Prihatin Tragedi Halloween, Abaikan Karakter Generasi?

Oleh. Ummu Kembar (Komunitas Menulis Setajam Pena)

Sebanyak 149 orang dikabarkan tewas akibat kerumunan masa di pesta Halloween di distrik Itaewon, Korea Selatan. Pengunjung yang merayakan Halloween membludak, setelah lebih dari 2 tahun terkendala pandemi covid-19. Ada lebih dari 100 ribu orang mendatangi pesta Halloween tersebut. Itulah yang membuat massa berdesakan, terinjak-injak, hingga mengakibatkan ratusan orang meninggal dalam tragedi tersebut.

Belasungkawa pun berdatangan dari berbagai negara dan para pemimpin atas tragedi tersebut. Termasuk, ucapan prihatin dan belasungkawa dari presiden Indonesia Joko Widodo melalui akun twiternya, “Indonesia bersama rakyat Korea Selatan sangat berduka dan berharap korban yang terluka bisa segera pulih” (Kompas.com, 30/10/ 2022).

Tragedi Halloween di Korea Selatan jelas membuat kita prihatin, namun di sisi lain kita juga harusnya prihatin dengan kepedulian penguasa yang rasanya lebih besar ke rakyat negara lain dibandingkan terhadap rakyat sendiri. Misalnya pada tragedi Kanjuruhan yang juga memakan korban meninggal dalam jumlah yang besar. Tidak ada pernyataan “Pemerintah bersama korban Kanjuruhan.” Sungguh, miris.

Yang lebih memprihatinkan lagi, yaitu adanya pembiaran perayaan Halloween di Indonesia. Padahal, Perayaan Halloween adalah budaya asing yang tidak sesuai budaya Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan tidak memberi manfaat terhadap pembangunan karakter pemuda masa depan.

Sebagai seorang mukmin, kita dilarang keras untuk ikut-ikutan merayakan perayaan tersebut. Jika perayaan Halloween diizinkan dan diselenggarakan di negara kita, maka ini akan semakin menambah kesulitan untuk pembinaan karakter pemuda. Padahal, semestinya dari pemuda inilah nanti yang akan membangun peradaban masa depan. Perayaan Halloween adalah suatu perayaan yang memamerkan gaya hidup Barat yang liberal, sekuler, hedonisme, hura-hura, setelah itu bisa melahirkan tawuran dan sebagainya.

Hal ini menunjukkan potret penguasa terkesan abai dari proses pembinaan karakter pemuda. Membiarkan budaya Barat mencengkeram anak negeri. Padahal, pemuda yang akan membangun peradaban bangsa pada masa yang akan datang.

Sungguh, berbeda dengan pengaturan negara dalam Islam. Islam adalah agama yang sempurna dan paripurana yang akan mengatur seluruh urusan terkecil sampai urusan yang besar sekalipun. Urusan makan hingga negara pun ada aturannya.

Dalam Islam, penguasa juga memiliki tanggung jawab atas pembentukan kepribadian generasi melalui berbagai mekanisme, baik dalam pendidikan maupun di luar pendidikan. Dalam aspek pendidikan yang diterapkan oleh Islam adalah bukan hanya persoalan yang berkaitan dengan kurikulum, akreditasi sekolah, metode pengajaran, dan bahan-bahan ajarnya, tetapi juga mengupayakan agar pendidikan dapat diperoleh rakyat secara mudah dan murah.

Di luar pendidikan, Islam juga sangat menjaga betul pergaulan anak-anak juga asupan informasi kepada mereka. Mulai dari tontonan, budaya hedonisme, pornografi, pornoaksi, dan sebagainya. Tentu hal itu akan merusak para generasi peradaban masa depan. Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Sebagai “junnah” negara harusnya mendukung segala bentuk kebaikan bagi terbentuknya karakter yang baik bagi setiap generasi dan menjauhkan generasi dari apapun segala sesuatu yang dapat merusak karakter anak bangsa. Sehingga perayaan Halloween ini harus ditolak bahkan ditiadakan.

Wallahu a’lam bishshawab.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi