Refleksi Hari Guru

Oleh. Puji Yuli

Tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru. Tentunya di sekolah-sekolah itu akan mengadakan upacara ataupun apel dalam merayakan peringatan hari guru. Biasanya dalam peringatan hari guru, para siswa akan melakukan salam-salaman untuk menyampaikan terimakasih kepada bapak maupun ibu guru. Ini dilakukan sebagai rasa terimakasih mereka kepada para guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan juga pendidikan karakter kepada siswa.

Tetapi, kita turut prihatin atas fakta yang dialami oleh guru yang dituntut sebesar Rp50.000.000,00 pada saat memerintahkan muridnya untuk sholat. Terlebih lagi adanya fakta seorang guru dibacok sama siswanya karena tidak terima ditegur untuk memakai sepatu saat proses pembelajaran di kelas.

Sederetan fakta ini menunjukkan bahwa guru menghadapi tantangan serius dalam mendidik generasi penerus bangsa. Apalagi adanya sarana teknologi yang diharapkan memudahkan kehidupan manusia, justru tak jarang bisa memberikan pengaruh negatif terkait etika maupun moral peserta didik. Di mana, saat ini kita jumpai kurangnya etika maupun moral peserta didik untuk menghormati para guru yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada mereka.

Inilah yang seharusnya menjadi refleksi dalam peringatan hari guru saat ini. Mengapa murid yang seharusnya belajar serius, hormat pada guru, justru berperilaku sadis, minim adab, bahkan terlibat tawuran, kriminalitas, seks bebas maupun narkoba? Pertanyaan ini butuh jawaban untuk bisa menjadi solusi dalam permasalahan pendidikan karakter peserta didik. Sehingga harapannya guru bisa menjadi teladan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran atas ilmu agama, ilmu pengetahuan, karakter maupun moral. Selain itu, guru merupakan profesi mulia yang bisa mewujudkan generasi muslimin beriman, bertakwa dan berprestasi.

Oleh karena itu, kita bisa melihat bagaimana Islam yang memiliki aturan tentang pendidikan berkualitas. Yaitu pendidikan yang berlandaskan pada akidah Islam dalam membentuk kepribadian Islam maupun generasi yang berakhlakul karimah. Sehingga bisa mewujudkan peserta didik yang menghormati gurunya agar bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat. Selain itu, pendidikan Islam bisa diwujudkan dengan adanya keterpaduan tiga pilar yaitu keluarga, masyarakat dan negara yang menjamin keberhasilan membentuk generasi berkualitas dan berakhlakul karimah.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi