Oleh. Silmi Atikah
(Siswi SMP IT Al-Amri)
Aksi moderasi beragama yang digembor-gemborkan Barat merupakan titik tekan yang sangat berbahaya untuk ummat muslim. Faktanya, moderasi beragama ini tidak menjadi solusi bagi keberagaman agama yang ada di dunia, khususnya di Indonesia. Moderasi agama ini justru menjauhkan ummat Islam dari agama Islam.
Aksi moderasi beragama ini pun kini menyerang dengan sangat halus. Banyak di antara kita yang tidak sadar bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini justru mengarah pada moderasi beragama. Program ini memasuki berbagai elemen media masa ataupun dengan melalui tokoh-tokoh yang masif menggembor-gemborkannya.
Bisa kita lihat dan rasakan aksi-aksi nyata dari moderasi beragama yang terekam di sepanjang tahun 2021 misalnya. Pengesahan Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RANPE) berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme. Faktanya, RANPE ini sendiri ditujukan untuk ummat Islam sebagai titik target dari RANPE. Maksud dari ekstremise sendiri adalah tertuju pada kaum Muslim yang taat (fundamentalis). Karena nyatanya, peraturan dalam kapitalis-sekuleris sangat bertentangan dengan agama Islam.
Sedangkan fakta-fakta terorisme yang ditujukan untuk umat Muslim (fundamentalis) tidaklah benar. Hal itu adalah fitnah yang digunakan musuh-musuh Islam untuk memainkan opini buruk tentang ummat Islam yang berpegang teguh pada agama. Ini jelas sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam yang mengajarkan bahwa dalam menjalankan syariat Islam harus secara kaffah (seluruhnya tanpa pilih-pilih). Hal ini tentu menjadi konsekuensi bagi setiap muslim. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 208:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Sedangkan tujuan-tujuan dari moderasi agama tidak lain adalah untuk mengkompromikan Islam dengan kepentingan-kepentingan kapitalis sekuleris yang menentang agama Islam, bahkan membenci agama Islam. Hal itu ditentang oleh surat Al-Kafirun ayat 6:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”
Menjadi tuntutan tersendiri tentunya bagi setiap muslim dalam menjalani kewajiban agamanya. Karena, memang seperti itulah Islam dalam mengatur manusia. Nyatanya Islam tidak pernah mengajarkan keburukan dalam diri setiap ummat.
Sejarah pun telah membuktikan bahwa kegemilangan Islam yang tercatat dalam 13 abad mampu membongkar kekejaman orang-orang kafir dalam perang salib. Sebagaimana yang diketahui Allah telah menurunkan Islam sebagai agama terbaik dan sempurna. Hal itu telah tertuang dalam surat Al-Maidah ayat ke 3:
…اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“…Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”