Masa demi masa terus berganti. Hingga kini tibalah era digitalisasi. Di mana gelombang informasi deras menghampiri. Mau tahu tentang apa saja tak perlu ke mana-mana. Cukup usap smartphone dalam genggaman, maka semua yang kita butuhkan telah tersedia. Namun demikian, wajib kita sadari bahwa peran guru tidak akan pernah terganti oleh kecanggihan digitalisasi.
Ya, guru adalah sosok yang istimewa. Ia memang tidak akan selalu menuruti kemauan kita sebagaimana dunia maya. Tetapi guru akan selalu ada untuk memenuhi kebutuhan kita agar sukses sebagai manusia, memiliki takwa, hingga selamat di dunia sampai akhirat kelak. Guru adalah pelita dalam gulita rimbanya kehidupan. Guru tidak akan pernah tergantikan oleh kecanggihan zaman. Selamat hari guru. Guru, engkaulah penyelamatku.
Refleksi Diri Sebagai Murid
Guys, di momen hari guru ini alangkah baiknya kita merenung. Merefleksi diri kita, apakah sudah menjadi murid yang baik bagi guru-guru kita? Mengingat, di era saat ini moralitas seolah tercampak tak berbekas. Begitu mudah melawan bahkan mengancam guru tercinta. Nastagfirullah, semoga hal ini tidak dilakukan oleh Teman Surga ya, aamiin!
Namun kita juga tidak boleh menutup mata, ternyata banyak di luar dari kita yang bangga ketika melawan kepada gurunya. Seolah kebal dosa dan malah jadi merajalela. Padahal, sebagai seorang murid harusnya bersikap sopan dan baik kepada gurunya. Agar sang guru meridhainya dan ilmu yang diberikan pun menjadi berkah.
Kita harus ingat selalu, bahwa masuk ke sekolah dan melalui jenjang demi jenjang itu bukanlah sekadar untuk dapat informasi tentang banyak ilmu. Melainkan juga ada proses pendidikan di dalamnya yang diberikan oleh guru. Kita diajarkan tentang kedisiplinan, kejujuran, sopan santun, kebijaksanaan, tanggung jawab, dan banyak lagi lainnya yang ini tidak akan kita dapatkan dari Google. Karena untuk membentuk karakter itu tidak hanya butuh informasi semata. Tetapi juga butuh adanya rasa serta keteladanan. Ini hanya bisa didapatkan jika kita berinteraksi dengan guru.
Jadi bagaimana interaksi kita kepada guru selama ini? Semoga senantiasa terjaga dengan baik dari hari ke hari. Karena keberkahan ilmu kita tergantung dari keridaan guru-guru kita.
Hormat Kepada Guru
Guys, kita harus selalu ingat bahwa keridaan guru itu sangat penting dalam hidup kita. Oleh karena itu, Imam Az-Zarnuzi dalam kitabnya yang begitu populer yakni Ta’limul Muta’allim, menjabarkan tentang bagaimana adab seorang murid kepada guru. Hal ini ditujukan agar para penuntut ilmu peroleh keberkahan ilmu untuk keselamatan hidup di dunia hingga akhirat nanti. Yuk kita simak ulasannya!
Pertama, sebagai bentuk penghormatan kita kepada guru adalah dengan tidak berjalan di depannya. Jika ada guru yang hendak berjalan, maka hendaknya kita dahulukan beliau. Kemudian kita berjalan di belakangnya.
Kedua, tidak menduduki tempat duduk guru. Ini adalah adab yang jarang diketahui oleh murid. Setelah ini, maka harus selalu diingat ya. Bahwa kita harus menahan diri agar tidak duduk-duduk di tempat guru kita.
Ketiga, tidak memulai pembicaraan di hadapan guru kecuali jika diberi izin olehnya. Nah, ini nih yang sering banget kebablasan. Guru udah masuk ke kelas, tapi muridnya masih pada asyik ngobrol. Bahkan guru sedang serius menjelaskan, kita malah asyik cengengesan bercanda sama teman. Ingat, ini bentuk tidak menghormati guru. Jangan ya dek ya. Bisa jadi dosa!
Keempat, tidak banyak berbicara di hadapannya. Ingat selalu, bahwa kita sedang berhadapan dengan guru. Jangan sekali-sekali menyamakan guru kita dengan teman bermain ya Bestie. Kudu ada batasannya. Harus tetap jaga adab kepadanya.
Kelima, menghormati anak ataupun kerabat guru. Ini juga bagian dari penghormatan kepada guru ya Guys. Jadi kita juga harus jaga sikap dan adab kepada keluarga guru kita. Enggak boleh semena-mena, ya.
Nah ini beberapa adab yang harus kita biasakan kepada guru. Kesimpulannya adalah seorang penuntut ilmu harus mencari keridhaan gurunya. Berupaya menjauhi apa-apa yang membuat guru murka. Selalu berusaha melaksanakan perintah guru selama perintah itu bukan kemaksiatan ya Guys ya. Sebab kita tidak boleh taat kepada makhluk dalam rangka bermaksiat kepada Allah SWT. So, tetap ada batasan dalam mentaati guru ya guys ya. Jangan sampai mentang-mentang mau taat sama guru, malah jadi bermaksiat seperti berita viral beberapa waktu lalu. Naudzubillah. Bukan gitu juga konsepnya ya guys ya!
Guru, Engkau Penyelamatku
Guys, udah jelas ya bahwa kedudukan guru itu sangat mulia. Tidak bisa disamakan atau dibandingkan denga kecanggihan teknologi manapun. Guru memiliki naluri dan hati dalam mendidik kita. Guru memahami apa yang kita butuhkan untuk keselamatan dunia dan akhirat kita. Maka sekali lagi, jangan pernah meremehkan guru-guru kita.
Di dalam kitab Ta’limul Muta’allim juga dituliskan sebuah syair, ”Sesungguhnya guru dan dokter itu, keduanya tidak akan memberikan nasihat jika tidak dihormati. Tahanlah sakitmu jika kamu kasar terhadap dokter. Dan nikmatilah kebodohanmu jika kamu kasar terhadap gurumu.”
Demikianlah kemuliaan seorang guru. Maka berhati-hatilah kita agar tidak terbenam dalam kebodohan. Jangan sampai kita menyakiti hati guru. Karena jika hati guru tersakiti, maka kita akan terhalang dari keberkahan ilmu. Kita tidak akan dapat mengambil manfaat ilmu tersebuat kecuali hanya sedikit. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bagi kita dalam menghadapi kehidupan dunia apalagi akhirat kelak.
So, manfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin. Jaga perasaan guru-guru kita. Mintalah doa dan ridanya. Inshaallah, guru-guru kita akan menjadi penyelamat di dunia hingga akhirat. Wallahu’alam. []