang dikehendaki, pemimpin terbaik dan pasukan terbaik! Inilah yang harus dipenuhi ! Al Fatih ingat nasihat langit!

“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 5-6)

“Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat. Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan,“ nasihat Imam Syafi’i menyikapi ayat tadi.

Belajar dari pengalaman, pemimpin terbaik dan pasukan terbaik itu juga mesti punya breakthru, terobosan. Dan … Al Fatih penuh yakin, sanggup memenuhinya, tentu selalu dengan izin dan pertolongan Allah, idznullah wa nashrullah! Pasti ada celah untuk menaklukkannya. Meski sulit dan hampir tak masuk akal, tapi dengan izin dan pertolongan Allah, pasti bisa ditembus! Pasti! Misi Achieving The Impossible pun dimulai.

Hikmah Bakal Aksi:

Ingatlah selalu, semua keberhasilan penuh berkah selalu memerlukan idznullah dan nashrullah! Maka, kita mesti yakin akan datangnya izin dan pertolongan Allah, selalu husnudzon kepada Allah, selalu setia pada keyakinan dan terus berbuat maksimal hingga mastatho’tum dengan rumus azzam dan tawakkal!

Pak Kar. 4.3.2023
Untuk Sahzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi