Saweran: Pelecehan dan Desakralisasi Al-Qur’an

Oleh. Lilik Yani

Miris! Kemuliaan Al-Qur’an dilecehkan. Saweran yang biasanya identik dengan konser dangdut, kini pindah haluan. Ketika Kalamullah dibacakan oleh qoriah di acara maulid Nabi, terjadilah saweran. Adakah niat melecehkan atau karena tidak paham? Apakah Al-Qur’an sudah tidak dianggap sakral lagi?

Sungguh memprihatinkan ketika umat tidak paham lagi posisi Al-Qur’an. Bukankah Kalamullah itu harus dijunjung tinggi? Memegang kitabnya dengan berwudlu dulu. Yang membacakan dalam kondisi suci. Berada di tempat yang suci pula. Setiap diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an harus diam memperhatikan agar kita mendapatkan rahmat dari Allah dan hikmah dari kandungan Al-Qur’an.

Apa yang terjadi sekarang? Banyak sekali dalam kajian-kajian umum. Ketika qari atau qariah melantunkan indahnya ayat-ayat suci Al-Qur’an, justru peserta sibuk ngobrol sendiri. Lupa kalau ada ayat Al-Qur’an untuk didengarkan dengan khusyuk agar meraih keberkahan. Kini, ada lagi kejadian saweran yang diberikan pengunjung pada saat qariah melantunkan Kalamullah tersebut.

Dilansir dari CNN Indonesia, Qariah Nadia Hawasyi mengaku langsung menegur panitia usai disawer saat membacakan ayat suci Al-Qur’an di sebuah acara di Pandeglang, Banten. Nadia tidak terima diperlakukan seperti itu.

“Setelah saya turun panggung baru saya tegur panitianya,” kata Nadia, Kamis (5/1). CNNIndonesia.com telah diizinkan mengutip pernyataan tersebut.

Adab Ketika Al-Qur’an Dibacakan

Allah Taala berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al-A’raf: 204)

Pada ayat di atas, Allah memerintahkan kita untuk mendengarkan penuh perhatian ketika ayat-ayat Al Qur’an dibacakan. Diam sambil memperhatikan aturan bacaannya dengan khusyuk agar mendapat Rahmat dari Allah Swt.

Sungguh, memprihatinkan ketika tahu bahwa ada umat Islam yang melakukan saweran dengan sejumlah uang ketika Qariah membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Hal itu dianggap bercanda dan membuat orang-orang yang menyaksikan tertawa bahagia. Di mana adab memuliakan Al-Qur’an? Apakah itu pertanda desakralisasi Al-Qur’an?

Apakah mereka tidak tahu betapa banyak kebaikan yang akan didapatkan ketika mendengarkan sungguh-sungguh bacaan Al Qur’an? Hati menjadi tenang karena mendengar lantunan ayat-ayat suci Kalamullah. Jika menyimak maknanya, maka semakin mendapat pemahaman isi Al-Qur’an.

Ada pesan cinta apa yang ingin Allah sampaikan pada hamba-Nya. Bahkan, kita akan mendapatkan hikmah dari menyimak Al-Qur’an. Bisa jadi solusi masalah yang kita cari Allah hadirkan lewat kita mendengarkan dengan khusyuk bacaan kitab mulia itu. Rasulullah saw. bersabda:

“Barang siapa mendengarkan (dengan sungguh-sungguh) ayat dari Al-Qur’an, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda; dan barang siapa membacanya adalah baginya cahaya pada hari Kiamat.” (HR Bukhari dan Ahmad)

Jika yang mendengarkan saja banyak mendapat kebaikan yang berlipat ganda, bagaimana dengan yang membacanya? Dalam hadits tersebut disebutkan barangsiapa yang membacanya maka baginya cahaya pada hari kiamat. MasyaAllah. Apakah karunia berlipat itu hanya ditukar dengan gulungan uang kertas yang bahannya saja sangat tidak berharga?

Begitu rendahnya jika hal tersebut terjadi. Itu sebuah pelecehan yang harus dibasmi. Ayat Al-Qur’an tak bisa diperjualbelikan. Jangankan berupa saweran yang tak terhormat. Diberikan secara hormat dalam amplop pun jika berupa tarif yang ditentukan juga tidak diperbolehkan. Jika ingin memberikan hadiah untuk para qari atau qariah, hamilul Qur’an maka berikan secara terhormat. Bukan maksud jual beli ayat Al-Qur’an. Namun untuk memuliakan Al-Qur’an. Demi dakwah berjalan lancar dan terus berjalan istikamah. Demi dakwah bisa tersebar ke seluruh alam.

Ada beberapa adab yang harus dilakukan oleh setiap muslim ketika mendengarkan bacaan ayat suci Al-Qur’an. Pertama, wajib mendengarkan dengan sikap tenang ketika dibacakan Al-Qur’an baik di dalam salat maupun di luar salat. Kedua, wajib memperhatikan ayat-ayat yang dibacakan dengan sungguh-sungguh agar mendapat rahmat dari Allah Taala.

Jika kedua hal ini dilakukan, insyaallah akan semakin menambah keimanan kepada Allah Taala. Lantas, mengapa bisa ada orang yang memberikan saweran uang pada saat seseorang membacakan ayat suci Al-Qur’an? Perilaku tersebut jauh sekali dari apa yang diperintahkan Allah Taala dan diajarkan Rasulullah saw.

Peran Pemimpin Islam Menjaga Kesakralan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang harus dibaca, ditadabburi, dipahami, diamalkan, diajarkan juga diterapkan dalam seluruh aktivitas manusia. Al-Qur’an berisikan perintah, larangan, kisah-kisah teladan para nabi dan rasul, juga orang-orang saleh. Hendaknya ketika dibacakan Al-Qur’an, kita semakin taat, takut berbuat maksiat, tidak mau menjadi pengkhianat Allah dan Rasul-Nya.

Namun, yang terjadi kini, ada dari kalangan umat Islam yang menjadikannya ajang memberikan saweran uang. Berbeda sekali sikap yang ditunjukkan mereka, tidak seperti yang terjadi pada Rasulullah dan para sahabat.

Begitu penting mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan negara dengan ,harapan isi Al-Qur’an bisa diterapkan dengan seluruh sendi kehidupan. Begitu pula ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an, kaum muslim akan mendapat rahmat dan beberapa kebaikan.

Posisikan Islam sebagai aturan yang harus diterapkan di seluruh sendi kehidupan. Maka Kalamullah yang berisi pesan cinta dari Allah harus dijaga dengan adab yang baik, santun, dan amanah. Posisikan Al-Qur’an sebagai ayat suci yang sakral tapi tetap istikamah dibaca umat setiap saat karena Allah semata.

Wallahu a’lam bish shawwab

Surabaya, 11 Januari 2023

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi