Perilaku Anak Makin Sadis

Oleh: Nur Aisyah, S.Pd.I.

Perilaku Anak Makin Sadis

Masih segar di ingatan, video viral tentang penganiayaan yang dilakukan oleh anak perwira polisi terhadap mahasiswa. Kini hal serupa kembali terjadi dan lebih mirisnya peristiwa tersebut dilakukan oleh siswa yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Peristiwa itu terjadi pada MH (9) merupakan seorang bocah sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal dunia di rumah sakit pada Sabtu (20/5) pagi, diduga akibat dikeroyok teman dan kakak kelasnya (CNN Indonesia, 22/05/ 2023).

Kakek korban mangatakan, cucunya meninggal pada Sabtu (20/05/23) setelah mendapatkan perawatan medis dirumah sakit selama tiga hari.
hasil visum, korban mengalami luka pecah pembuluh dara, dada retak, dan tulang punggung retak.
Rupanya kasus bullying makin marak bahkan disekolah dasar, makin sadis dan bengis. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa anak sekolah dasar melakukan tindak kekerasan yang begitu sadis? Apalagi kekerasan tersebut dilakukan dilingkungan sekolah. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kekerasan tersebut terjadi, di antaranya: pertama, kurikulum pendidikan, kurikulum saat ini fokus mengejar pada pencapaian akademis, nilai agama tidak lagi di utamakan.

Kedua, pola asuh keluarga, keluarga adalah madrasah pertama bagi anak yang mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian yang baik. Sayangnya, banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan agama dari keluarga. Ibu yang seharusnya menjadi kepala rumah tangga menjaga dan mendidik anak-anaknya nyatanya sekarang banyak yang ikut terjun ke dunia kerja karena tuntutan ekonomi. Anak kurang pengawasan Sehingga tumbuh menjadi anak yang antisosial, tempramen, minim empati dan simpati.
Tontonan, akses internet yang bebas tanpa batas tersedia banyak tayangan yang tak layak anak, usia sekolah dasar belum bisa membedakan benar dan salah, jika tontonan masuk ke benak anak maka bisa menjadi contoh yang buruk. Menganggap bahwa kekerasan adalah hal yang biasa dilakukan.

Kekerasan semacam ini tidak akan terjadi jika keimanan kepada Allah menjadi landasan dalam melakukan semua perbuatan. Ketika iman seseorang kuat maka ia akan senantiasa terjaga dari perbuatan keji dan mungkar karena ia merasa bahwa setiap apa yang dilakukannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.

Selain meningkatkan keimanan individu, juga diperlukan kontrol dari negara. Negara memiliki peranan untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif. Negara melarang kebiasaan yang bertentangan dengan Islam. Ketika amar maruf nahi mungkar selalu ditegakkan maka akan menjadikan pembiasaan yang baik dilingkungan masyarakat. Dan hal itu bisa menjaga generasi dari berbagai kemaksiatan.

 

 

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi