#11 Motivasi Ruhiyah, itu Kuncinya!

Seri _Transformasional Leadership:
Belajar Dari Muhammad Al Fatih, Achieving The Impossible

Pasukan yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad saw.; disiplin, sangat terorganisir, sami’na wa atho’na, penuh totalitas. Pasukan yang tak pernah meninggalkan biah sholihah, khususnya salat tahajjud, salat dhuha, puasa sunnah, tadarrus sebagai kunci kekuatannya. Pasukan yang mengikuti sang pemimpin sebagai teladannya!

Bagaimana Al Fatih bisa membentuk SDM seandal itu? Inilah jawabannya.

Al Fatih sudah menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai fondasi kehidupannya, tujuan dari semua yang dilakukannya, dan syariat selalu di depan matanya. Masyaallah tabarakallah. Allahumma sholli ala Muhammad. Pendekatan sistem sudah dibahas pada edisi sebelumnya. Selain sistem, ada satu lagi. Ini menjadi kuncinya. Yap, motivasi ruhiyah!

Motivasi ruhiyah atau motivasi spiritual (al quwwah ar-ruhiyah) berupa kesadaran seseorang bahwa ia memiliki hubungan dengan Allah Swt. Zat yang akan meminta pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja, asalkan sesuai dengan syariat yang diberikan-Nya.

Motivasi spiritual ini tampak misalnya dalam pernyataan sahabat Sa’ad bin Mu’az di bawah ini kepada Rasulullah saw. ketika Perang Badar dimana pasukan muslim yang berjumlah 300 orang dengan persenjataan yang sangat sederhana didukung hanya 2 ekor kuda dan sekitar 30 ekor unta berhadapan dan mampu mengalahkan 1000 orang lebih kaum kafir Quraisy yang memiliki persenjataan lengkap dan didukung 200 ekor kuda perang. Perbandingan kondisi yang amat sangat jomplang! Tapi, lihatlah apa yang terjadi sebelum perang berlangsung!

“Saya bicara atas nama orang Anshar, dan memberi jawaban berdasarkan sikap mereka. Berangkatlah bersama kami, sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki. Ikatlah tali siapa pun yang Engkau kehendaki. Dan putuskanlah ikatan siapa saja yang Engkau kehendaki. Dan ambillah dari harta kekayaan kami yang Engkau kehendaki. Dan berikanlah yang mana saja yang Engkau kehendaki. Apa saja yang Engkau ambil niscaya lebih kami sukai daripada yang Engkau tinggalkan. Demi Allah, kalau seandainya Engkau menempuh perjalanan bersama kami hingga ke barak Al Ghamad (kota Habasyah), kami semuanya akan tetap bersamamu. Dan demi Allah, kalau seandainya Engkau mengajak kami untuk menyeberangi lautan sekalipun, pasti kami akan lalui bersamamu.”

Masyaallah tabarakallah. Siapa yang tak merinding, mendengar pernyataan seperti ini. Motivasi ruhiyah dahsyat yang muncul dari Sahabat hasil didikan sempurna Sang Rasul saw. Allahumma sholli ala Muhammad.

Juga seperti keyakinan Khalid Bin Walid ketika memimpin pasukan kecil untuk misi besar membebaskan Persia. Khalid tahu betul bahwa Allah berfirman, “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali Imran: 160)

Motivasi yang mampu mengubah Khalid, sosok yang pernah menantang Allah menjadi pedangnya Allah; mengubah pasukan kecil, sederhana dengan persenjataan ala kadarnya menjadi pasukan luar biasa penuh keajaiban. Motivasi yang menakutkan pihak lawan, karena mereka tahu berhadapan dengan pasukan pecinta kematian!

Hasilnya seperti yang difirmankan-Nya, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah.” (QS. Al-Baqarah: 246)

Kemenangan itu terjadi dengan idznullah dan nashrullah ! Selalu seperti itu! Begitulah. Rasulullah saw. memang membenamkan Al-Qur’an sedalam-dalamnya kepada diri seluruh Sahabatnya. Menjadi motivasi ruhiyah yang dahsyat. Energi yang tak terkalahkan. Dari sini dapat kita mengerti mengapa belajar Al-Qur’an menjadi mata pelajaran utama bagi pasukan Al Fatih! Al-Qur’an memang bukan hanya untuk dibaca, tapi diamalkan! Itu juga mengapa, untuk menjaga motivasi ruhiyah sedahyat ini, Al Fatih selalu menekankan agar syariat selalu di depan mata seluruh pasukannya! Ketika iman sudah berpadu dengan amal sholih, ketika aqidah sudah menyatu dengan syariah, maka akan muncul ketaatan sempurna. Jika taat, maka Allah ridlo. Jika Allah ridlo, maka keberkahan tanpa batas Allah turunkan pada kita. Maka, dapatlah kita bayangkan pasukan yang dipenuhi dengan keberkahan itu ada pada sosok pasukan terbaik dengan panglima terbaik yang disabdakan Sang Nabi saw. Allahumma sholli ala Muhammad.

Begitulah, motivasi ruhiyah menjadi kunci terwujudnya pemimpin dan pasukan terbaik! Biidznillah wa bi nashrillah, Al Fatih berhasil melakukannya.

Hikmah Bakal Aksi:

Dimilikinya Motivasi Menjadi Salah Satu Syarat Model Kepemimpinan Transformasional! Motivasi Ruhiyah adalah Motivasi Tertinggi Seorang Muslim !

Tujuh syarat Model Kepemimpinan Transformasional yang mutlak harus dikuasai : (1) Worldview, (2) Nilai-nilai Pribadi, (3) Motivasi, (4) Dimilikinya pengetahuan mengenai industri dan organisasi, (5) Dimilikinya relasi yang kuat dalam industri dan organisasi, (6) Dimilikinya kemampuan/keahlian kepemimpinan, seperti manajemen, keorganisasian, komunikasi, pengambilan keputusan, analisis kondisi lingkungan, dan kemampuan penunjang lainnya, (7) Dimilikinya reputasi dan catatan rekor.

Pak Kar. 27.3.2023
Untuk Sehzade Ali

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi