Oleh. Beta Arin Setyo Utami, S.Pd.
(Kontributor MazayaPost.com)
Kota Kediri, Jawa Timur adalah salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan banyaknya pondok pesantren dari skala regional, nasional hingga internasional. Berdasarkan data statistik Jawa Timur dari Kemenag, jumlah lembaga pesantren di Kabupaten Kediri adalah sebanyak 588 pondok pesantren. Selain itu, Kediri juga dikenal sebagai Kota Santri karena memiliki beberapa pondok pesantren besar dan terkenal, seperti Pondok Pesantren Lirboyo yang terpengaruhannya se-Asia Tenggara. Hingga beberapa waktu lalu Kediri tengah dihebohkan dengan adanya pesantren lintas agama, agenda akbar di sana dan bahkan sampai mendatangkan pimpinan Gereja Ortodok dari Rusia.
Diberitakan oleh kediriapik.com (02/11/2024) bahwa Ketua Pembangunan Pesantren Jati diri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara R.M. Suhardono mengatakan, program yang baru berjalan adalah pembekalan bagi para calon guru pendidik yang digelar 1-2 November 2024. “Dan setelah ini langsung dibuka untuk umum para calon santri lintas agama,” ujar Suhardono.
Pembekalan khusus bagi calon guru pendidik pesantren kebangsaan ini diberikan oleh Kyai Muhammad Muchtar Mujtaba Mu’thi Pimpinan Pesantren Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah Jombang Jawa Timur. Sang Kyai juga didampingi oleh Romo Yohanes Pendeta Kristen Ortodok, Romo Salam Raharjo pemuka agama Hindu, Romo Wisnu Sugiman pemuka agama Katolik. Tampak hadir juga Pinandita Edi Sunyoto pemuka agama Budha.
Ternyata pesantren lintas agama atau dikenal pondok pesantren Jati Diri Bangsa ini telah mulai dibangun sejak satu tahun lalu. Didapat informasi dari kanal media berita lain, timesindonesia.co.id, 08-07-2023, bahwa Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono, mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, melakukan peletakan batu pertama pembangunan pesantren itu pada Kamis, 06 Juli 2023. Pendirian pondok pesantren ini merupakan upaya konkret dalam menjaga dan memperkokoh ideologi Pancasila yang tengah diguncang. Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri atau yang dikenal dengan Situs Bung Karno Kediri, dipilih sebagai lokasi pendiriannya dinilai sangat tepat. Tempat ini merupakan lokasi bersejarah yang menjadi saksi perjalanan hidup Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.
Bukan tanpa alasan mengapa Kediri dipilih sebagai tempat didirikannya pesantren ini. Pertama, lokasi pesantren berada di situs Bung Karno dan kehidupan keluarga Bung Karno tidak begitu kental dalam suasana keagamaan atau tidak identik dalam satu agama tertentu, sehingga dimungkinkan memudahkan pendirian pesantren lintas agama. Kedua, Wates – Kediri berada di kaki Gunung Kelud yang merupakan daerah yang kondisinya sangat plural, bahkan kristenisasi dan hinduisasi cukup ramai, sehingga secara sosial kultural juga sangat mendukung.
Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri ini bukan pesantren pertama, sebelumnya ada juga pondok pesantren Az-Zaitun di Indramayu, Jawa Barat dan pondok pesantren Kauman di Rembang, Jawa Tengah sebagai pendahulunya yang nuansanya sama-sama mengarah pada sinkretisme. Dalam pengertian KBBI, sinkretisme adalah suatu proses perpaduan yang sangat beragam dari beberapa pemahaman kepercayaan atau aliran-aliran agama. Intinya adalah mencampur adukkan atau menggabungkan beberapa ajaran agama, seperti Islam dengan yang lainnya.
Maka telah sangat jelas di dalam Islam memandang bahwa setiap agama selain Islam adalah kufur, termasuk sinkretisme dan turunannya juga penganutnya adalah kafir. Dijelaskan di dalam surah Ali ‘Imran ayat 19, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Juga sudah dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; menunaikan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji (ke Baitullah); dan berpuasa Ramadhan.”
Adanya pesantren lintas agama dengan segala turunannya merupakan bentuk sinkretisme di balik nama dan wajah pesantren. Propaganda dan upaya yang terus digencarkan untuk mengaburkan yang hak dengan yang batil, merubuhkan bangunan keshohihan Islam dan menghancurkan pilar-pilarnya serta menyeret pemeluknya kepada kemurtadan. Maka wajib bagi umat Islam selain menolak segala bentuk sinkretisme juga wajib untuk mengikuti Islam secara totalitas dan berintegritas, sebagaimana Allah perintahkan pada surah Al-Baqarah ayat 208, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Wallahualam bisawab.