Risiko ketika Orang Tua Gagal Mendidik Anak Perempuan

Oleh. Ummu Abdurrahman

Hamparan liberalisme banyak mencengkeram generasi muslim, tak terkecuali anak perempuan. Riak-riak feminisme siap menelanjangi peran di ranah domestik dan menyeret kaum perempuan ke ranah publik. Potret anak perempuan menyisakan kesedihan yang tak berkesudahan. Walau kesataraan gender terus digaungkan, anak perempuan masih banyak yang tumbuh dalam lingkungan yang merendahkannya. Mereka banyak dirundung penderitaan. Mulai bully ringan hingga kejahatan seksual mengintai mereka. Apalagi, mereka tidak pernah tersentuh oleh didikan orang tua, terutama ibu.

Mendidik anak perempuan tentulah berbeda dengan anak laki-laki. Namun, pondasinya sama, yakni akidah Islam. Kewajiban orang tualah menjadikan anak perempuan memahami hakikat hidup, memahami jati dirinya, hingga menjadi sebaik-baik hamba di hadapan Sang Pencipta. Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak perempuan sangatlah penting, tak bisa ditinggalkan walau sedetik pun. Pendidikan dan pengasuhan yang shohih akan mengantar anak perempuan tumbuh sesuai fitrahnya.

Pendidikan yang menyeluruh seputar keperempuanan atau feminitas harus diterima anak perempuan sebelum ia baligh. Mulai dari menutup aurat, menjaga interaksi pergaulan dalam berteman dengan laki-laki, sampai kesadaran bahwa dia kelak akan mengemban amanah ummun warabbatul bayt harus diinformasikan sejak dini sampai usia mumayyiz. Sehingga, ketika taklif hukum jatuh padanya, mereka akan mudah menjalaninya sesuai tatanan syariat Islam.

Naas sekali ketika anak perempuan tak menerima kucuran pendidikan dan pengasuhan yang shohih dan berkesinambungan dari orang tua. Kegagalan orang tua dalam mendidik anak perempuan akan menimbulkan risiko yang sangat besar, antara lain:

1. Anak tidak paham hakikat hidup
Jika pendidikan orang tua gagal, besar kemungkinan anak perempuan pun gagal memahami hakikat hidupnya. Tiga simpul besar tentang dari mana ia berasal, untuk apa hidup di dunia, dan akan ke mana setelah kehidupan dunia tak akan diketahuinya. Sehingga, anak perempuan akan hidupa sesuai arus dan atmosfer lingkungan sekitarnya.

2. Anak kehilangan jati diri
Serangan budaya Barat begitu masif. Jika orang tua gagal mendidik anak perempuan, maka peluan besar menganga bagi anak untuk ikut aras ide-ide Barat dengan feminismenya. Mereka akan menganggap hidup itu hanya untuk senang-senang, abai terhadap fitrahnya, tak menutup aurat, terjebak dalam kesetaraan gender, hingga pergaulan bebas. Jati diri sebagai perempuan, terlebih sebagai muslimah akan diabaikan secara sempurna.

3. Kehormatannya tidak terjaga
Saat jati diri sebagai muslimah sudah tanggal, maka dia tidak akan pandai menjaga kehormatannya. Apalagi negara saat ini pun tak mampu menjaga iffah seorang perempuan. Sehingga, mereka hanya akan fokus pada pencapaian karir ataupun status sosial di ranah publik. Mereka tak akan peduli apa yang mereka lakukan justru merendahkan diri dan martabatnya.

Mereka akan bangga dengan banyaknya harta meski cara mendapatkannya haram. Mereka akan merasa bahagia saat punya banyak teman tanpa peduli interaksi atau pergaulan. Mereka akan fokus jenjang karir walau harus safar keluar rumah kebih 24 jam. Mereka pun tak peduli dengan auratnya. Masih banyak lagi racun yang menjadikan anak perempuan tanpa didikan orang tua yang akan merendahkan kehormatannya.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi