Dandan Okey, Tabarruj No Way

Oleh. Choirin Fitri

Kini, banyak wanita yang enggak puas dengan tubuh yang diciptakan Allah untuknya. Ia menggunakan standar kekinian bahwa cantik itu ketika wajah glowing, hidung mancung, badan bak gitar spanyol hingga mereka mempermak kecantikan dengan ekstrem. Akibatnya: oplas (operasi plastik) jadi tren, air extension jadi incaran, sulam alis, bibir, dll. digandrungi, pasang susuk jadi pilihan, suntik botox diinginkan, dan perawatan kecantikan ekstrem lainnya.

Anehnya, kecantikan istri yang harusnya hanya dimiliki suami, ternyata harus dibagi dengan mereka yang tak berhak. Alhasil, ketika di rumah istri berdandan ala kadarnya. Dasteran, bau bumbu, rambut acak adul, dan enggak iyes dipandang kekasih halal. Sedangkan, saat keluar rumah seperti ngemall, ke pasar, kondangan, dandanannya enggak kalah sama aktris kenamaan. Parahnya, suami ngizinin dan bangga pula. Waduh!

Salah satu biang keladi pemahaman salah kaprah ini adalah kapitalisme. Sebuah paham yang menjadikan materi sebagai standar kehidupan, menjadikan kaum hawa sibuk memperhatikan dan mempercantik fisiknya. Kalau pun ada inner beauty, itu hanya akal-akalan agar seakan-akan wanita yang cerdas dan memiliki kepribadian oke punya yang terpilih.

Coba pikir, ajang pemilihan Ratu kecantikan itu bisa enggak diikuti mereka yang berbadan endhut, muka butek, tapi cerdas dan kepribadiannya luar biasa baik. Enggak mungkin masuk seleksi bukan?

Selain itu, sekularisme merupakan paham yang menjadikan agama hanya boleh mengurusi urusan akhirat, sedangkan dunia hanya boleh diurusi manusia. Hal itu menjadikan para muslimah enggan mengambil Islam sebagai aturan kehidupan. Bahkan, Islam dipandang agama yang enggak mengatur urusan kecantikan. Padahal, sebagai agama sempurna Islam mengaturnya. Yakin enggak?

Nah, sebenarnya seorang muslimah salihah wajib menjaga kecantikan yang telah anugerahkan padanya. Caranya tentu bukan mempermaknya sana-sini dengan mengubah ciptaan Allah. Tetapi, cukup dengan:

1. Menyadari bahwa cantik itu bersih. Sehingga, seorang muslimah wajib paham terkait thaharoh. Bagaimana bersuci dari hadas kecil ataupun besar sesuai syariat Islam.

2. Seorang muslimah boleh melakukan perawatan kecantikan asalkan tidak mengubah bentuk yang diciptakan Allah.

3. Mubah bagi yang ingin mempercantik diri dengan perawatan ke salon. Asalkan jangan sampai melakukan perawatan yang membuka aurat sembarangan. Ex: manicure pedicure. Cari salon khusus muslimah juga perlu.

Perlu diingat bahwa yang berhak menikmati kecantikan wanita adalah suaminya. Sahabat Abu Hurairah ra. pernah menceritakan,

Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apa ciri wanita yang paling solihah?”

Jawab beliau,

الَّتِى تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ

“Yang menyenangkan suami ketika dilihat, dan mentaati suami ketika diperintah.” (HR. Ahmad 9837, Nasai 3244, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)

Bisa dipastikan, seorang suami akan merasa nyaman melihat istrinya ketika sang istri berhias, atau bahkan menyebarkan wewangian bagi suami. Ini berpahala, lho! Apalagi memang, wanita harus berhias di depan suaminya dan ini bagian dari hak suami yang harus ditunaikan istrinya. Karena, berhias merupakan salah satu sebab terbesar mewujudkan kasih sayang.

Dari Jabir bin Abdillah ra., Nabi saw. mengingatkan,

إذا دخلت ليلاً فلا تدخل على أهلك حتى تستحد المغيبة وتمتشط الشعثة

“Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah engkau menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut. ” (HR. Bukhari 5246)

Jika berdandan untuk suami berpahala, sebaliknya tabarruj alias bersolek untuk selain suami diharamkan. Dalil larangan tabarruj Allah sebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab ayat 33:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

”Hendaklah kalian (para wanita) tetap di rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dan seperti tabarruj orang-orang Jahiliyah yang dahulu .…”

Makna tabbaruj seperti yang disebutkan dalam ayat 33 surah Al-Ahzab, Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan dua keterangan ulama tentang makna tabarruj,

Pertama, Abu ubaidah,

“Tabarruj: wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram).”

Kedua, keterangan Az-Zajjaj,

“Tabarruj ialah menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (nonmahram).”
[Zadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, 3/461].

Berdasarkan keterangan di atas, maka segala upaya wanita menampakkan kecantikannya di depan lelaki lain yang bukan mahram, termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam ayat di atas. Karena itu, memakai pakaian ketat, pakaian transparan, atau menutup sebagian aurat, tetapi aurat lainnya masih terbuka, atau obral make up ketika keluar rumah, semuanya termasuk bentuk tabarruj yang dilarang dalam syariat.

Terakhir, ingat ya, Bestie! Seorang muslimah yang cantik itu ketika ia menjadikan standar halal dan haram dalam memandang perbuatan. Ia campakkan sekularisme kapitalisme yang membuatnya cantik di mata manusia, tetapi, hina dina di mata Allah.

Batu, 26 September 2022

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi