Tengkes yang Bikin Ngenes


Oleh. Bunda Hanif

Siapa sih orangnya yang mau anaknya terkena tengkes (stunting)? Tentu saja tidak ada. Namun, kenyataan sungguh jauh dari harapan. Angka tengkes di Indonesia masih cukup tinggi. Upaya untuk mengatasinya, pemerintah mengimbau untuk makan ikan. Benarkah program ini bisa menjadi solusi terhadap masalah tengkes? (Muslimahnews, 16/3/2023).

Tengkes masih merupakan masalah besar di negeri ini. Presiden Jokowi menekankan bahwa target penurunan tengkes pada 2024 sebanyak 14%. Demi untuk tercapainya tujuan tersebut, digulirkanlah program makan ikan.

Program makan ikan tersebut sudah dilaksanakan di beberapa daerah, di antaranya adalah Serang, Jawa Barat. Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Serang menggelar acara Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) pada Kamis 9 Maret 2023.

Program Gemarikan juga dilaksanakan di Kepulauan Riau. Wakil Gubernur Kepulauan Riau Marlin Agustina menjelaskan bahwa mengonsumsi ikan sangat penting bagi kesehatan karena kandungan gizinya yang baik. Oleh karenanya, ia mengajak setiap masyarakat untuk gemar makan ikan dan demi upaya mengurangi tengkes. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., kebiasaan makan ikan terutama pada anak-anak, dapat mencegah tengkes.

Sebenarnya, tengkes bukan sekadar masalah kesehatan. Menurut Perpres RI 72/2021, tengkes dapat diartikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ditandai dengan panjang atau tingginya badan di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Mengapa tengkes bisa terjadi? Penyebabnya adalah asupan gizi dan kandungan nutrisi yang kurang pada anak-anak, pola asuh yang salah karena kurangnya pengetahuan, kurangnya edukasi pada ibu hamil dan menyusui, buruknya sanitasi tempat tinggal juga sulitnya akses kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui.

Tengkes akan memengaruhi kesehatan seseorang, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Anak yang terkena tengkes akan mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata pertumbuhan anak seusianya dan terganggunya kemampuan kognitifnya. Sedangkan dampak jangka panjangnya akan terkena penyakit diabetes, obesitas, jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas saat usia tua.

Lalu mengapa bisa terjadi tengkes? Apakah penyebabnya? Penyebab tengkes adalah malnutisi dalam waktu yang cukup lama, terjadi sejak masa di dalam kandungan karena ibu tidak cukup memenuhi kebutihan nutrisi janin. Upaya yang dilakukan dengan meminta masyarakat makan ikan, jelas kurang tepat, mengingat tidak semua masyarakat mudah untuk membeli ikan.

Kondisi masyarakat di negeri ini sebagian besar adalah menengah ke bawah. Jangankan untuk membeli ikan, untuk memastikan hari ini mau makan apa saja pun masih sulit. Masalah kemiskinan yang terus meningkat dan tidak teratasi juga meningkatkan masalah tengkes. Sebenarnya tengkes tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di beberapa negara lain. Tengkes merupakan masalah kompleks yang membutuhkan penyelesaian menyeluruh.

Di bawah sistem kapitalisme, kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat lebar. Pemilik modal yang rakus dan hanya memperkaya diri sendiri menguasai seluruh perekonomian, sehingga rakyat biasa semakin menderita. Melimpahnya SDA tidak membuat rakyat bisa hidup sejahtera, karena pengelolaannya diserahkan kepada pemilik modal. Sehingga, wajar saja jika hasilnya hanya bisa dinikmati oleh kelompok tertentu saja. Belum lagi masalah lapangan kerja yang sulit dan upah yang murah, semakin membuat rakyat jatuh dalam kemiskinan.

Negara yang seharusnya memenuhi kebutuhan rakyatnya, tidak mampu berbuat apa-apa. Negara tidak memiliki kemampuan untuk menekan para pemilik modal yang meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Yang bisa dilakukan hanya memberikan regulasi, itu pun lebih menguntungkan mereka, lagi-lagi rakyat miskin harus gigit jari.

Selama diterapkannya sistem kapitalisme secara global, selama itu pulalah semua persoalan tidak dapat diselesaikan, khususnya masalah kemiskinan. Sistem ini justru membuat jurang kemiskinan semakin dalam. Para kapitalis semakin leluasa menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa mempertimbangkan halal dan haram. Kalau sudah begini, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Akibatnya, rakyat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhannya, apalagi untuk membeli ikan setiap harinya.

Jika sudah demikian, langkah apa yang seharusnya diambil? Tidak lain dan tidak bukan, Islamlah solusi satu-satunya. Jika Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan, negara akan memenuhi tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya.Negara tidak akan membiarkan para kapitalis menguasai sumber daya alam untuk kepentingan mereka.

SDA dikelola oleh negara untuk sepenuhnya digunakan bagi kepentingan rakyatnya. Negara akan memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi, khususnya kebutuhan makan sehari-hari. Makanan yang dikonsumsi harus halal dan bergizi. Jika ada rakyatnya yang belum bekerja, negara akan menyediakan lapangan pekerjaan agar ia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika kesejahteraan rakyat ditingkatkan, tengkes
pun bisa dihilangkan. Jadi, Islam lah satu-satunya sistem yang pantas untuk di terapkan. Karena Islam telah terbukti dapat menyelesaian semua persoalan, tak terkecuali masalah tengkes.

Wallahu a’lam bisshowab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi