Oleh. Firda Umayah
Anak adalah aset dunia dan akhirat orang tua. Anak juga generasi penerus bangsa dan agama. Jika sejak dini anak mendapatkan pendidikan yang tepat, maka saat remaja, anak tidak mudah terbawa arus yang tidak benar.
Mendidik anak, tidak sekadar mengajarinya perkara adab atau tata krama. Namun, anak harus pula diajarkan cara berpikir benar agar kelak mampu memutuskan segala tindakan yang benar dan terbaiknya untuknya. Lalu, apa saja yang harus dilakukan agar anak memiliki cara berpikir yang benar?
Sebelum mengajarkan anak berpikir benar, maka orang tua harus terlebih dahulu memahami apa itu berpikir benar. Berpikir pada dasarnya memerlukan beberapa komponen. Yaitu fakta, alat indra, otak yang sehat, dan informasi yang di dapatkan sebelumnya.
Sehingga, berpikir merupakan aktivitas untuk memahami fakta yang ada yang diindera oleh alat indra lalu dikaitkan dengan informasi yang diperoleh sebelumnya. Bagi seorang muslim, tsaqafah (pemikiran) Islam harus menjadi maklumat tsabiqah (informasi sebelumnya) agar seorang muslim memiliki cara berpikir yang benar. Sebab, benar atau tidaknya cara berpikir seorang muslim, dapat dilihat dari pemahamannya terhadap ajaran-ajaran Islam.
Begitu juga dengan anak. Anak harus dipahamkan bahwa muslim harus berpikir benar, yaitu berpikir sesuai dengan syariat Islam. Berpikir untuk menyelesaikan semua masalah yang disandarkan kepada hukum syarak. Misalnya, saat ada anak akan keluar rumah, maka ia harus dipahamkan batasan aurat yang harus ditutupi dan mana yang boleh terbuka. Sehingga, anak akan suka rela menutup auratnya saat keluar rumah.
Mendidik anak berpikir benar, ini tidak dapat dilakukan sehari, sebulan atau setahun. Namun, butuh waktu yang terus menerus bahkan ketika anak telah baligh. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh orang tua adalah sebagai berikut:
Pertama, mengajarkan anak pentingnya berpikir benar. Ini harus dilakukan agar anak senantiasa mau menggunakan akalnya untuk berpikir mencari solusi yang benar. Mengajarkan pentingnya berpikir benar dapat dilakukan dengan cara mengajak anak memikirkan tentang penciptaan manusia agar anak mengetahui jati dirinya dan tidak salah arah. Yaitu dengan melihat fakta yang ada di sekitar. Seperti fakta dari mana manusia berasal, untuk apa manusia diciptakan, siapa yang menciptakan, dll.
Kedua, mengajak anak diskusi masalah-masalah yang ada di sekitar dan mencari solusinya dalam Islam. Ketika anak merasakan adanya masalah yang pernah ia hadapi, ajaklah anak memikirkan solusi yang tepat atas masalah tersebut. Seperti masalah pertemanan di sekolah, masalah diri sendiri yang kadang muncul rasa malas untuk belajar, dll. Saat memikirkan solusi, maka arahkan anak kepada solusi Islam yang mampu mereka cerna sesuai dengan daya tangkap mereka.
Ketiga, senantiasa menanamkan akidah Islam dan tsaqafah (pemikiran) Islam kepada anak. Kedua hal ini harus selalu melekat dalam jangka waktu yang panjang. Untuk tsaqafah Islam, maka ini diberikan secara berkala dan berkelanjutan. Agar pemahaman Islam anak terus bertambah dan semakin menancap kuat.
Keempat, perhatikan usia anak yang diajak diskusi dan dilatih berpikirnya. Melatih berpikir anak yang belum baligh tentu tidak sama dengan anak yang sudah baligh. Bagi anak yang belum baligh, maka proses berpikir benar harus disertai keteladanan, kebiasaan-kebiasaan baik, dan kontrol yang terus dilakukan oleh orang tua.
Kelima, doa yang senantiasa dipanjatkan orang tua kepada Allah Swt. juga merupakan bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan. Tak hanya itu, penguatan pemahaman Islam juga harus disertai dengan dalil-dalil yang ada, agar anak semakin yakin atas hal yang ia lakukan. Seperti saat anak memahami wajibnya menutup aurat, maka orang tua bisa menyampaikan ayat Al-Qur’an pada surat Al-A’raf ayat 26, surat Al-Ahzab ayat 59, dll.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mendidik anak agar dapat berpikir benar. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kemudahan bagi semua orang tua dalam mendidik anak-anak agar dapat berpikir benar. Sehingga anak akan selalu berada dalam jalan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah Swt.:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُم مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali Imran: 102).
Wallahu a’lam bishawab.