Oleh. Ratna Dewi Putika Sari, S.Pd.
(Aktivis Muslimah, Ibu Peduli Keluarga dan Generasi)
Indonesia masuk dalam 100 negara paling miskin di dunia. Hal ini diukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita. Mengutip World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020. Sementara, mengutip gfmag.com, Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022. Hal ini diukur dengan produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) dan purchasing power parity (PPP) atau keseimbangan kemampuan berbelanja. Tercatat, angka PDB dan PPP RI sebesar US$14.535.
Batas garis kemiskinan Bank Dunia tersebut tentu berbeda dengan yang menjadi acuan Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam basis perhitungan terbaru, Bank Dunia menaikkan garis kemiskinan ekstrem dari US$1,9 menjadi US$2,15 per kapita per hari. Dengan asumsi kurs Rp15.216,00 per dolar AS, maka garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia adalah Rp32.812,00 per kapita per hari atau Rp984.360,00 per kapita per bulan. Sementara garis kemiskinan yang digunakan BPS pada Maret 2022 tercatat Rp505.469,00 per kapita per bulan dengan komposisi GKM sebesar Rp374.455,00 (74,08 persen) dan GKNM sebesar Rp131.014,00 (25,92 persen). (cnnindonesia.com, 30/09/2022).
Berdasarkan batas garis kemiskinan diatas, BPS melansir data bahwa jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang. Artinya, jika menggunakan batas kemiskinan Bank Dunia, lebih banyak lagi rakyat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Sungguh memilukan!
Namun, di sisi lain ketika belum lama ini, Range Rover resmi meluncur di Indonesia dan harganya dibanderol mulai Rp5,9 miliar dengan status off the road. Meski mahal dan baru diluncurkan, namun stok yang tersedia di Tanah Air sudah nyaris habis. Range Rover baru masuk ke Indonesia melalui PT JLM Auto Indonesia. Kendaraan tersebut rupanya berstatus limited dan hanya tersedia 50 unit di dalam negeri hingga akhir tahun. Menurut Direktur Pemasaran PT JLM Auto Indonesia, Irvino, meski baru diluncurkan, konsumen sudah mulai memesannya jauh-jauh hari. Itulah mengapa, dia memastikan, separuh lebih dari stok yang tersedia kini sudah sold alias terjual ke konsumen. Irvino memastikan, Range Rover baru sudah dinanti-nantikan konsumen sejak lama, bahkan jauh sebelum diluncurkan. Bukan hanya itu, menariknya, tak sedikit dari mereka yang telah melakukan pemesanan sebelum melihat, menyentuh, apalagi menjajal unitnya secara langsung (detik.com, 27/09/2022).
Ketimpangan ekonomi terpampang nyata. Hal ini lumrah terjadi dalam sistem sekuler kapitalisme yang menjunjung tinggi kebebasan, salah satunya kebebasan kepemilikan. Konsep kebebasan ini meniscayakan orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Mereka yang kuat dan memiliki banyak modal akan memiliki akses yang lebih kuat dan cepat untuk mengumpulkan kekayaan, apapun caranya. Distribusi kekayaan pun tidak merata.
Sistem kapitalisme menciptakan jurang pemisah yang sangat jauh dan dalam antara si kaya dan si miskin. Tak jarang karena sikap individualisme yang semakin menguat menjadikan matinya naluri kemanusiaan orang-orang kaya terhadap kemiskinan di sekitar mereka. Tidak sedikit yang berpandanagan bahwa orang miskin karena mereka bodoh dan malas. Padahal faktanya, kemiskinan adalah buah sistem kapitalisme yang sudah rusak dari akarnya. Dalam sistem ini juga rawan sekali ancaman resesi yang efeknya menjadikan ekonomi rakyat makin sulit dengan pungutan pajak tinggi hingga kenaikan harga yang mengerek naiknya angka kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.
Kemiskinan yang meluas hanya terjadi dalam sistem kapitalisme. Sementara, dalam sistem Islam, masalah kemiskinan sangat minim terjadi. Jika ada, cenderung menimpa individu rakyat saja, tidak sampai menjadikan sebuah negara bisa bangkrut dan bergantung pada belas kasih negara lain melalui mekanisme utang berikut bunganya yang menjerat. Jika kapitalisme memproduksi dan melanggengkan kemiskinan, maka Islam secara nyata mampu mengatasinya.
Islam membagi kepemilikan menjadi yakni kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Individu tidak diperkenankan menguasai kepemilikan umum sehingga sumber kekayaan alam yang memang dibutuhkan oleh masyarakat tetap bisa dirasakan manfaatnya oleh semua. Hal ini berkebalikan dengan sistem kapitalisme yang mengizinkan individu menguasai hajat hidup masyarakat untuk memperkaya diri. Sistem Islam akan mengoptimalkan segala potensi sumber daya alam di negeri-negeri Islam untuk menghidupi rakyatnya.
Sistem ekonomi Islam juga meniscayakan perputaran harta tidak akan beredar di kalangan orang kaya saja. Ada kewajiban mengeluarkan zakat pada harta yang dimilikinya sesuai ketentuan syariat. Islam membina masyarakat untuk menjadikan harta sebagai jalan ketaatan dan dimanfaatkan untuk kebaikan. Orang yang kaya menyadari sepenuhnya bahwa pada harta yang diberikan Allah padanya ada hak orang yang membutuhkan. Islam juga mendorong mereka yang memiliki kelapangan rizqi untuk memberikan infaq, shadaqah, hibah, dan wakaf atas dorongan keimanan.
Jika sistem kapitalisme melahirkan orang-orang kaya yang sibuk memperkaya diri dan hidup bermewah-mewah. Islam justru memunculkan sosok-sosok seperti Abu Bakar ash Shiddiq ra yang menginfaqkan seluruh hartanya untuk kepentingan agama Allah. Atau seperti Utsman bin Affan ra yang rela membayar mahal sumur milik Yahudi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat Madinah. Islam menjadikan si kaya dan si miskin bisa hidup berdampingan, bukan terus-menerus terjebak dalam kesenjangan tak berkesudahan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS Az-Zukhruf ayat 32).
Wallahu a’lam bish shawab.