#28 Pemimpin Transformasional Sejati Itu Pemimpin Anshorullah

Seri Transformasional Leadership:
Belajar dari Muhammad Al Fatih, Achieving the Impossibl

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhamad : 7)

Sebelum sampai pada penjelasan tafsirnya sesuai judulnya, mari kita simak lagi sari setiap tema yang sudah disampaikan. Anggaplah itu semua menjadi clue-nya.

#0 Kepemimpinan Transformasional Dimulai dari Mimpi Besar!
Kepemimpinan transformasional juga diartikan sebagai breakthru leadership. Pemimpinnya disebut sebagai pemimpin penerobos. Aktivitas breakthru hanya dilakukan orang-orang tertentu. Orang-orang berenergi besar tentu dengan mimpi besarnya. Sejarah juga membuktikan memang hanya oleh mereka yang mau menjadi istimewa saja yang mampu menjadi penerobos. Seperti Muhammad Al Fatih.

#1 Kami adalah Ghazi, Kesatria Pembela Islam Terpercaya!
Osman Ghazi adalah sumber dari legenda mimpi besar! Mimpi besar itu disimbolkan dengan bintang di tengah-tengah bulan sabit yang melambangkan Pembebasan Konstantinopel. Mimpi yang diwariskan sebagai keyakinan dari Osman ke anaknya Orhan dan terus berlanjut kepada seluruh keturunannya hingga sampailah ke tangan Al Fatih.

Osman juga sang kesatria Allah, Ghazi. Karakter istimewa yang sanggup mengusung mimpi besar dari Nabinya yang mulia. Karakter yang juga melekat erat pada seluruh keturunannya, termasuk Al Fatih!

#2 Worldview yang Membangkitkan !
Worldview adalah cara pandang seseorang dalam melihat dunia. Pemahaman yang menjawab pertanyaan yang paling mendasar dalam hidup ini: dari mana kita berasal, akan kemana kita setelah mati dan (karenanya) untuk apa kita hidup di dunia ini? Sedemikian pentingnya sebuah worldview menjadikannya sebagai syarat pertama yang akan mendasari syarat-syarat berikutnya dalam kepemimpinan transformasional! Dan … bagi muslim sejati, hanya ada worldview Islam! Worldview inilah juga yang sekaligus menjadi jati diri seorang Muslim sejati! Worldview sang Ghazi!

#3 Tembok itu Sebegitu Sulitnya Ditaklukkan!
Konstantinopel identik dengan tembok benteng yang kukuh, kuat dan berlapis. Ini tembok istimewa, karena upaya penaklukan itu sudah dilakukan berkali-kali dan hasilnya… tetap saja tidak bisa ditaklukkan ! Pasti ada sesuatu. Merujuk pada prasyarat penaklukan dalam hadits bisyarah nabawiyah. Dua hal yang dikehendaki, pemimpin terbaik dan pasukan terbaik ! Inilah yang harus dipenuhi !

#4 Ada Guru Istimewa di Balik Murid Istimewa!
Sultan Muhammad al Fatih sesaat setelah dibaiat menjadi Pemimpin Utsmaniyah pada tanggal 5 Muharam 855 H/7 Februari 1451 M segera menemui Gurunya, Syeikh Aaq Syamsuddin untuk persiapan pembebasan Konstantinopel. Keberadaan Guru sangatlah penting bagi Pemimpin Islam! Muliakan Gurumu Agar Berkah Ilmumu! Inilah kunci rahasia pertama yang membuka istana ilmu yang sedemikian luas dan megah bagi pembentukan sosok Al Fatih muda.

#5 Tujuh Syarat itu pun Dilampaui!
Dalam konteks kekinian, berdasarkan pemodelan para ahli manajemen dan kepemimpinan, ada tujuh syarat penting untuk merengkuh kepemimpinan transformasional. Tujuh syarat itu : (1) Worldview, (2) Nilai-nilai Pribadi, (3) Motivasi, (4) Memiliki pengetahuan mengenai industri dan organisasi, (5) Memiliki relasi yang kuat dalam industri dan organisasi, (6) Memiliki kemampuan/keahlian kepemimpinan, seperti manajemen, keorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, dan kemampuan penunjang lainnya, (7) Memiliki reputasi dan catatan rekor. Al Fatih berhasil melampauinya.

#6 Empat Dimensi Kepemimpinan Pun Dibuktikan!
Ada empat dimensi dalam model kepemimpinan ini: (1) Idealized Influence, (2) Inspirational Motivation, (3) Intellectual Stimulation, dan (4) Individualized. Consideration Penjelasan dimensi ini memberi keyakinan betapa model ini merujuk pada sosok pemimpin utama di dunia ini, Rasulullah saw.

#7 Terobosan Pertama: Membangun Benteng Rumeli Hisari!
Al Fatih membangun benteng Rumeli Hisari di daratan Eropa dekat selat Bosphorus yang menghadap benteng Anadolu Hisari di daratan Asia yang dibangun Sultan Bayazid I. Dengan demikian, ia dapat mengawasi selat Bosphorus dan mencegah bala bantuan negara Eropa datang ke Konstantinopel.

#8 Terobosan Kedua: Analisis SWOT!
Apa rahasia ketangguhan kota ini sehingga sebegitu sulitnya ditaklukkan? Inilah terobosan kedua. Tercatat dari tanggal 29 Agustus sampai dengan 1 September 1452, sembilan bulan sebelum serangan umum dilakukan, Al Fatih melakukan analisis langsung di TKP ! Bahasa sekarang, Al Fatih melakukan analisis SWOT!

#9 Terobosan Ketiga: Pengambilan Keputusan, Kebijakan Strategis!
Al Fatih melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Memperbarui perjanjian yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan untuk menghilangkan pengaruh Kerajaan Byzantium di wilayah-wilayah tetangga Utsmani baik secara politis maupun militer.

#10 Terobosan Keempat: Penyiapan Militer!
Pasukan yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad saw., disiplin, sangat terorganisir, sami’na wa atho’na, penuh totalitas. Pasukan yang tak pernah meninggalkan biah sholihah, khususnya salat tahajud, salat dhuha, puasa sunnah, tadarrus sebagai kunci kekuatannya. Pasukan yang mengikuti sang Pemimpin sebagai teladannya! Inilah terobosan keempat.

#11 Motivasi Ruhiyah, Itu Kuncinya!
Bagaimana Al Fatih bisa membentuk SDM sehandal itu? Inilah jawabannya. Yap, motivasi ruhiyah! Motivasi spiritual (al quwwah ar-ruhiyah) berupa kesadaran seseorang bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah Swt. Zat yang akan meminta pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja, asalkan sesuai dengan syariat yang diberikan-Nya.

#12 Lantas, Berhasilkah Al Fatih dengan Semua itu?
Laa hawla walaa quwwata illa billah … Faktanya tak mudah. Kota itu memang sangat tangguh.

#13 Dilarang Mengeluh! Mengeluh Hanya Menjauhkan Mimpi Besar Dari Kenyataan!
Tanggal 20 April 1453 M tepat 51 hari pengepungan. Hasil yang diharapkan belum juga tampak. Logistik terus menipis. Sebagian pasukan kehilangan semangat tempur. Dan … mulailah muncul suara-suara sumbang dari sebagian para komandan pasukan.

Pesan kuat Al Fatih untuk pasukannya: “Dilarang mengeluh! Mengeluh hanya menjauhkan Mimpi Besar dari Kenyataan!”

#14 Hasil Tak Pernah Mengkhianati Proses, Maka Nikmati Saja Prosesnya!
“Jangan pernah berkata tidak mungkin kalau kalian belum mencoba!” tegas Al Fatih. Keputusan sudah diambil, maka tawakkallah. Ayatnya berbunyi ‘faidza azamta fa tawakkal alalLah.’ Jika sudah berazam, maka tawakkallah kepada Allah. Demikian penggalan surat Ali Imran ayat 159. Allahu Akbar!

#15 Hadapi atau Hindari?! Hadapi!
“Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang pernah dilakukan oleh Alexander The Great.” Komentar Yilmaz Oztuna, sejarawan Byzantium.

#16 Idznullah Dan Nashrullah Itu Sangatlah Dekat!
22 April 1453. Atas izin dan pertolongan Allah, kapal pun telah berpindah dari Selat Bosphorus ke Golden Horn. Menjelang matahari muncul, orang-orang konstantinopel terbangun dari tidurnya. Dikagetkan dengan takbir yang menggema menggelegar dari arah bukit. Pasukan Konstantin terbirit-birit lari ke atas menara, mereka melihat ke arah bukit Galata. Pemandangan ini menakutkan mereka, meruntuhkan kesombongan mereka, tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mereka melihat panji-panji Islam berkibar beserta pasukan yang tidak mereka bayangkan sebelumnya membawa kapal-kapal perang memasuki wilayah mereka. Tempat yang paling aman itu kini berubah menjadi wilayah paling berbahaya bagi Konstantinopel. Mereka pun berseru, “Muhammad Al-Fatih adalah orang gila. Konstantinopel telah selesai!”

