Oleh. Dhevyna Wahyu Tri Wardani
(Kontributor MazayaPost.com)
Dilansir dari Tempo.co (17/11/2024), hujan es disertai angin kencang yang merusak sekitar 50 rumah warga serta menyebabkan puluhan pohon tumbang melanda kota Solo, Jawa Tenggah, Pada Sabtu 16 November 2024. Kini, banyak bencana alam terjadi bahkan iklim yang berubah-ubah, bumi yang seakan panas dan sesak. Apakah semua hal ini hanya sekadar qadha Allah semata? Bumi yang makin hari makin tua ini seakan makin memperlihatkan bahwa dirinya kini sudah lelah.
Bencana alam memanglah sudah menjadi ketetapan Allah. Namun, pantaskah kita menyadari bencana alam tanpa merenunginya? Sangat rugi apabila kita hanya sekadar mengetahuinya bahkan apatis terhadap apa yang terjadi dengan alam kita. Allah berfirman,
و تصريف الريح و السحاب المسخّربين السماء و الأرض لآيت لقوم يعقلون
“Dan dia (Allah) terbarkan di dalamnya bermacam macam bintang dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi (semua itu) sungguh merupakan tanda tanda (kebesaran Allah) bagi orang orang yang mengerti.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Banyak bencana di bumi kita ini merupakan tanda-tanda bahwa memang planet rumah tempat tinggal kita kini tidak baik baik saja. Apabila kita renungi banyak sekali kerusakan hingga kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi kita ini. Bukan hanya karena perbuatan beberapa orang saja yang mungkin membuang sampah sembarangan atau membakar sampah saja. Namun, ada hal yang dilakukan yang memberikan dampak lebih besar seperti industrialisasi yang makin pesat ini hingga dapat mengubah iklim menjadi tidak normal lagi.
Dapat dibandingkan pengaruh pembakaran sampah rumah tangga yang tak seberapa dengan asap pabrik industri yang menyebabkan polusi. Namun, solusi yang diberikan pemerintah hanyalah sosialisasi mengenai dilarangnya buang sampah sembaragan atau pembakaran sampah tanpa mempermasalahkan pabrik-pabrik industri tadi.
Contoh lain yang nyata dilakukan negara kita yakni dalam proses pembangunan IKN yang dilakukan di Kalimantan. Bukankah hal tersebut lebih merusak ekosistem lingkungan. Pasalnya, mereka rela menebang beratus-ratus hektar hutan yang dialihfungsikan menjadi ibu kota. Namun, negara seakan abai terhadap keadaan alamnya apabila di sana terdapat keuntungan maka segala cara akan diterabas. Allah sudah memberikan karunia dan nikmatnya bagi manusia, tetapi manusia dengan sifat tamaknya malah dengan mudah merusaknya. Seperti pada firman-Nya,
ظهر الفسا د في ابرّوالبهربما كسبت أيدى النّاس
“Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (QS. Ar-Rum: 41)
Maka, ini adalah tugas bagi kita untuk menyadarkan masyarakat bahwasanya bumi kita sedang tak baik-baik saja, selain iklimnya bumi kita butuh adanya naungan negara yang mampu mengatur dan menuntun rakyat agar tidak melakukan kerusakan dan kemaksiatan di bumi. Untuk menciptakan ketenangan dengan menjalankan syariat Allah, kita butuh sistem yang mampu menjadi rahmatan lil alamin. Di mana alam pun akan menerimanya. Wallahualam bisawab.