SYAHIDNYA ISMAIL HANIYAH DAN UPAYA MEREDAM HAMAS

Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )

Kabar duka datang dari Palestina, Pemimpin pejuang Hamas, Ismail Haniyah dikabarkan meninggal usai dibunuh oleh Zionis Israel di Iran.

Dilansir dari ALJAZEERA, Ismail Haniyah dikabarkan syahid Rabu (31/7/2024), saat terbunuh di kediamannya di Teheran.

Ismail Haniyah, Ismail Haniyeh; 29 Januari 1962 – 31 Juli 2024) adalah pemimpin politik senior Hamas dan mantan salah satu dari dua Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina yang disengketakan. Haniya dikenal sebagai pemimpin Hamas yang lebih moderat dan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmad Yassin, yang dibunuh Israel.

Pembunuhan terjadi 7 hari setelah pertemuan Fatah dan Hamas di China. Pertemuan yang diinisiasi Pemerintah China tersebut dihadiri Perwakilan Fatah, Mahmoud al-Aloul, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dan perwakilan Hamas, Mussa Abu Marzuk.

Dua faksi yang bersaing di Palestina, Hamas dan Fatah, telah menandatangani deklarasi pembentukan ” pemerintahan rekonsiliasi nasional” sementara untuk Tepi Barat dan Gaza dalam sebuah pertemuan yang dimediasi oleh China, kata menteri luar negeri China dan pejabat Hamas.

Perwakilan dari Hamas – bersama dengan 12 faksi Palestina lainnya – berjanji untuk mengupayakan persatuan setelah tiga hari perundingan di Beijing.

Ini adalah kesepakatan rekonsiliasi terbaru yang disepakati Hamas dan Fatah dalam hubungan mereka yang telah lama renggang, kendati ini belum tentu mengakhiri perpecahan.

Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, juru bicara Hamas, Hossam Badran, mengatakan deklarasi tersebut merupakan “langkah positif tambahan untuk mencapai persatuan nasional Palestina”.

Dia mengatakan bagian paling penting dalam kesepakatan adalah pembentukan pemerintahan konsensus nasional Palestina yang akan mengatur urusan rakyat di Gaza dan Tepi Barat, mengawasi rekonstruksi, dan mempersiapkan kondisi untuk pemilu.

Dukungan China terhadap perjuangan Palestina sudah ada sejak era pemimpin Partai Komunis China, Mao Zedong, yang mengirim senjata ke Palestina untuk mendukung apa yang disebut gerakan “pembebasan nasional” di seluruh dunia.

Mao bahkan membandingkan Israel dengan Taiwan – keduanya didukung oleh AS – sebagai basis imperialisme Barat.

Dalam pernyataan mereka tentang konflik terbaru, pejabat China dan Presiden Xi Jinping telah menekankan perlunya negara Palestina yang merdeka.

Sejak saat itu, China telah mempromosikan visi tatanan dunia yang dipimpin China sambil mengkritik apa yang dilihatnya sebagai kegagalan kepemimpinan “hegemoni” AS.

Menyibak Misteri Pembunuhan Ismail Haniyah.

Pembunuhan tokoh-tokoh kunci dalam percaturan politik tingkat tinggi jamak dilakukan hal ini demi memuluskan tujuan jangka panjang yang lebih besar.

Sejarah mencatat Jhon F. Kennedy, Malcolm X, Mahatma Gandhi, Qasem Soleimani adalah beberapa nama tokoh yang dibunuh karena dianggap sebagai sandungan atas tujuan musuh-musuh politiknya.

Kesepakatan Fatah dan Hamas sebagai rekonsiliasi nasional bisa membahayakan posisi Israel yang saat ini sedang terpojok oleh opini Internasional untuk membawa PM. Israel Ben Netanyahu ke International Justice Court karena kejahatan perang.

AS dan Israel melihat ini sebagai upaya China mendongkel posisi AS di timur tengah melalui penyatuan Fatah dan Hamas dalam satu barisan.

Maka salah satu cara mengagalkan rencana tersebut adalah dengan pembunuhan pimpinan tertingginya yaitu Ismail Haniyah dan menggantikan dengan tokoh yang lainnya.

Meski AS tidak bisa intervensi dalam pemilihan pemimpin Hamas paling tidak terpilih tokoh yang tidak sama dalam pandangan politiknya dengan pendahulunya.

Pembunuhan kepada Ismail Haniyah dianggap sebagai pilihan tepat karena sedikit resiko bagi AS atau Israel, dari pada membunuh tokoh Fatah yang lebih bisa dikendalikan, atau berhadapan langsung dengan China.

Walhasil, pembunuhan terhadap tokoh gerakan tidak akan menghentikan perjuangan Hamas membebaskan Palestina dari Israel jika fikrah dan thariqah yang digagas oleh Hamas telah mengakar dalam jiwa setiap kader-kadernya oleh Syaikh Ahmad Yasin, bahwa tidak ada kompromi dengan Israel. ‘ Isy Kariman Au Mut Syahidan.

Selamat Jalan Pahlawan, Selamat Bertemu dengan tuhanmu dengan kepala tegak dengan syahid dipundakmu.[]

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi