Silaturahmi Balutan Elektalibilitasi, Rakyat Jadi Korban Lagi!

Oleh. Fariha Maulidatul Kamila

Puasa Ramadan telah berlalu cepat. Tak terasa Idulfitri telah hadir menemani kaum muslim merayakan kegembiraan setelah berpuasa penuh. Kebahagiaan diraskaan seluruh umat Islam, terutama para politikus yang kegiatannya bernuansa politik berbalut silaturahmi. Mulai dari hari H hingga masa libur Lebaran, mereka manfaatkan untuk saling berkunjung.

Sejak 10 hari terakhir Ramadan hingga Kamis (5/5/2022) malam, setidaknya ada dua tokoh yang rajin tampil di muka publik. Keduanya termasuk kandidat kuat calon presiden 2024 di beberapa hasil survei publik, yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Prabowo tercatat melakukan “safari silaturahmi.” Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Yogyakarta itu, Jokowi mengaku pertemuan dihadiri olehnya bersama istri, Iriana Widodo dan anak bungsunya, Kaesang Pangarep. Prabowo hadir bersama anaknya, Didit Prabowo. Tak hanya berbincang-bincang, Prabowo ikut menyantap hidangan khas Lebaran, salah satunya adalah opor.

Di hari yang sama, Prabowo mengunjungi kediaman Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri. Usai mengunjungi Jokowi dan Megawati, Prabowo langsung terbang ke Jawa Timur. Ia bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (3/5/2022). Dalam pertemuan dengan Khofifah, kedua tokoh itu sempat berbicara secara empat mata hingga bertukar buku.

Lain halnya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Beberapa kali ia menggelar kegiatan yang mengundang kerumunan publik, tetapi ada pesan politik. Sebut saja kegiatan mudik gratis DKI Jakarta yang justru dihadiri pemudik dengan baju Anies Baswedan Presiden Indonesia pada akhir April 2022 lalu. Seperti kegiatan mudik gratis Partai Golkar maupun mudik gratis BUMN yang dihadiri Menteri BUMN Erick Tohir. Ia juga beberapa kali bersedia hadir di acara TV swasta.

Analis politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menilai bahwa fenomena yang muncul merupakan upaya yang berkaitan dengan persiapan Pilpres 2024. Semua tokoh yang ingin atau potensial maju dalam kompetisi Pilpres 2024 mulai Lebaran atau sejak dini telah melakukan cicilan kerja-kerja politik untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas sebagai bagian kerja politik untuk menaikkan elektabilitas atau popularitas seperti aksi mudik bareng maupun silaturahmi ke beberapa tokoh. Banyak
yang mengatakan bahwa semua ini hanya untuk menaikan elektalibiltas yang menjadi perbincangan utama di kalangan masyarakat.

Sudah menjadi tradisi dalam sistem demokrasi, bahwa para politikus masih rakus terhadap kursi kekuasaan serta berusaha keras untuk mempertahankan. Seakan mereka tak peduli terhadap urusan rakyat yang masih jauh dari harapan yang katanya merdeka ataupun sejahtera. Walaupun telah ganti presiden serta para pejabat nantinya, bukanlah menjadi solusi yang akan menuntaskan pengangguran yang ada. Orang bukanlah solusi yang tepat terhadap permasalahan rakyat. Bahkan tradisi ini tentunya menghabiskan modal dan tenaga secara rutin. Dengan menaikkan elektalibitas, akan menjadi solusi untuk meraup suara rakyat demi kekuasaan yang menjadi tujuan hidup.

Seperti pengibaratan mobil yang rusak, walaupun diganti dengan orang yang mahir mengendarainya bahkan pembalap tingkat dunia tetap saja mobil itu tak akan bisa berjalan dengan baik. Tentunya jelas mobil ataupun mesinnya diganti untuk dijalankan sebagaimana mobil lainnya. Demikian puka dengan kerusakan sistem, maka perlu diganti dengan sistem yang baik yang bersumber Dzat Yang Mahabaik.

Jauh berbeda dengan sistem Islam, pemilihan penguasa tentunya hanya untuk menerapkan Islam secara kaffah, 3 hari 3 malam saja untuk batas waktu pemilihan. Tanpa menaikkan elektalitas para kandidat demi meraih suara rakyat, mereka akan tersaring secara otomatis oleh hukum syariat. Pilihan rakyat tentu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi