Generasi Bervisi Surga

Oleh. Choirin Fitri

Sob, hidup ini cuma sekali. Kalau sudah mati, enggak akan terulang lagi. Sungguh rugi pakai banget jika kita isi dengan ketidakmanfaatan. Betul ‘kan?

Namun sayang banget, saat ini banyak generasi muda yang enggak sadar bahwa mati tanpa syarat. Enggak harus mereka yang berusia senja, yang muda pun bisa mati. Enggak harus yang berpenyakit kronis, yang sehat dan segar bugar juga bisa mati karena kecelakaan misalnya. So, beneran mati itu enggak punya syarat. Jika Allah berkehendak, malaikat Izrail pasti datang mencabut nyawa.

Sungguh alangkah ngerinya jika saat nyawa tercerabut dari raga, kita dalam kondisi bermaksiat pada Allah. Bagaimana mungkin kita masih punya muka di hadapan-Nya? Pasti kita bakal menghadapi murkanya. Astaghfirullah.

Sudah banyak contoh orang-orang mati di sekitar kita sedangkan mereka dalam kondisi anti ketaatan. Ada yang pesta miras dan seks, mati. Ada yang sedang menenggak narkoba, mati. Ada yang taruhan balapan motor, mati kecelakaan. Ada pula yang enggak salat, puasa, dan menjalankan aturan Allah, mati.

Rasanya ini cukup bisa menjadi pelajaran berharga buat kita ya, Sob. Jangan sampai kita mati dalam keadaan demikian. Bakal ngeri azab yang Allah berikan pada mereka yang ingkar pada-Nya. Neraka siap menyambut. Nauzubillahimindzalik.

Bagi kita, seorang muslim sejati, akan hati-hati dalam menjalankan hidup ini. Bahkan, akan menjadikan Rasulullah teladan dalam segala hal. Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ المُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

“Sesungguhnya orang yang beriman melihat dosa-dosanya seperti ketika duduk di bawah gunung, dia takut kalau gunung tersebut jatuh menimpanya. Adapun orang yang fajir melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat (terbang) di depan hidungnya.” (HR Bukhari)

Nah, dari hadis ini kita bisa mengambil pelajaran berharga dalam memandang kemaksiatan. Apakah seperti orang yang beriman yang melihat dosa ibarat gunung? Ataukah seperti orang fajir yang memandang dosa ibarat lalat?

Sob, pilihan ada di tangan kita. Jika kita mau surga seluas langit dan bumi, maka kita bisa menganggap dosa sebesar gunung. Kita segera bertobat. Kita segera menghindar agar tidak terjatuh terlalu dalam ke jurang maksiat.

Berbanding terbalik dengan orang-orang yang suka bermaksiat. Mereka menganggap enteng kemaksiatan yang ada. Efeknya, enggak ada takut-takutnya dengan ancaman neraka yang menyala-nyala. Padahal, terkena api dunia saja panasnya bukan main. Apalagi neraka. Ih, ngeri, Sob. Astaghfirullah.

So, jangan ragu-ragu untuk menjadi generasi bervisi surga. Jadikan surga tempat terbaik yang bakal kita huni kelak. Namun, perhatikan S&K dari Allah, ya! Allah memberikan clue untuk kita dalam firman-Nya yang berbunyi:

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 133)

Ayat ini menjadi bukti cinta Allah pada kita. Allah ingin agar kita segera menuju ampunan Allah dan surga seluas langit dan bumi. S&K-nya adalah bagi mereka yang bertakwa. Mereka yang sibuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Itukah kita?

Batu, 27 September 2022

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi