Peran Gen Z dalam Penegakan Islam Kaffah

Oleh. Asma Sulistiawati (Pegiat Literasi)

Generasi Z (Gen Z) merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Mereka termasuk generasi termuda kedua sebelum generasi Alpha dan setelah generasi millennial. Yang mana tahun 2024 ini mereka telah berusia 12- 40 tahun. Usia 30 tahun ke atas merupakan usia yang harusnya telah matang dalam segala hal. Tetapi fakta yang terjadi, Gen Z pada sistem kapitalisme sekuler masih banyak yang belum matang dari sisi mental. Inilah buah dari pemisahan agama dari kehidupan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024, mencatat populasi remaja dan dewasa muda yang signifikan 22,12 juta jiwa berusia 15-19 tahun dan 22,28 juta jiwa berusia 20-24 tahun, angka yang menunjukkan besarnya potensi sekaligus tantangan yang dihadapi bangsa. Hasil survey Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survey kesehatan mental nasional pertama untuk remaja 10-17 tahun menunjukkan 1 dari 3 remaja di Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental, setara dengan 15,5 juta remaja.

Yang lebih mengkhawatirkan,1 dari 20 remaja (2,45 juta) terdiagnosis gangguan mental, dengan gangguan cemas (gabungan antara fobia social dan gangguan cemas menyeluruh) sebesar 3,7 persen diikuti oleh gangguan depresi mayor (1,0 persen), gangguan perilaku (0.9 persen), serta gangguan stress pasca trauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) masing-masing sebesar 0,5 persen. Tekanan akademik, perundungan siber, dan perubahan sosial budaya telah menciptakan lingkungan yang semakin menantang bagi kesehatan mental generasi muda.

WHO menekankan bahwa masa remaja merupakan periode krusial dalam pembentukan kebiasaan sosial dan emosional yang mendukung kesehatan mental. Kebiasaan ini mencakup pola tidur sehat, olahraga teratur, pengembangan keterampilan mengatasi masalah dan pengelolaan emosi. Lingkungan yang protektif dan suportif dalam keluarga, sekolah dan masyarakat luas sangat penting untuk perkembangan mental yang sehat (timesIndonesia.co.id, 17/10/2024).

Akar Masalah

Penerapan sistem Kapitalisme sekuler merupakan akar masalah terjadinya gangguan mental Gen Z. Bagaimana tidak, berbagai permasalahan silih berganti menimpa mereka, mulai dari uang perkuliahan yang terus meningkat hingga pengangguran. Saat perkuliahan, Gen Z dituntut untuk membiayai perkuliahan dengan biaya yang tinggi tetapi setelah kuliah, keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan dunia industri.

Di sisi lain, Gen Z hidup dalam cengkeraman FOMO, game online, judi online, serta YOLO, komersialisme dan hedonisme. Cengkeraman ini makin membuat Gen Z tanpa visi misi menjalani kehidupan serta cenderung cepat menyerah pada keadaan.

Gen Z yang lemah dan rapuh juga tidak terlepas dari kurikulum yang diterapkan pada sistem saat ini, yang mana kurikulum pendidikannya lebih memprioritaskan potensi Gen Z di bidang ekonomi tepatnya sebagai penghasil devisa negara. Sementara itu, gelar yang diterima hanya sebagai gelar tanpa diikuti dengan ketaatan. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya peran negara dalam pengawasan tayangan yang sesuai syariat, yang mana tayangan yang tidak sepantasnya tersebut dapat merusak mental Gen Z.

Solusi Islam

Dalam sistem Islam, Gen Z sebagai subjek dan objek pembangunan sekaligus pemilik masa depan telah diasah potensinya sejak dini, begitu pula ketaatannya. Tidak heran jika kemudian Gen Z menjadi generasi tangguh. Bagaimana tidak, mereka telah memiliki ilmu akidah dan syariat yang mumpuni serta telah dilatih untuk menjadi pengemban dakwah, tentunya dengan mengikuti metode dakwah Rasulullah saw.

Untuk diketahui, metode dakwah Rasulullah saw. yaitu metode dakwah pemikiran, mengingat bangkitnya seseorang karena pemikirannya. Rasulullah saw. menempa para sahabat dengan kajian-kajian politik Islam dalam bentuk kelompok-kelompok. Setelah ilmu para sahabat dinilai cukup, maka mereka diutus untuk mendakwahkan Islam ke wilayah sekitar.

Para sahabat merupakan orang-orang pilihan yang mumpuni keilmuan, pola pikir serta sikapnya. Dengan begitu, kelak mereka menjadi pemimpin yang amanah yang akan mewujudkan kesejahteraan. Semoga sistem Islam segera tegak kembali. Wallahualam.

Dibaca

Loading

Bagikan tulisan ini agar semakin bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terbaru

Konsultasi