#17 Idznullah dan Nashrullah itu Nyata!
Bismillah. Hari Senin, 19 Jumadil Ula 857 H, bertepatan dengan 28 Mei 1453 M, pemimpin dan pasukan terbaik itu pun melakukan puasa Senin-Kamis. Setelah berbuka, Selasa dini hari, jam 01, tepat pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H atau 29 Mei 1453 M, Pemimpin dan pasukan terbaik ini melakukan serangan umum. Pada hari itulah, biidznillah wa binashrillah, Kota Konstantinopel akhirnya jatuh.

#18 Tundukkan ‘Bukit Galata’ Kita!
Begitulah, siapa pun yang berkehendak kuat menjadi Pemimpin Transformasional, memang harus menundukkan ‘BUKIT GALATA’” masing-masing untuk bisa ACHIEVING THE IMPOSSIBLE, seperti Muhammad Al Fatih!
‘BUKIT GALATA’ kita itu kadang berbentuk … Ikhtiar Bumi Saja, Ikhtiar Langit Diabaikan.
Ikhtiar Langit Saja, Ikhtiar Bumi Dilupakan. Berazam, Tapi Tanpa Tawakkal.
Putus Asa Dari Rahmat Allah.Tak Setia Pada Keyakinan. Su’udzon Kepada Allah. Tak Mau Taat Sepenuhnya Kepada Allah. Berakhlak Buruk Pada Guru.

Sementara ‘Bukit Galata’ bagi organisasi itu mengerucut pada lima poin besar, yakni: Visi Tidak Ada, Kepemimpinan Lemah, de-Motivasi, Aksi Tidak Berkah dan akhirnya memunculkan RASA TIDAK BAHAGIA.

#19 Tundukkan ‘Bukit Galata’ Kita! (Jilid 2)
Masih adakah ‘bukit galata’ lainnya yang harus kita tundukkan untuk bisa Achieving the Impossible!Jawabnya masih ada! Apa itu? Simpulannya, kita punya external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).

#20 Keyakinan Yang Membangkitkan!
Apa saja konten di dalam worldview ini hingga disebut sebagai pemikiran yang mendasar dan besar sehingga mampu membawa perubahan yang mendasar dan besar bagi siapa saja yang mengembannya. Konten itu terutama pada beberapa materi akidah Islam yang memang sangat mencerahkan akal, menentramkan jiwa dan sesuai dengan fitrah manusia. Materi itu dapat dipilah dalam beberapa tema, yakni (1) Akidah Islam sebagai satu-satunya landasan kebangkitan yang hakiki, (2) Qadla dan Qadar, (3) Hidayah dan Dholalah (Petunjuk dan Kesesatan), (4) Tawakkal, (5) Rizki, (6) Ajal, dan (7) Doa.

#21 Syariat yang Membawa Rahmat!
Mengapa sering sekali Al Fatih memberikan komando yang isinya sama dengan wejangan para Syekh, gurunya yaitu agar syariat selalu berada di depan mata pasukannya. Yap, benar! Konsekuensi keimanan adalah ketaatan sepenuhnya pada syariat!

Dari Imam Syafi’i, kita paham, ‘Kewajiban pertama bagi seorang mukallaf (orang yang sudah terkena taklif hukum, baligh) adalah berpikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala.’

Dari Imam Nawawi Al Bantani, kita mengerti, “Tanda ma’rifat seseorang dapat terlihat dari ketaatannya dalam menjalankan kewajiban agamanya.”

#22 Ini Pembebasan, Bukan Penjajahan!
Misinya adalah agar umat manusia terbebas dari penghambaan kepada sesama manusia, menuju penghambaan hanya kepada Allah Swt. Pembebasan bukan penjajahan! Sebab, jika penjajahan, maka hanya akan memindahkan penghambaan dari penguasa yang lama kepada penguasa penjajah atau penguasa baru, boneka penjajah saja! Dalam penjajahan, akan terjadi penghambaan kepada sesama manusia dalam segala bentuknya yang akhirnya memudahkan penguasaan sumberdaya negeri itu untuk kepentingan penjajahnya!

#23 TEAM itu Together Everyone Achieves More Miracle!
Al Fatih menjamin semua pergerakan organisasi berlangsung dalam koridor taqorrub ilallah, mendekat taat kepada Allah ! Inilah yang membuat status ‘More’ meningkat tajam menjadi ‘Miracle.’ Melampaui dari sekadar Achieving More menjadi Achieving the Impossible! Inilah reward dari Allah, ketika semua dilakukan sebagai ibadah, dengan landasan iman dan sebagai amal sholeh. Karena misi pembebasan tidak sekedar keuntungan duniawi, tapi lebih dari itu berdampak surga atau neraka! Jika sesuai syariat akan berbuah surga. Namun jika maksiat -seperti penjajahan- maka neraka pun menanti!

Begitulah, Al Fatih mampu mengubah team menjadi TEAM. Mengubah together everyone achieves more menjadi TOGETHER EVERYONE ACHIEVES MIRACLE. Berkah, berkah, berkah.

#24 Pengambilan Keputusan yang jitu
Ternyata ada kunci lain yang diperlukan agar semua itu bisa berlangsung efektif dan efisien. Kunci ini dinamakan sebagai pengambilan keputusan atau decision making. Kunci ini tampak betul sangat dikuasai oleh Al Fatih! Pengambilan keputusan dalam Islam dibedakan sesuai dengan tipe permasalahan yang dihadapi, yaitu (1) dalam masalah tasyri’ (hukum), (2) dalam masalah yang membutuhkan keahlian atau pemikiran yang mendalam (faniyah), dan (3) dalam masalah yang tidak membutuhkan keahlian dan dapat dimengerti oleh banyak pihak.

#25 Gagasan yang Melampaui Zamannya!
Al Fatih memang benar-benar memberi teladan dalam dimensi kepemimpinan transformasional, khususnya pada dimensi Inspirational Motivation (motivasi inspirasional). Pemimpin memotivasi, menginspirasi, menggerakkan bawahan/pengikut mencapai kemungkinan-kemungkinan yang tidak pernah terbayangkan dengan Mimpi Besar. Melakukan ACHIEVING THE IMPOSSIBLE! Yes! Melampaui zamannya!

#26 Ramadan Momentum Penyiapan Pemimpin & Pasukan Terbaik!
Keberadaan Ramadan benar-benar dimanfaatkan Al Fatih untuk memaksimalkan proses habituasi semua amal ketaatan agar menjadi habit seluruh anggota pasukan dan semua pimpinannya. Jika ini sudah terjadi maka pembebasan Konstantinopel akan mudah didudukkan menjadi bagian dari amal saleh!

#27 Mengapa Dakwah Menjadi Prosedur Pertama Pembebasan?
Meski Al Fatih dan semua panglima pembebasan siap bertempur, namun sikap dasar mereka adalah sami’na wa atho’na pada syariat. Dakwah harus dikedepankan sebagai wasilah agar pihak lain mendapat hidayah taufik dari Allah Swt. sebagaimana yang terjadi pada penduduk Samarkand. Ini yang harus digarisbawahi.

Begitulah dengan semua clue di atas, menjadi mudah dipahami penjelasan QS. Muhamad: 7 yang diberikan oleh Imam Al Qaththan dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini:

“Hai orang-orang mukmin, tolonglah agama Allah dengan melakukan berbagai aktivitas antara lain: Menolong syariat-Nya; melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan dalam Islam; menjalankan aktivitas kehidupan berdasarkan minhaj yang lurus (sesuai Al-Qur’an Hadis), niscaya Allah akan menolongmu dengan mengalahkan musuh-musuhmu dan meneguhkan kedudukanmu. Ini adalah janji yang benar dari Allah. Sungguh orang-orang mukmin terdahulu telah memperoleh pertolongan dari Allah, maka sekarang kami adalah orang-orang yang mencari pertolongan Allah dengan menolong agama-Nya dan berjalan sesuai minhaj-Nya, sehingga Allah menolong kami dan menetapkan kedudukan kami, serta Allah tidak mengingkari janji.” (Tafsir Al Qaththan)

Semua proses di atas jika direlasikan dengan ayat di atas menunjukkan bahwa Pemimpin Transformasional Sejati itu Pemimpin Anshorullah. Inilah juga yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih!

Hikmah Bakal Aksi:

Wujudkan Mimpi Besar Menjadi Pemimpin Transformasional Sejati, Pemimpin Ansharullah Dengan Cara Al Fatih!

(1) Tanamkan Keyakinan bahwa kita bisa, kita mampu dan kitalah Muslim Terbaik yang Akan Menjadi Pemimpin Transformasional Sejati, Pemimpin Ansharullah sebagaimana Keyakinan Bisyarah ditaklukkannya kota Konstantinopel dalam hadits riwayat Ahmad oleh pemimpin dan pasukan terbaik itu sejak kecil telah ditanamkan kepada Muhammad al Fatih oleh gurunya, Syaikh Aaq Syamsuddin.

(2) “Hati kita hendaknya kokoh laksana batu karang. Kita wajib meneruskan perjuangan ini. Tanpa harus dihinggapi sifat lemah dan kerdil. Kita telah memulai satu perkara, maka kita wajib menyelesaikannya.” (Zughanusy Pasha)

(3) Tawakkallah pada Allah Dzat Yang Maha Penolong sebagaimana penegasan “Maulana Al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsuddin, guru Muhammad al-Fatih, “Perang wajib dilanjutkan, dan dengan kekuatan Dzat Yang Maha Agung, maka kemenangan akan segera tercapai.

Pak Kar. 20.4.2023
Untuk Sehzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi