UKT Mahal, Pelajar Miskin Berprestasi Terganjal?

Oleh. Puji Yuli
(Kontributor MazayaPost.com)

Sekitar 50 orang calon mahasiswa baru (Camaba) Universitas Riau (Unri) yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) memutuskan mundur dari Universitas Riau karena merasa tidak sanggup untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT). Hal itu diungkapkan Presiden Mahasiswa Unri Muhammad Ravi dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Badan Eksekutif Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama Komisi X DPR (16/5/2024) (20/5).

Mahalnya biaya UKT membuat pelajar yang berprestasi, tetapi keadaan ekonominya miskin tentunya akan berpikir ulang untuk kuliah. Sehingga adanya beberapa siswa yang lolos SNBP tapi mundur tidak mengambilnya. Adapun mirisnya lagi bagi sekolah yang siswanya lolos SNBP tapi tidak diambil itu sekolah bisa diblacklist. Makanya mahalnya biaya UKT jelas bertentangan dengan konsep pendidikan hak setiap rakyat.

Mahalnya biaya UKT ini adalah potret kapitalisasi pendidikan di negeri ini. Hal ini terjadi karena adanya sekularisme dan kapitalisme yang dijadikan sebagai acuan oleh negeri ini dalam aspek pendidikan. Makanya kalau ingin kuliah di universitas yang berkualitas dan jurusan yang berkualitas harus diimbangi dengan persiapan dana yang besar agar bisa bayar UKT. Siswa berprestasi yang miskin secara ekonomi itu kesulitan untuk bisa kuliah di universitas yang berkualitas karena khawatir tidak bisa bayar biaya UKT yang mahal.

Islam menempatkan pendidikan adalah pilar utama dan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Setiap individu harus berusaha untuk menuntut ilmu agama, sains, dan teknologi dengan sungguh-sungguh. Islam mengharuskan negara sebagi pihak yang harus menyediakan pendidikan yang layak bagi rakyatnya. Sehingga, seluruh rakyat bisa bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan berkualitas.

Rasulullah saw. bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Islam menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok rakyat yang harus disediakan oleh negara dengan biaya yang bisa terjangkau semua rakyat. Selain itu dalam Islam, semua siswa, baik kaya ataupun miskin mendapatkan kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan, baik itu pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Dengan ini, harapannya bisa mencetak sumber daya manusia yang beriman, berakhlakul karimah dan berprestasi bidang sains maupun teknologi. Sehingga bisa membangun peradaban yang maju dan bisa bersaing di era globalisasi.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi