Suara Gen Z Jadi Rebutan Pilkada Langsung

Oleh. Yuma Nuha
(Kontributor MazayaPost.com)

Komposisi pemilih terbanyak pada Pemilu 2024 Februari lalu di Indonesia yakni Gen Z dan Milenial. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari jumlah tersebut, sebanyak 66,8 juta pemilih dari Generasi Milenial. Selain itu, pemilih dari Gen Z juga mendominasi sebanyak 46,8 juta pemilih (Antara, 2024).

Diketahui pula, dalam hasil survei Litbang Kompas yang dirilis pada Selasa, 5 November 2024 memperlihatkan Ridwan Kamil-Suswono berhasil meraih dukungan terbesar dari gen Z, yakni pemilih berusia di bawah 28 tahun. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 20-25 Oktober 2024 dengan 800 responden ini mengungkap sebanyak 40,6 persen gen Z memilih Ridwan Kamil-Suswono.

Dari bukti di atas menunjukkan bahwa potensi Gen Z sangat luar biasa jika diarahkan dengan benar. Sayangnya, banyak Gen Z yang belum melek politik. Pengetahuan politik yang ditampilkan bukanlah politik yang seharusnya dijadikan sebagai solusi hakiki dalam persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, termasuk persoalan yang dihadapi oleh Gen Z

Panggung politik lebih sering ditampilkan saat menjelang pilpres dan juga pilkada, serta bermaksud untuk sekedar mendulang suara, bukan untuk mencerdaskan Gen Z agar melek politik. Secara umum, para kontestan baik pada saat pilpres maupun pilkada hanya menampilkan program – program praktis saat melakukan kampanye, seperti pemberian sembako dengan cara tebus murah, makan siang gratis, internet gratis, bantuan usaha seperti gerobak, dan lain-lain. Sama sekali tidak ada pencerdasan politiknya, misal tentang program-program apa yang ditawarkan oleh masing-masing paslon, yang berkaitan dengan solusi dari berbagai problem yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya problem Gen Z.

Gen Z harusnya dicerdaskan intektualnya maupun spiritualnya. Secara spiritual, Gen Z butuh fondasi pemikiran yang kokoh dan benar menurut aqidah Islam, mengingat mayoritas Gen Z adalah pemeluk agama Islam. Pemuda dalam Islam wajib memahami hakekat dirinya, darimana dia berasal, untuk apa dia diciptakan dan akan kemana setelah kematian. Fondasi pemikiran yang kuat akan melahirkan ide-ide yang cemerlang yang selaras dengan ketentuan atau aturan sang Pencipta, bukan ide-ide yang bersumber dari paham kebebasan maupun hedonisme.

Gen Z harus paham bahwa politik bukan sekedar mendulang suara ataupun bagi-bagi jabatan, tapi makna politik yang sesungguhnya. Politik yang ideal bukanlah politik yang didasarkan oleh sistem demokrasi sekuler. Pesta demokrasi (pemilu) belum mampu memilih wakil rakyat yang amanah dan adil, yang mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang lebih condong kepada kepentingan Asing dan Aseng, yaitu dengan memberikan ijin kepada mereka untuk mengelola sekaligus menguasai harta milik umum (rakyat) seperti hutan, pulau, laut, air, minyak dan gas bumi hingga barang tambang lainnya.

Dalam pandangan Islam, politik maknanya adalah mengurusi urusan ummat. Seluruh urusan ummat menjadi tanggung jawab penguasa untuk merealisasikannya. Penguasa wajib menjalankan fungsinya sebagai pengurus rakyat, dengan berlandaskan pada aturan syariat yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah. Islam menjamin keadilan untuk seluruh rakyatnya, diperhatikan kebutuhan tiap individu rakyatnya bukan global. Gen Z sebagai pemuda yang harusnya tangguh dan berpikiran cemerlang, diperhatikan secara benar kebutuhannya baik pendidikan, kesehatan, sosial (pergaulan) dan lainnya sehingga potensi pemuda menghasilkan karya yang bermanfaat untuk ummat serta mencegah Gen Z melakukan tindakan kriminal maupun menyimpang.

Gen Z harus dibina pemikiran politik yang benar menurut Islam, sehingga Gen Z mampu membebaskan dirinya dari cengkeraman kehidupan sekuler kapitalisme dan menjadi agen perubahan, yaitu mengubah kondisi masyarakat yang sudah rusak oleh aturan sekuler kapitalis menjadi masyarakat yang sejahtera menurut pandangan Islam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi