Taruhan Nyawa Demi Eksistensi Diri


Olen. Anonim

Di era digital saat ini, teknologi canggih semakin memudahkan manusia. Seseorang bisa dengan mudah menghasilkan cuan dari media sosial. Bak terinspirasi oleh artis-artis media sosial, setiap orang nyatanya kini berlomba untuk membuat berbagai konten, demi eksistensi diri dan materi. Tak terkecuali konten yang diluar batas kewajaran.

Seorang perempuan di Leuwiliang, Kabupaten Bogor ditemukan tewas dengan kondisi leher menggantung di sebuah tali. Korban berinisial W (21 tahun) tersebut tewas saat membuat konten candaan gantung diri di hadapan teman-temannya via video call (CNN Indonesia, 3/3/2023).

Miris, eksistensi seolah menjadi prioritas utama. Terlebih di era serba cepat seperti sekarang. Ternyata kecanggihan dan kemajuan teknologi tak lantas memajukan taraf berpikir manusia di zaman sekarang ini. Demi viral nyawa melayang, hal ini cukup membuktikan sebuah kemunduran berpikir manusia. Perilaku rendah seperti ini menunjukan bahwa ada yang salah dengan aturan kehidupan yang sedang diemban saat ini.

Allah menciptakan manusia berikut pedoman hidupnya, yakni Al-Qur’an dan As-sunnah. Siapa pun yang nerpegang teguh pada keduanya, maka tidak akan tersesat. Islam sebagai risalah yang Allah turunkan untuk umat manusia kepada Rasulullah saw., bukanlah ibadah ritual semata. Islam merupakan sebuah ideologi yang memancarkan seperangkat aturan kehidupan. Manuisa hendaknya tidak memisahkan Islam dalam kehidupannya. Karena sejatinya, Islam merupakan solusi atas problematika kehidupan.

Kemerosotan cara berpikir manusia, disebabkan karena melepas aturan Islam dari genggaman tangannya. Sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan jelas-jelas telah melahirkan generasi yang rusak akal dan pemikirannya. Ironisnya, sistem rusak inilah yang sedang berlaku saat ini. Terlebih lagi di era serba kapitalis, perekonomian sulit mendorong masyarakat menggunakan cara instan untuk berburu materi. Tanpa berpikir lagi, apakah cara yang digunakan melanggar aturan agama ataukah tidak. Karena standar halal dan haram bukan menjadi patokan. Tolok ukur masyarakat kapitalis adalah manfaat. Sehingga segala sesuatu, jika dirasa akan mendatangkan manfaat akan dilakukan, sekalipun nyawa taruhannya.

Dalam Islam, nyawa manusia merupakan hal yang sangat berharga dan dijaga. Nyawa adalah anugerah Allah SWT. Tidak ada agama yang begitu menghargai dan melindungi nyawa manusia melebihi Islam. Darah dan jiwa manusia mendapatkan perlindungan kuat. Allah Swt. menetapkan pembunuhan satu nyawa tak berdosa sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia:

مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي اْلأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا

“Siapa saja yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.“ (QS. al-Maidah: 32)

Islam melarang penghilangan nyawa baik melalui pembunuhan terhadap orang lain maupun diri sendiri. Hukum bunuh diri adalah haram. Dalil tentang bunuh diri tercantum dalam surah An-Nisa ayat 29:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Maka, janganlah sekali-kali menjadikan nyawa sebagai bahan candaan ataupun demi eksistensi diri. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan, “Bunuh diri adalah salah satu dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30)

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة

“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat” (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110).

Bunuh diri dalam islam itu adalah dosa besar yang paling buruk. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam juga bersabda:

كان فيمن كان قبلكم رجل به جرح فجزع فأخذ سكيناً فحز بها يده فما رقأ الدم حتى مات . قال الله تعالى : بادرني عبدي بنفسه حرمت عليه الجنة

“Dahulu ada seorang lelaki yang terluka, ia putus asa lalu mengambil sebilah pisau dan memotong tangannya. Darahnya terus mengalir hingga ia mati. Allah Ta’ala berfirman: ”Hambaku mendahuluiku dengan dirinya, maka aku haramkan baginya surga” (HR. Bukhari no. 3463, Muslim no. 113)

Dibaca

 72 total views,  2 views today

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi