Sihir Liberalisme di Balik Perayaan Halloween, Bagaimana Nasib Generasi Muda?

Oleh. Afiyah Rasyad
(Aktivis Peduli Ummat)

Duhai, dunia kini terbelalak dengan sebuah Perayaan Halloween ala Barat di negeri yang menjadi magnet bagi kaum muslim seluruh dunia. Betapa tidak, Arab Saudi tengah terkena sihir liberalisme yang bisa mematikan pemikiran kaum muslim. Penduduk
Arab Saudi mayoritas muslim, tetapi pesta Halloween atau Scady Event digelar di Riyadh dengan kostum khasnya.

Sihir Liberalisme di Balik Perayaan Halloween

Diberitakan merdeka.com (30/10/2022), warga Arab Saudi ikut merayakan Halloween, pesta yang identik dengan budaya Barat. Warga berkumpul di Boulevard Riyadh yang disulap menjadi tempat penyelenggaran “Pekan Menyeramkan/Scary Event.” Mereka memakai berbagai kostum sesuai tema acara yang berlangsung pada Kamis dan Jumat.

Mengenai kostum khas, salah seorang warga bernama Abdulrahman, datang dengan kostum makhluk mitologi Amerika Utara, Wendigo. Abdulrahman baru pertama kalinya merayakan Halloween di negaranya (ArabNews, 30/10/2022).

Sihir Liberalisme di balik Perayaan Halloween menuai hasil. Warga Arab Saudi berlomba hadir dengan kostum yang telah ditentukan.
Miris, melihat negeri yang mayoritas muslim dan magnet kaum muslim seluruh dunia, kini berada dalam pengaruh sihir liberlisme. Bill human of right menggiring warga Arab keluar rumah untuk menghadiri perayaan ini.

Negara mayoritas muslim, kini menanggalkan aturan Islam secara terang-terangan. Terlebih, okulasi pemikiran Barat kian subur dan menyebar ke suluruh jiwa warga
Arab Saudi. Betapa tidak, sihir liberalisme perlahan tapi pasti menjadikan Arab Saudi budak gaya hidup bebas yang diusung Barat.

Tentu saja sudah jamak diketahui bahwa Perayaan Halloween bukanlah berasal dari budaya Islam, melainkan budaya Barat. Riyadh yang menjadi Ibu Kota Negara Arab Saudi menjadi pusat perayaan itu. Artinya, pemangku kebijakan Negara Arab dan warganya merestui perayaan yang telah terselenggara.

Wajar saja perayaan ini terjadi di negeri muslim. Sebab, apa yang diemban oleh Arab Saudi dan negeri muslim lainnya bukan syariat Islam secara kafah, melainkan ideologi kapitalisme dengan akidah sekularisme, yakni memisahkan agama dari kehidupan. Jadi, agama dipandang hanya boleh mengatur urusan ibadah ritual atau di dua tanah Haram saja.

Perayaan Halloween di jantung Arab Saudi itu mengindikasikan sebuah pelecehan terhadap Islam. Di sana ada kiblat kaum muslim seluruh dunia, tetapi gaya hidup bebas diemban begitu saja. Perayaan ini tentu saja mencambuk dan melukai hati kaum muslim, menodai negeri yang diberkahi. Ideologi kapitalisme dengan sihir liberalisme berhasil menjauhkan kaum muslim dari ajaran Islam.

Terdikotominya syariat Islam dari segela aspek kehidupan menjadikan Arab Saudi sama dengan negara-negara Barat. Perayaan Halloween tentu juga menyeret para generasi muda dalam gaya hidup Barat ini. Bukan tidak mungkin, loss generation dengan tanda lemahnya berpikir generasi muda akan panen raya secara berkala. Naudzubillah.

Dampak buruk Perayaan Halloween tentu akan terus mengiringi kedangkalan berpikir pemuda dan mendangkalkan akidah mereka. Sikap kompromi terhadap syariat Islam akan melekat dalam diri generasi muslim di sana dan generasi muslim seluruh dunia. Sebab, Arab Saudi saja telah menggelar perayaan yang bukan dari Islam, apalagi negeri lain yang tak ada Haramain. Perayaan ini bisa memicu sebuah klaim sepihak generasi muda untuk menanggalkan Islam.

Syariat Islam Penangkal Sihir Liberalisme dan Derivasi Kapitalisme Lainnya

Islam jelas melarang adanya kebebasan, apalagi kebablasan. Aturan Islam sifatnya mengikat kaum muslim, termasuk generasi muda. Islam jelas mengatur pergaulan dan interaksi laki-laki dan perempuan. Islam juga menjaga akidah umat, termasuk generasi muslim, dalam bingkai negara. Tak akan ada celah sedikit pun bagi perayaan atau event yang bisa menggerus akidah generasi muslim.

Perayaan Halloween tak akan memiliki celah sedikit pun, akan dilarang secara mutlak. Sebab, konten dari perayaan ini melambangkan keberasaan para iblis dan pasukannya. Dalam syariat Islam, main-main dan iseng saja ada aturan mainnya, apalagi yang menjerumuskan pada kesyirikan, tentu dilarang keras.

Islam memandang, bahwasanya ikut serta dalam perayaan sekelompok umat, apalagi bertentangan dengan Islam, sama dengan meniru kebiasaan mereka. Hal itu ditegaskan oleh Baginda Nabi Muhammad saw. dalam sabdanya:

من تشبه بقوم فهو منهم

“Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud)

Syariat Islam menangkal sihir kapitalisme liberalisme dengan menjaga suasana keimanan. Tatsqif atau pembinaan generasi di sekolah akan terus diberikan dan dikontrol. Kurikulum akidah Islam juga akan ditegakkan tanpa kompromi. Begitu pun suasana keimanan di tengah masyarakat, negara akan menjaganya sedemikian rupa agar sihir liberalisme tak mampu menembus satu pun kepala dan menodai ajaran Islam yang mulia.

Islam menetapkan dua hari raya bagi seluruh umat Islam, termasuk generasi muda. Negara akan memeriahkan dua hari raya ini. Sebab, dua hari raya ini bahkan dianjurkan untuk dirayakan dengan ketundukan dan ketaatan totalitas pada Allah dan Rasul-Nya. Sabda Rasulullah saw.:

قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر

“Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i)

Oleh karena itu, sudah seharusnya kaum muslim, terutama generasi muda mawas diri akan sihir liberalisme. Saatnya, generasi muda memahami fitrahnya sebagai generasi yang memiliki potensi kekuatan di antara dua kelamahannya, yakni masa anak-anak dan masa tuanya. Jangan sampai kekuatan yang dimiliki di masa muda terbuang sia-sia. Saatnya, generasi muda turun gelanggang untuk berjuang melanjutkan kembali kehidupan Islam.

Wallahu a’lam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi