TTPO Marak, Kasih Ibu Dipertanyakan

Oleh. Rosyidatuzzahidah (Duta Mabda’ Islam/Aktivis Muslimah)

Dilansir dari laman Republika.co.id (24/02/2024), Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPAI) Seto Mulyadi mengungkap kasus perdagangan bayi bersama polres Metro Jakarta Barat. Kombes M Syaddudi mengatakan 4 bayi korban Tindak Pidana Penjualan Orang (TTPO) ditemukan di kawasan Bandung, Jakarta barat. Syaddudi saat konferensi persnya memaparkan bahwa kondisi bayi tersebut dalam keadaan sehat. Umurnya pun berbeda-beda, ada yang sudah berusia balita, sedangkan selebihnya lahir antara tahun 2023 dan 2024.

Kementerian Pemberdayaaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menyebutkan bahwa para ibu yang menjual anak atau bayinya umumnya berasal dari kelompok rentan secara ekonomi. Dikutip dari Antaranews.com (23/02/2024). Polisi masih memeriksa intensif tersangka EM (30) yang diduga bersepakat dengan T (35) soal perdagangan anak. Dalam aksinya, pelaku EM diketahui menyasar ibu hamil dari keluarga dengan tingkat ekonomi lemah. Sehingga pelaku bisa merayu para ibu hamil untuk menjual bayinya. Mereka akhirnya dijerat Pasal 76 Juncto Pasal 83 UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak atau Pasal 2 dan 5 UU Tahun 2007 tentang TTPO, dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun penjara.

Kondisi ini justru miris sekaligus ironis. Bagaimana mungkin seorang ibu tega menjual anaknya sendiri yang telah ia kandung dengan susah payah, lalu dengan mudahnya ditukar dengan nominal uang yang rendah nilainya. Harga jual darah dagingnya tak sebanding dengan pengorbanan mempertaruhkan nyawa ketika melahirkannya.

Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme

Miskinnya kaum perempuan secara finansial bukan berarti menjadikan para ibu harus menjual anaknya demi menyambung kelangsungan hidup. Sudah tak asing lagi, bahwa kehidupan sekuler telah membuat nalar manusia menjadi tumpul. Pandangan mereka terhadap kehidupan menjadi tak tentu arah. Belum lagi adanya tekanan ekonomi. Semuanya menginginkan keuntungan dengan menghalalkan segala cara, termasuk menghalalkan segala komoditas yang diperjualbelikan.

Kondisi yang telah mencekik rakyat saat ini tak lain lagi berasal dari penerapan sistem buruk kapitalisme. Yang mana dari sistem tersebut lahir pihak-pihak yang hendak berbuat jahat lagi-lagi demi keuntungan. Kasus TTPO ini bukan kasus terakhir yang terjadi, namun masih banyak sekali kasus diluar sana bahkan diberbagai segi kehidupan yang marak terjadi dan diluar dugaan manusia pada umumnya. Astagfirullah.

Anak Adalah Rezeki dari Allah

Banyak di luar sana pasangan yang menantikan kehadiran buah hati untuk menyempurnakan keharmonisan keluarga. Namun, adanya TTPO bayi ini menandakan bahwa tak ada rasa belas kasihan seorang ibu. Hal ini dikarenakan adanya suasana kehidupan liberal (bebas) dan permisif (serba boleh), bahkan mendukung pilihan hidup masing-masing individu. Anak adalah rezeki dari Allah bagi manusia. Allah juga telah menjanjikan bahwa setiap anak yang terlahir akan Allah jamin rezekinya. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kamiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada anakmu.” (QS. Al-An’am: 151)

Islam Hadir Membawa Solusi

Solusi yang dibutuhkan untuk permasalahan seperti ini, tiada lain hanyalah Islam. Islam adalah solusi haqiqi bagi segala problematika manusia. Islam memberikan solusi yang mencakup seluruh sistem kehidupan.Dalam permasalahan TTPO ini, Islam hadir dengan menawarkan beberapa solusi di antaranya:

1. Khalifah (pemimpin) akan menjamin perolehan nafkah dengan cara yang halal.
2. Negara akan menjamin ketakwaan individu yang ditunjang dari sistem pendidikan yang berbasis Akidah Islam. Serta menanamkan tsaqofah Islam bagi seluruh individu masyarakat.
3. Negara akan menyediakan sanksi yang tegas dan dapat membuat jera sesuai dengan hukum/ syari’at Islam

Dengan begitu, maka kesejahteraan kaum perempuan dan anak pun akan terjamin. Namun,hal itu tidak akan terwujud tanpa adanya sebuah negara, yaitu Daulah Islamiyyah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sehingga khalifah bisa menerapkan syari’at Islam sebagai solusi untuk seluruh manusia. Wallahu a’lam bissawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi