Oleh: Sofiatun Hasanah
(Aktivis Remaja)
“Berikan aku seribu orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia”. Itulah kata-kata penuh makna dan menggetarkan yang pernah diucapkan oleh Presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno.
Namun, Sob, fakta pemuda saat ini tuh, jauh dari harapan presiden pertama kita, lho! Jangankan mengguncangkan dunia, pemuda saat ini malah jadi sasaran empuk para penjajah film, musik, fashion, dan teknologi.
Apalagi di era medsos seperti saat ini.
Tau gak, siih, Sob, generasi milenial saat ini sangat akrab dengan media sosial. Berbicara mengenai media sosial tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kehidupan manusia di zaman modern seperti sekarang ini tidak bisa lepas dari media sosial. Namun, jika berlebihan juga tidak baik, ya, Sob. Selain mata kita akan rusak, kita juga merugi karena waktu tersisa untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
Saking akrabnya generasi milenial ini dengan HP, ke mana-mana mereka lengket terus dengan HP-nya. Gak mau lepas sedetik pun dari HP. Hal ini jangan ditiru, ya, Sob? Punya HP itu jangan hanya untuk main-main yang tidak ada gunanya, tapi gunakanlah sebagai senjata efektif untuk dakwah dengan melontarkan pemikiran Islami untuk menginspirasi umat agar mereka mau berubah dengan mengikuti ajaran Islam. Keren ‘kan, Sob?
Apalagi zaman sekarang adalah zaman yang kebanyakan remajanya sudah tidak mempunyai rasa malu lagi. Mereka mudah sekali mengikuti trend-trend anak muda yang penuh hura-hura dan foya-foya, tak peduli itu baik atau buruk, halal atau haram. Kehidupan generasi milenial saat ini begitu lekat dengan dunia maya, bukan lagi dunia nyata. Akibatnya, mereka terlalaikan dari kewajiban-kewajiban yang menjadi beban taklifnya. Melalaikan sholat, menuntut ilmu agama, hadir di majelis-majelis taklim,dll.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, “Bahwasanya di antara tanda-tanda dekatnya kiamat adalah dzuhurul qalam (tersebarnya pena/tulisan).”
Ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pena tersebut adalah tersebarnya tulisan-tulisan di media komunikasi (sosmed) secara masif. Mirisnya lagi, penggunaan media sosial sekarang ini banyak yang menyimpang dan digunakan untuk menebar fitnah. Sama sekali tidak membawa manfaat.
Seharusnya Generasi milenial saat ini ikut aktif berdakwah, bukan hanya melakukan hal mubah saja untuk kepentingan dirinya sendiri. Itu baru generasi milenial yang hebat yang memiliki kepribadian Islam. Generasi yang terus mengupgrade diri demi kejayaan Islam. Generasi yang cerdas yang tidak hanya rebahan terus dg HP-nya.
Jika satu peluru hanya mampu menembak satu kepala, tapi dengan HP lontaran pemikiran Islam bisa mengubah banyak isi kepala agar bisa sesuai dengan ajaran Islam yang lurus dan mulia. Belati atau pedang bisa melukai, tapi tidak mengubah isi kepala seseorang, tapi HP bisa mengubah pemahaman seseorang tanpa harus melukai, melewati karya-karya yang kalian posting di sosmed.
Banyak pemikiran nyleneh dan aneh yang tidak sesuai dengan Islam tersebar di dunia maya yang bisa berpengaruh buruk pada generasi muslim. Sebagai generasi muslim milenial sejati, tidak boleh hanya diam membiarkan semua hal buruk berkeliaran di sosial media. Semua yang bengkok harus diluruskan agar sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang lurus dan mulia. Konten-konten sampah harus digeser dengan konten inspirasif yang bisa mencerahkan pemahaman. Dengan HP di tangan, kamu bisa melakukan banyak hal positif jika itu digunakan sebagai senjata untuk dakwah.
Media sosial harus diupayakan sebisa mungkin sebagai sarana pengumpul pahala, baik dengan cara menjalin silaturahmi, lebih-lebih lagi menggunakannya sebagai sarana berdakwah untuk mengajak orang pada kebaikan. Untuk itu, hindari penggunaan media sosial untuk menebar permusuhan, menjelekkan orang lain, menularkan kedengkian, menebar fitnah, atau digunakan sebagai kegiatan stalking terhadap orang lain, terutama yang bukan mahram.
Gaes, jangan mudah ikut-ikutan dengan pemikiran sesat dan menyesatkan yang ujung-ujungnya ingin menistakan Islam dan para ulama dengan dasar kebencian. Berislam harus Kaffah, tidak boleh setengah-setengah, hanya mengambil yang disukai saja, tapi meninggalkan yang dibenci yang tidak sesuai dengan kepentingan dan keinginan hati. Islam harus diambil secara kaffah, meskipun terkadang tidak sesuai dengan pemahaman kita yang lemah dan banyak salah. Seperti yang diperintahkan di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 208:
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Seharusnya kita bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Aktivitas apa pun yang bersifat ketergantungan dan berlebihan, maka itu tidak baik. Apalagi jika waktu yang kita habiskan untuk bersosial media ini membuat kita jadi lupa beribadah. Rasulullah saw. selalu mengajarkan kepada umatnya agar sebaik mungkin menggunakan waktu. Sebab, “waktu” sering kali diabaikan sebagai sesuatu yang berharga, kecuali manakala telah habis atau hilang kesempatan. Beliau mengatakan:
“Ada dua keuntungan yang banyak orang mengabaikannya, kecuali jika sudah tiada: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Bisa jadi tanpa kita sadari bahwa apa yang kita tulis di media sosial itu bisa jadi dosa jariyah buat kita. Naudzubillah…
Demikianlah pandangan Islam mengenai teknologi dan pemanfaatan media sosial.
Buat teman-teman generasi milenial, mari kita hindari yang namanya upload foto atau kata-kata yang tidak bermanfaat agar kita semua terhindar dari yang namanya dosa jariyah. Semoga kita dapat memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya untuk menyebarkan ilmu dan menyebarkan kebaikan. Sudah saatnya pemuda fokus pada perjuangan Islam. Menjadikan setiap langkah kita, setiap pengorbanan kita hanya untuk kejayaan dan kebangkitan Islam.
Menempa diri untuk menjadi next agent of change. Pasukan terbaik dan pemimpin terbaik dalam perjuangan Islam menegakkan din ini untuk menjadi rahmatan lil ‘alamiin.
Allahu a’lam bi showab.