Peranan Ayah dalam Islam, Tingkatkan Kualitas Generasi Peradaban

Yani,
Bogor

Rencana pemerintah untuk memberikan hak cuti ayah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), dinilai setengah-setengah dan tidak adil secara menyeluruh. Pasalnya, pemerintah seolah-olah menjadikan ASN sebagai anak emas, tanpa memikirkan nasib pekerja di sektor swasta. Pemerintah perlu mengambil kebijakan yang berkeadilan dan menyeluruh. Yang dapat dirasakan oleh pekerja di semua sektor, baik swasta maupun negeri. Di samping itu perlu dipastikan perihal gaji atau upah, sebab akan percuma jika mereka mendapatkan cuti tanpa digaji. Pemerintah cenderung memperlakukan ASN sebagai anak emas. Bukan kali ini saja, baru-baru ini pemerintah menaikan gaji ASN sebesar 8 persen, sedangkan buruh rata-rata hanya 3 persen.

Menurut mantan kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas, cuti mendampingi istri melahirkan itu menjadi hak ASN pria yang diatur dan dijamin negara. Cuti ayah diharapkan bisa dorong peningkatan kualitas SDM. Dengan adanya pemberian hak cuti itu, diharapkan kualitas proses kelahiran anak bisa berjalan baik, apalagi fase itu penting untuk menyiapkan sumber daya manusia terbaik penerus bangsa (IDNTimes, 13/3/2024).

Sejatinya, kualitas generasi dipengaruhi banyak faktor yang mengiringi perjalanan hidup seorang anak. Oleh karena itu, pembentukkan generasi yang berkualitas membutuhkan supporting system yang kuat dan berkualitas sepanjang hidup anak, termasuk ayah yang berkualitas. Ada banyak hal mendasar yang berpengaruh terhadap kualitas generasi, salah satu nya cuti ayah memang dibutuhkan. Namun, bukanlah solusi mendasar yang menyentuh akar permasalahan. Karena ayah juga menjadi korban sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini, sehingga belum bisa menjadi ayah yang berkualitas. Saat ini tampak nyata bagaimana cara negara menyelesaikan persoalan yang ada di tengah umat. Maka, wajar jika permasalahan tidak dapat terselesaikan secara tuntas.

Dalam Islam, ayah memiliki serangkaian kewajiban yang penting terhadap keluarga. Salah satunya adalah memberi nafkah kepada keluarga termasuk istri dan anaknya. Ayah harus memastikan bahwa rizki yang diperolehnya ini halal. Bekerja dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, berdo’a dan menghidupi keluarga atas rida Allah. Selain itu, ayah berkewajiban memberikan perlindungan fisik, emosional, spiritual, serta mencakup menjaga keamanan dan kesejahteraan keluarga dari berbagai bahaya dan ancaman. Ayah harus memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan emosional, menciptakan ikatan yang kuat antara anggota keluarga. Ayah berkewajiban mendidik anak-anaknya agar jadi manusia yang saleh, bertakwa dan berguna bagi bangsa. Oleh karenanya, ayah memiliki peran sebagai sosok pemimpin, ini juga berperan penting dalam menegakkan visi keluarga muslim. Sehingga suasana rumah menjadi aman, tenteram, dan juga menjadi tempat terbaik untuk saling mengasihi.

Dalam Islam, kedudukan ayah sangatlah penting sebagai kepala keluarga yang memimpin seluruh anggota keluarga. Islam menjadikan kualitas generasi tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua, ayah, dan ibu. Namun, juga harus disertai supporting sistem termasuk peran masyarakat dan negara dengan segala kebijakannya dalam berbagai bidang. Hanya dengan menerapkan kembali sistem Islam kaffah, mampu meniscayakan terbentuknya generasi berkualitas, beriman, bertakwa dan berjiwa pemimpin. Wallahu a’lam bishshawab.

 

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi