Muhammad Ayyubi ( Direktur Mufakkirun Siyasiyyun Community )
Jika tidak ada lagi rasa malu maka tidak ada lagi yang menjadi penghalang atas perbuatan buruk. Rasa malu ibarat rem pada sebuah kendaraan. Pantaslah jika Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah haditsnya
إذا لم تستحي ، فاصنع ما شئت. رواه البخاري .
Jika kamu tidak malu maka kerjakanlah apa saja sekehendakmu ( HR. Bukhari )
Rasa malu inilah yang hari ini hilang pada mayoritas pejabat di negeri ini. Bagaimana tidak ? Dengan segala kegagalan yang mereka lakukan yang berujung kerusakan baik di sektor ekonomi, politik, sosial dan lingkungan mereka masih saja tetap keukueh memimpin negeri ini.
Tanpa rasa malu lagi mereka masih menggunakan cara berikut sistem yang telah gagal menyejahterakan rakyat ini. Senyum mereka diatas penderitaan rakyat seolah menjadi simbol kebebalan mereka.
Semua pelanggaran yang tampak nyata maupun yang tersembunyi tidak mampu lagi mencegah mereka untuk berhenti dari kedzaliman.
Telah nyata kebenaran hadits Rasulullah tersebut di atas, maka apa yang akan menghentikan kezaliman mereka?
Ketika faktor internal tidak mampu mencegahnya dari kezaliman. Ada dua hal dari faktor eksternal yang akan menghentikan kejahatan mereka yakni pertama, kekuatan rakyat dan kematian.
Setiap orang akan mati, tidak peduli jahat atau baik. Semua ada akhirnya. Apabila kehidupannya dipenuhi dengan kejahatan maka kematian akan menghentikannya selamanya. Kematian menjadi satu satunya faktor eksternal yang otoritas tunggalnya ada pada Allah SWT.
Sementara faktor eksternal berikutnya adalah Kekuatan rakyat. Kekuatan rakyat yang dimaksud adalah bersatunya opini umum akan kerusakan sistem kepitalisme ini. Kesadaran politik yang menggumpal dalam diri rakyat akan menjadi pendorong yang akan menumbangkan rezim buruk ini.
Kesadaran politik ini harus disertai adanya pemahaman atas alternatif sistem yang akan menggantikan kapitalisme. Tanpa itu semuanya akan berulang dari awal. Kerusuhan revolusi tetapi akan kembali lagi pada kapitalisme wajah baru. Sebagaimana yang terjadi pada reformasi 1998.
Dan alternatif sistem tersebut hanya ada pada Islam. Karena dia lah satu satunya sistem yang memuaskan akal, sesuai dengan fitrah manusia dan menentramkan hati.
Secara normatif Islam adalah sistem yang berasal dari wahyu Allah yang maha Benar. Secara historis sistem Islam ini telah menyejahterakan hampir 2/3 wilayah dunia dari Spanyol hingga Nusantara selama 1300 tahun.
Secara empiris kita bisa melihat bahwa tanpa penerapan sistem kapitalisme telah membuat kesenjangan antara Si Kaya dan Si Miskin semakin menganga, kejahatan merajalela, kezaliman di mana mana dan kekerasan menjadi sarana memaksakan kehendak penguasa.
Tidak ada kebaikan sedikitpun yang bisa didapatkan dari sistem kapitalisme ini baik di dunia apalagi di akhirat. []