#16 Idznullah dan Nashrullah itu Sangatlah Dekat!

Seri _Transformasional Leadership:
Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving the Impossible

 

“Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah: 214)

22 April 1453. Atas izin dan pertolongan Allah, kapal pun telah berpindah dari Selat Bosphorus ke Golden Horn. Menjelang matahari muncul, orang-orang Konstantinopel terbangun dari tidurnya. Dikagetkan dengan takbir yang menggema menggelegar dari arah bukit. Pasukan Konstantin terbirit-birit lari ke atas menara, mereka melihat ke arah Bukit Galata. Pemandangan ini menakutkan mereka, meruntuhkan kesombongan mereka, tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mereka melihat panji-panji Islam berkibar beserta pasukan yang tidak mereka bayangkan sebelumnya, membawa kapal-kapal perang memasuki wilayah mereka. Tempat yang paling aman itu kini berubah menjadi wilayah paling berbahaya bagi Konstantinopel.

Mereka pun berseru, “Muhammad Al-Fatih adalah orang gila. Konstantinopel telah selesai!”

Selalu dan selalu karena izin dan pertolongan Allah, Teluk Tanduk Emas sudah dikuasai. Titik terlemah Konstantinopel sudah dalam kendali. Hasilnya sungguh menakjubkan.
Konsentrasi pasukan Konstantin terpecah, terkuras di banyak titik. Yang semula terkonsentrasi di gerbang St Romanus dan Istana Blachernae, sekarang harus juga menjaga tembok yang memanjang di sepanjang Teluk. Pertahanan yang jauh berkurang akhirnya membuat moral penduduk pun jatuh. Dan momentum pembebasan tinggal soal waktu saja.

Benar, ini hanya soal waktu. Dan waktu itu sudah sangat dekat. Keyakinan pun terus menguat. Memasuki tengah Mei, situasi dan kondisi makin menguntungkan. Moril pasukan Usmani makin meningkat, namun tetap perlu ekstra hati-hati.

Al Fatih terus menjaga intensitas penyerangan. Makin meningkat bahkan dengan beragam taktik yang belum pernah disaksikan sebelumnya oleh pasukan Konstantinopel. Setelah 72 kapal mendarat tepat di muka Konstantinopel, Al Fatih menambah daya gedornya dengan taktik penggalian terowongan bawah tanah, langsung menuju ke dalam kota. Ini untuk memulai serangan bawah tanah. Meski akhirnya bisa ditanggulangi, namun 14 terowongan yang telah digali makin membuat moril pasukan Konstantinopel jatuh. Belum selesai dengan terowongan, Al Fatih membuat menara berjalan yang dapat menampung ratusan pasukan Usmani. Menara ini dibuat untuk menyerang dan sekaligus melindungi upaya pasukan di bawah yang sedang membuat jalan masuk dengan menimbun parit sedalam 10 meter. Jalan ini sangat penting bagi momentum serangan besar-besaran yang akan dilakukan.

Kita lompat ke tanggal 28 Mei 1453. Hari Senin. Sehari menjelang momentum bersejarah itu. Hampir 50 hari kaum muslim mengepung kota istimewa ini. Banyak dinamika yang terjadi, namun keyakinan akan hadirnya idznullah dan nashrullah tak tergoyahkan. Pekik takbir terus membahana, membuat sirna segala lelah yang menerpa. Seluruh pasukan Usmani telah siap menerima komando penyerangan. Di sinilah, Al Fatih memberikan instruksi pamungkas. Gunakan hari ini untuk memperbanyak ibadah kepada Allah. Memulai hari dengan salat tahajjud, shaum sunnah, tadarrus, berdoa, dan semua amal sholeh yang bisa dilakukan. Karena kunci kemenangan bukanlah di persenjataan, namun dari kedekatan pasukan kepada Rabbnya, dari kualitas ibadahnya, dari keterikatan diri mereka terhadap syariat-Nya. Taqorrub ilallah.

Malam 29 Mei pun berubah menjadi makin khusyuk. Para ulama yang terus ikut mendampingi pasukan tanpa henti, terus mengingatkan dan menguatkan pasukan agar terus ikhlas dan siap berjihad. Syariat Islam harus terus di depan mata pasukan. Semua harus tunduk, taat, dan patuh pada syariat agar pembebasan ini penuh dengan keberkahan. Ketaatanlah yang akan menjadi sebab kemenangan esok hari.

Begitulah, idznullah dan nahsrullah itu sangatlah dekat!

Hikmah Bakal Aksi:

Bi’ah Sholihah itu Bagian yang Tak Terpisahkan Dari Reputasi dan Catatan Rekor Pemimpin Sejati!

Masyaallah, tak ada kisah penyiapan karakter sikap mental pemimpin Islam di sepanjang kisah emas peradaban Islam, kecuali di dalamnya ada bi’ah sholihah sholat tahajjud, dhuha, shaum sunnah, dan tadarrus.

Pak Kar. 7.4.2023
Untuk Sehzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi